Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecoplosan
Ayunda, melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.
"Untung Ayunda, gak dengar apa yang aku ucapkan bisa-bisa hancur rencanaku,". Gumam bu Sari.
"Aduh,gak malu yah bu-ibu. Dulu punya mantu baik tapi di sia-siakan sekarang mantan mantunya kaya malah di kejar-kejar lagi,". Ucap salah satu tetangga Ayunda,tengah memilih sayur bersama ibu-ibu yang lainnya.
"Benar bu, mungkin urat malunya udah putus.mana mau Ayunda, balikkan sama suaminya dulu sekarang udah kere nganggur lagi,". Sahut yang lainnya.
"Makanya bu,jadi mertua jangan manfaatkan menantu. Setiap orang juga punya kesabaran, sekarang Ayunda,udah sukses keluarga kalian pasti bukan sandingannya lagi,".
"Kalau Ayunda,dia mana tega sama orang apa lagi udah tua begitu bu,". Kekeh yang lain
"Diam kalian semua,ingat jika suatu hari nanti ayu,sudah menjadi menantuku lagi bakalan aku injak-injak harga diri kalian akan aku beli semua omongan kalian yang selalu mengurus masalah kami,". Geram bu Sari,pada yang lainnya.
"Hahahaha,ya ampun bu sari,gak usah mimpi disiang bolong deh. Mana mau Ayunda,rujuk kembali kepada anakmu,".
"Liat saja nanti,tadi saja Ayunda,sudah memaafkan kami sudah terbukti bukan kalau ada celah untuk rujuk kepada anakku,". Jawab bu sari.
"Gak udah keyakinan bu,takut sakit nantinya. Iya Ayunda,emang memaafkan kalian belum pasti dia mau rujuk atau tidak,". Bu Sumi, menyungging senyum kecilnya.
"Ck,awas kalian semua,". Karena tak mampu meladani mereka semua bu sari, langsung pergi.
"uuuuhh,gak tau malu,". Teriak ibu-ibu di sana.
Bahkan paman penjual sayur hanya diam tanpa bersuara karena dia juga takut dengan amukan para ibu-ibu. Apa lagi pelanggan setianya.
"ni ibu-ibu seram juga,". Gumamnya pelan.
"Aku yakin Ayunda,mana mau balikan sama Hendri,".
"Kalau Ayunda,mau. Bakalan aku ruqyah Ayu,".
"Setuju aku,". Sahut ibu-ibu yang lain.
*******
Sebelum pulang bekerja Ayunda, menghentikan motornya di sebuah restoran xx.
"Sekali-kali aku makan mahal,". Ujar Ayunda. Ia melenggang pergi menuju meja makan.
Cukup lama Ayunda, memilih menu namun akhirnya ia malah mesan nasi goreng dengan telor ceplok.
"Kalau begini ujung-ujungnya mending aku beli nasi goreng didepan jalan, harganya lebih murah dibandingkan di sini, rasanya lebih enak punya paman Oman,". Gerutu Ayunda.
Setelah selesai makan,saat menghidupkan motornya tapi tidak bisa hidup.
"Lah, kenapa lagi ni motor mogok segala. Apa aku ganti aja yah sama yang baru, kenapa harus sekarang mogoknya,".
Ayunda, langsung menendang motor metik yang sudah menua. "Aaaauu,auuu. Sial sakit sekali,". Dia merasakan kesakitan di kaki.
"Lucu,". Tiba-tiba suara pria di belakang Ayunda.
Ayunda, langsung menoleh. Astagfirullah, Zense.duh malu banget aku,batin Ayunda.
"Ehh, Tuan,pak Zense,". Kekehnya. Yang sudah salah tingkah
"mogok yah,". Zense, mendekati motor Ayunda.
"Biasa, mungkin sudah tua,". Kata Ayunda.
"Ayo,masuk kedalam mobil. Akan aku antar kamu kerumah. Hari juga mau gelap,".
Gimana yah,mau gak tapi Ponselku juga lowbat. "Boleh deh,".
"Ayo,".
Ayunda, menaiki mobil Zense,baru pertama kali ini dia di antar oleh seorang pria yang baru dikenalnya. Sesekali Ayunda,dan Zense saling melirik.
"nanti motor mu akan aku suruh untuk membereskannya,". Ujar Zense.
Astagfirullah,aku lupa dengan motorku. "Iya, makasih.nanti bakalan aku ganti berapa habisnya,".
"Yakin mau ganti,". Zense, menaikkan alisnya turun naik.
"Yakinlah,masa gak mau ganti kan keenakan akunya,". Jawab Ayunda.
"Belok kanan,lurus aja ada persimpangan empat. Nanti stop aja aku turun di situ,". Suruh Ayunda.
Tak berapa lama akhirnya sampai di persimpangan empat. Zense, celingukan mencari rumah Ayunda. "Yang mana rumahmu,". Tanyanya
"Masih masuk kedalam, tapi aku gak enak diliat tetangga jika aku di antar dengan pria,apa lagi aku Janda,". Jelas Ayunda.
Zense tersentak mendengar perkataan status Ayunda. "Oh,yakin kamu turun di sini,".
"Iya,aku turun dulu. Nanti bakalan aku ganti berapa habisnya, makasih banyak tuan,pak Zense,".
Sebelum turun dengan cepat Zense, menangkap tangan Ayunda.
"Eeehh,kenapa,". Sontak membuat kaget Ayunda.
"Panggil saja Zense,". Bisik di telinga Ayunda, membuat seluruh bulu badannya merinding mendengar bisikan Zense,dan hembusan nafasnya.
"Iya, Zense,". Jawab Ayunda, terlihat jelas dengan wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.
Zense,juga melepaskan tangannya,dan Ayunda,juga beranjak pergi meninggalkan mobil yang di tumpangi nya tadi.
"Duh, jantung ku deg-degan banget. Mana ganteng lagi mau copot nih jantung apa lagi bau maskulinnya,batin Ayunda. Ia sudah traveling kemana-mana efek Janda.
"ciyeh-ciyeh,udah kepentok Janda,yah bos,". Kata max sekretaris pribadi Zense.
"Ck, ganggu saja, cepat pulang". Sahutnya.
"Gimana dengan motor nya Ayunda,".
"Buang,ganti sama mobil. Bukan kah dia akan menggantikan semuanya,". Ada senyuman kecil di sudut bibirnya.
"Beres bos,". Kekeh sang sekretaris.
*****
"Yu,mana motor mu,". Ujar tetangganya.
"Mogok bu, makanya jalan,".
"Oh, mending beli lah yu,udah tua juga tu motor,".
"Masih sayang bu,apa lagi masih bisa di baiki,". Jawab Ayunda.
"Yah, serah kamu.takutnya mogok terus bengkel pada tutup,kamu juga report nya,". Jelasnya
"Hemmm,nanti aku pikirkan lagu bu,apa yang di katakan ibu emang benar,". Cengiran Ayunda.
"aku masuk dulu bu,mau mandi gerah,". Pamitnya.
"Iya,maaf. Sudah mencegah mu,".
"Gak papa bu,". Kini Ayunda, sudah masuk kedalam untuk mandi dan beristirahat .
***
"dimana yah sekarang motorku mana gak punya nomor ponsel Zense,lagi. Ahhh,minta sama curut,"
[Kirimin nomor ponsel temanmu Zense Alvaro,pasti adakan]. Ayunda.
Ting
Bunyi pesan WA di ponselnya. "Cepat juga ni anak balas,".
[Buat apa yu,gak sekalian sama fotonya biar langsung kamu santet]. Regan.
"Iiss, punya teman gak ada akhlak ni,".
[Kirimin nomor ponselnya, cepat penting ni]. Ayunda.
[Oxxxxxx,tu nomornya kalau berhasil traktirannya yah]. Regan.
"Ck,ogah. Mending buat sendiri,". Kekeh Ayunda.
[maaf,ini aku Ayunda. Tadi minta nomormu sama Regan. Mau nanya motor aku dimana yah]. Ayunda.
Sudah berapa menit kemudian tidak ada balasan dari Zense. "Apa dia sibuk yah,". Gumamnya
Tingg.
Suara pesan masuk.
[Sore akan aku antar] Zense.
"Apa, dia mau mengantar sendiri. Gak boleh di biyarin ni,".
[Jangan deh,aku gak enak sama tetangga dan yang lainnya,apa lagi aku berdekatan sama mantan mertua aku]. Ayunda
Duh, semoga aja gak di antar beneran,batin Ayunda.
[Temui aku di alamat xxxxx,aku tunggu]. Zense
[Oke,nanti yah jam duaan]. Ayunda.
[Iya].
Hanya itu balasan dari Zense. "Dingin banget,". Kata Ayunda.
ia melanjutkan acara santai-santai di rumahnya sendiri, menikmati sisa waktu liburannya.
menurut harus yang betul.