Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diremehkan Karena Usia
keluarga Erwan bisa dibilang lumayan dikenal dikota Cendana mereka menjalankan bisnis perhiasan, aset mereka setara dengan tabungan Erik ditempat Erwin bekerja. namun Erwin malah sok-sokan dihadapan Erik.
Dulu waktu sekolah dia kerap kali mengintimidasi orang dan menganggap dirinya tidak terkalahkan dalam hal ekonomi. karena memang keluarganya lumayan dikenal. orang yang sering dia ejek adalah Erik. lantaran Erik hanya bisa belajar dan paling miskin diantara teman sekelasnya. padahal orang tua Erik berprofesi sebagai guru dan penjual kelontongan. Setelah mereka melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, mereka sudah tidak pernah bertemu lagi. Karena mereka memilih kampus yang berbeda.
"Tak disangka-sangka kita kebetulan bertemu disini." Erwin mengamati Erik Dari atas ke bawah dan mengamati pakaian yang dia kenakan tidak ada yang bermerek. Lantas dia tertawa sinis lalu berkata, "kita sudah tidak pernah bertemu selama 6 tahunan, kenapa kamu masih seperti dulu dan tidak memiliki sesuatu yg bisa diperlihatkan kepada temanmu kalau kamu orang yang berguna."
"Lihat pakaian yang saya kenakan semuanya branded. Total harganya sekitar 32 juta, aku melihat yang kamu kenakan tidak sampai 500 ribu kan?" dan sekarang aku adalah manager di bank ini, gajiku sebulan bisa mencapai puluhan juta. Bagaimana denganmu? Palingan hanya sampai belasan juta pertahunnya kan?
"Sebenarnya Apa yang ingin kamu bicarakan padaku? Katakan saja, sebagai sesama makhluk hidup jangan selalu membanding-bandingkan. Bisa jadi orang yang kamu remehkan malah akan membuat dirimu dipermalukan!" Erik baru saja menabung uang ditempatnya sekitar 40 miliar yang nota bene setara dengan aset keluarganya, Malah diremehkan dan direndahkan seperti ini.
"Aku hanya sekedar mengingatkanmu, bahwa masyarakat kita membicarakan soal uang dan kekuasaan, tapi kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan. lihatlah kebenaran nya sekarang!" Ujarnya.
Karena kesal, Erik pun tiba-tiba bertanya "Aku ingin tahu berapa penghasilanmu dalam setahun?"
Erwin pun menjawab dengan bangga. "Penghasilanku setahun sekitar 1,5 miliaran." apakah kamu mau membandingkan penghasilan kita?" Ujar Erwin sambil tersenyum sinis.
"kamu tidak pantas membandingkan masalah penghasilan, bahkan aset keluargamu setara dengan tabunganku dibank tempat kamu bekerja!" ujar Erik dengan nada mengejek.
mungkin penilaian mu bahwa penghasilan orang lain hanya sebagian kecil dari penghasilanmu. namun bagaimana kamu tau kalau penghasilanku jauh melampaui mu? Seusai bicara dengannya Erik pun berbalik dan pergi. Dia terlalu malas untuk membuktikannya. Dia akan mengetahuinya ketika dia mengecek sendiri dibank.
Mungkin kalau bertemu dua bulan sebelumnya, Erik akan merasa terhina dengan ejekannya. namun sekarang berbeda. Dia tidak mau pusing dengan urusan yang receh seperti itu. Baginya Erwin tak ubahnya seekor semut.
Erwin tercengang seketika, dia tidak pernah berpikir Erik akan bicara sombong dihadapannya. Orang yang selalu direndahkan sejak dulu, sudah mulai berani bersikap sombong, Wajahnya tampak muram karena marah.
Erwin tidak memikirkan kalau apa yang sudah dikatakan Erik sebenarnya adalah fakta yang tidak terbantahkan. Dia hanya berpikir kalau Erik hanya membual dan hanya menjaga harga dirinya. Dia bahkan meremehkan penghasilanku? Konyol sekali.
Obrolan keduanya memancing rasa penasaran sebagian besar staf bank yang lainnya. Meski tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tapi mereka merasa senang karena manager mereka mengenal sosok nasabah premium dibank mereka.
Situasi itu harus diprioritaskan kalau bisa membuat Erik menabung sebagian besar uangnya, itu akan menguntungkan bank mereka. Staf yang melayani Erik tadi segera mendekati Erwin lalu bertanya dengan antusias, "Apa anda saling mengenal dengan nasabah premium barusan?" namanya Erik kan? Sontak pertanyaan itu membuat Erwin tercengang. Erwin tampak bingung, sejak kapan Erik menjadi nasabah premium dibank mereka.
Staf itu Segera memberitahu Erwin, "Erik adalah nasabah premium dibank kita, tadi dia menyetor 48 miliar dan itu yang membuat target kita bulan ini langsung tercapai bahkan lebih." Dibank sekecil ini dia bisa menyimpan uang sebanyak itu, pasti hartanya mencapai triliunan. Diusia yang begitu mudah dia sudah kaya raya dan bersikap rendah hati. Andaikan Dia bisa menjadi pacarku, betapa bahagianya hidup ini. Kata sang staf tersebut dengan tersipu malu.
Erwin masih bengong dan tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang disampaikan staf tadi. Dia masih belom menerima kenyataan kalau Erik adalah seorang miliarder muda dan menjanjikan. Stelah tersadar dari lamunannya, Erwin masih merasa terkejut, Erik adalah nasabah premium dan menabung 40 miliaran lebih?
Tidak mungkin!
Bukankah dia hanya orang miskin yang tidak berguna? Bagaimana bisa dia memiliki tabungan sebanyak itu? Artinya apa yang dia katakan tadi itu benar, kalau jumlah aset keluarganya setara dengan tabungan Erik dibank tempat dia bekerja?
Kenyataan pahit ini yang membuat semangat Erwin menurun drastis, dia sudah berangkat pagi pulang sore untuk bekerja, tapi dia masih kala jauh Dari orang yang selalu dia hina.
Erwin tidak mau berpikir lebih lanjut lagi. itu akan membuatnya depresi. Namun tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakan, sontak saja Erwin merasa kaget. Yang menepuk ternyata adalah sang direktur bank. Sang direktur meminta Erwin untuk lebih memperhatikan hubungannya dengan Erik. Karena Erik adalah aset penting dari bank mereka. "kalau kamu bisa membujuk pak Erik untuk menambahkan sedikit uangnya dan menabung dibank kita, saya akan menambahkan bonus tahunan mu 10%!" kata sang direktur.
"Pak aku dan Erik adalah teman kelas waktu di sekolah menengah dan kami sangat akrab. anda jangan khawatir tentang masalah itu, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membujuknya agar dia bisa menabung semua uangnya dibank kita."
"Benarkah? Bagus sekali, sangat bagus! asalkan kamu bisa menjalin hubungan baik dengannya, aku akan memujimu didepan semua para Direksi ketika mengadakan weekly meeting."
Dan aku bisa menjamin dalam waktu 2 tahu kamu akan dipromosikan. Ujar sang direktur.
Erwin tidak berani memikirkan soal jabatan, dia hanya memikirkan cara untuk lebih dekat dengan Erik dan menjilatinya, agar Erik bisa melupakan perlakuan buruknya barusan atau bahkan sewaktu masih disekolah menengah.
Kalau tidak karirnya akan tamat akibat ulahnya sendiri. Dia tidak menyadari kalau Erik malah tidak menganggapnya serius dan terlalu malas untuk meladeninya.
Erwin pun menjawab dengan hormat, "Aku Akan menemuinya dan membicarakan hal ini dengannya dalam keadaan santai, agar terkesan tidak Terlalu memaksakannya untuk menambahkan jumlah nominal tabungannya.
setelah selesai berbincang sebentar dengan sang direktur, Erwin pun bergegas mengejar Erik, namun dia terlambat, Erik sudah meninggalkan bank tersebut.
Melihat kepergian Erik yang tengah mengendarai mobil Ferrari nya, hati Erwan diliputi rasa cemas dan bersalah, dia sudah menghina Dan meremehkan nasabah premium dibank dia bekerja, ini masalah serius yang haru segera dia selesaikan. Kalau tidak, tamat sudah riwayatnya dibank ini.
Memikirkan Erik mengendarai mobil sport Ferrari, Erwin benar-benar putus asah, dia baru menyadari bahwa perbedaan Antara dirinya dan Erik terlalu jauh bak langit dan bumi.
Setelah perjalanan beberapa menit, erik pun sampai dirumah, setiba dirumah, terlihat sangat sepi bak kuburan. Dia tidak berdaya karena belakangan ini Lidya selalu lembur, untungnya besok hari Sabtu, Lidya pasti cepat pulang.
Waktu terus berlalu. hari ini Erik berencana untuk mengunjungi keluarga Setiyadi, karena sudah buat janji dengan Nando. Erik segerah berangkat menuju kediaman keluarga Setiyadi, setelah beberapa saat diapun tiba dirumahnya dan langsung menghubungi Nando, tak berselang lama Nando pun datang menjemputnya dan membawa Erik kesebuah rumah sakit kelas tinggi yang diinvestasikan oleh keluarga Setiyadi. Semua anggota keluarga Setiyadi sudah berkumpul di ruangan rumah sakit tersebut.
Kali ini mereka mencari dokter terbaik dari ibu kota. kalau tetap tidak ada perubahan dari kondisi sang maestro bisnis properti, tampaknya keluarga Hanya bisa mempersiapkan diri dengan kondisi yang ada.
Tapi mengingat aset yang akan ditinggalkan oleh Fandy Setiady sangat banyak, semua hal yang berkaitan dengan pembagian warisan tak luput dari pembahasan dari para putra dan putri sang pengusaha.
tepat ketika semua orang sedang memikirkan pemikiran mereka masing-masing, suara seseorang memecahkan keheningan mereka semua. Suara tersebut adalah Nando. "paman dan bibi sekalian, perkenalkan dia adalah dokter hebat yang ku undang, namanya dokter Erik.
Kemampuan medisnya sangat hebat, saya yakin dia bisa menyembuhkan penyakit kakek. Nando membawa Erik masuk lalu memperkenalkannya pada semua orang yang hadir. "Nando apa kamu sudah tidak waras? Ada begitu banyak dokter terkenal dengan kemampuan yang mumpuni kenapa kamu malah membawa bocah ingusan ini kemari." bentak sala satu paman Nando. Kemungkinan kamu sudah ditipu olehnya.
Kalau kakekmu tau kamu sudah membawa penipu tengik seperti ini untuk mengobatinya, takutnya dia akan sangat marah. "Cepat segera usir bocah ini dari sini!"
Tak berselang lama suara seseorang terdengar diantara kerumunan itu, suara tersebut tak lain adalah Erik.