Setelah divonis 20 tahun penjara, yaaa mau tidak mau, Sobarna 30 Tahun, harus rela berpisah dengan isteri tercintanya, Larsih 28 tahun yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Sedikit beruntung, Sobarna divonis penjara setelah anak perempuannya lahir, dan baru usia 1 bulan. bahkan yang ngasih nama pada anak perempuannya itu Sobarna sendiri sebagai ayah kandungnya, yaa walaupun nama anaknya agak sedikit berbeda dengan nama-nama bayi di kampungnya itu.
Nama bayi perempuan yang malang itu, adalah Berkah Rahayu.
Siapapun pasti mengira, betapa berat dan sengsaranya seorang isteri yang ditinggal suaminya, bukan ditinggalkan untuk mencari nafkah, melainkan ditinggal demi menjalani hukuman.
Apalagi Larsih. wanita sebatang kara yang dinikahi Sobarna.
Dengan penuh keprihatinan. Terpaksa Larsih harus mampu berjuang membesarkan putri kesayangannya itu. Dan diuji kesetiaan sebagai seorang Isteri yang masih bersuami yang Sah.
Simak yah alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Diajak Kerjasama
Dengan wajah ceria dan sumringah, Mirna menyerahkan tas Ki Gendut Ireng dan juga tas milik Si Codet pada Gardi. Mirna merasa senang sekali karena telah berhasil menjalankan tugas dari Gardi.
Ternyata, Gardi lah yang merencanakan mencuri uang dan perhiasan Ki Gendut Ireng juga uang dan perhiasan milik Si Codet melalui tangan Mirna dan teman-temannya.
"Nih bagian Lo, sama temen Lu Mir." Gardi memberikan sejumlah uang beberapa gepok pada Mirna. Membuat kedua bola mata Mirna dan juga ketiga temannya membulat ketika menerima jatah dari Gardi. Apalagi Mirna yang mendapat bagian lebih yang merupakan ketua geng dari kupu-kupu malam tersebut.
"Anjaaaaay....Makasih, Bos. Sering-sering aja ada job seperti ini lagi, hehehe." Mirna terkekeh sambil mengibas-ngibaskan uang di depan mukanya. Ketiga teman nya pun sama. Bahkan ada yang berjingkrak segala seperti tingkah anak kecil.
"Yaaa... nanti Kita cari mangsa lagi." Ucap Gardi datar dengan senyum kepuasan di bibirnya.
"Akhirnya, Gue bisa mendapatkan uang sebanyak ini dan juga perhiasan yang tentunya sangat mahal harganya." Batin Gardi berkata sambil memasukkan uang dan perhiasan dari Mirna ke dalam tas pinggangnya.
"Lalu, apa rencana Bos Gardi selanjutnya. Bukankah kedua lelaki itu teman lama Bos?" Tanya Mirna sambil menyalakan gas korek api dan menyulutkan pada sebatang rokok yang telah diapit oleh bibirnya.
"Gue akan mengajak si Ndut dan temannya itu ke tempatku. Keduanya akan Ku jadikan anak buahku dalam mencari sumber pendapatan selanjutnya. Lagian keduanya adalah buronan masyarakat di kampungnya, setelah ketahuan mencuri uang dan perhiasan salah satu warga dan bahkan hampir gagal. Beruntung keduanya bisa melarikan diri dari kejaran warga kampung dan akhirnya melarikan diri ke sini." Terang Gardi, menjelaskan tentang keadaan Ki Gendut Ireng dan Si Codet pada Mirna. Dan memang saat di Club, si gendut ireng bercerita pada Gardi. Mirna dan ketiga temannya pun menggelengkan kepalanya. Dikiranya uang dan perhiasan yang mereka curi adalah benar-benar milik Gardi dan Si Codet.
"Ternyata barang curian juga yah... hehehe. Tadinya Aku hampir saja tergoda dengan temannya si gendut itu. Kirain dia lelaki kaya yang pendapatannya besar. Nyatanya seorang maling juga. hehehe " Salah satu teman berceletuk sambil terkekeh. Dan ketiganya langsung tertawa.
"Wah, apakah si gendut dan temannya itu akan menemukan Aku dan ketiga temanku ini, Bos. Pastinya Dia akan mencari Kami berempat." Ungkap Mirna yang khawatir akan bertemu dengan Ki Gendut Ireng.
"Lu nggak usah khawatir, Mir. Gue pasti akan selalu memantau gerak geriknya. Lagi pula, Lu kan bukan pekerja tetap di Club yang kemarin itu. Dan Gue yakin, si Gendut dan temannya akan lupa deh kayaknya dengan wajah Lu dan temen-temen Lu, karena si Gendut dan teman nya kemaren dalam keadaan mabuk. Pasti keduanya tidak akan mengingat Lu. Tenang saja. Kalau pun suatu saat Lu ketemu dengan keduanya, Lu tinggal berkilah aja." Ucap Gardi menenangkan Mirna yang seolah khawatir ketemu dengan Ki Gendut Ireng dan Si Codet.
"Iya deh, Bos. Aku manut saja." Kata Mirna sambil menghela nafasnya. "Oke deh, Aku cabut dulu yah. Nih udah cape banget pengen ngadem dulu."Lanjut Mirna sambil berdiri dari duduknya dan diikuti oleh ketiga temannya yang merasa senang karena telah mendapat bayaran yang sangat banyak dari Gardi.
"Okey. Ya udah, Gue juga mau balik lagi ke hotel. Kasihan si Gendut. Pastinya udan kelaparan. Hehehe. Lu bisa hubungi Gue kalau ada apa-apa. Thanks yah atas kerja samanya."
Tak lama kemudian, akhirnya, mereka pun meninggalkan tempat itu. Gardi pun kembali ke hotel untuk menemui Ki Gendut Ireng dan Si Codet. Ia keluar dari tempat itu, tidak lupa mengunci pintu bangunan kosong yang terbengkalai itu.
****
"Lu lama amat sih, Gar... Gue nungguin kesel banget. Dari mana aja sih Luh." Ki Gendut Ireng mendengus kesal saat membukakan pintu kamar hotel. Nampak Gardi sudah berdiri dengan menenteng banyak makanan.
Gardi pun tak berkomentar, dan langsung melengos ke dalam. Lalu meletakan barang bawaannya itu. Ki Gendut Ireng pun tak bersuara lagi, setelah menutup pintu kamar, Dia mengikuti Gardi dari belakang.
"Lu tak sabaran ajah sih jadi orang. Emangnya cari bantuan temen itu mudah. Apalagi Gue harus putar otak untuk beralasan agar Ia bisa meminjamkan uang untuk beberapa hari kedepan kebutuhan hidup kita." Gardi baru bersuara. Sambil melepas jaketnya. Lalu dilemparkan nya ke atas kasur.
"Hahahaha... Iya iya deh. Sorry Brow. Nih Gue masih emosi dan geram pada jalang-jalang yang telah menggondol uang dan perhiasanku. Lagi pula nih perut sudah keroncongan minta didiemin." Ki Gendut Ireng tertawa. Dalam hatinya merasa bersalah juga yang seolah nyalahin Gardi.
"Udah lah, nggak perlu dibahas. Nih makan sampai kenyang. Habis makan, Kita persiapan cek out dari kamar ini, Brow, lanjut ke tempat Gue." Ucap Gardi sambil membuka kresek dan mengeluarkan bawaannya, makanan dan camilan lainnya.
Akhirnya ketiganya pun menyantap makanan yang dibawa Gardi dengan lahapnya. Apalagi Ki Gendut Ireng yang cepat sekali menghabiskan jatah makanannya. Bahkan nambah lagi, beruntung, tadi Gardi membeli makanan nya dilebihkan.
Setelah ketiganya beres makan dan dilanjut dengan menikmati hisapan-hisapan rokoknya, Gardi kemudian mulai bicara ditujukan ke Ki Gendut Ireng dan juga Si Codet.
"Ndut. Seperti yang telah Gue bicarakan, Lu dan Si Codet Gue persilahkan untuk tinggal di tempat Gue. Nih Gue tadi dikasih pinjaman uang sama temen Gue, nggak banyak sih. Cuman 3 juta. Gue kasih ke Lu dan Si Codet satu juta satu juta yah. Kita bagi tiga saja. Lumayan untuk kebutuhan beberapa hari kedepan sebelum Lu dan Si Codet dapat penghasilan lagi."
Gardi kemudian mengeluarkan uang dari saku celananya. Dan menghitungnya, setelah itu Ia sodorkan ke Ki Gendut Ireng dan Si Codet.
Melihat Gardi menyodorkan uang pada nya, Ki Gendut Ireng merasa terharu atas kebaikan teman lamanya itu.
"Wah. Lu baik banget, Brow... Lu bener-bener temen Gue yang pengertian, yang sangat solid sekali. Gue jadi terhura eh terharu." Ungkap Ki Gendut Ireng sambil malu-malu kucing, lalu diterimanya lah uang pemberian dari Gardi.
"Iya nih. Kita jadi merasa nggak enak banget. Kang Gardi bela-belain pinjam uang sama temennya hanya buat Kita yah, Bos." Si Codet yang dari tadi tak bersuara, kini ikut menimpali dengan berbasa basi.
"Aaaah...sudahlah..lupakan sajah... sesama teman mah nggak usah perhitungan kali. Hehehe." Ucap Gardi sambil mengibaskan tangan kananya di depan wajahnya.
"Nanti kalau Gue ada rejeki lagi, pasti Gue akan bayar, Brow. Lu tenang ajah. Gue juga tak ingin memberatkan Lu di sini. Iya nggak, Det?" Ki Gendut Ireng berkata lagi sambil menoleh ke Si Codet. Yang ditoleh hanya menganggukkan kepalanya, mengiyakan.
"Udah laaaaah. Nggak usah mikirin hal itu, Ndut. Tapi kalau Lu dan Si Codet mau. Lu akan Gue ajak untuk kerjasama. Lu mau nggak?" Tanya Gardi sambil memberikan tawaran. Dan Ki Gendut Ireng serta Si Codet pun dengan langsung mengiyakan begitu saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
harta paling indah itu isteri sholehah
aku rindu komen sampeyan.
author baik... aku suka. hehehe