Sang Pewaris

Ara tersenyum tipis melihat kedua anaknya memakan makanan mereka dengan lahapnya.Dia tak meminta banyak dalam hidup cukup sehatkan keduanya anaknya yang menjadi alasanya bertahan sampai sekarang menghadapi kejamnya hidup.

Ting

085512******: Pikirkan permintaanku tadi Ara aku tak ingin kedua anakku dihina karena tak memiliki seorang ayah.

Ara meremas ponselnya lalu kembali menatap kedua anaknya yang begitu lugu dan polos.

"Apa yang harus aku lakukan",batin Ara.

Ting

Sebuah video masuk dengan nomor yang sama membuat wanita itu membola.Ia terkejut video itu merupakan video beberapa menit yang lalu saat putrinya menangis.

085512******: Aku tak ingin kejadian ini terulang lagi Ara.

"Jadi dia membuntutiku",batin Ara.

"Sayang cepat habiskan makanannya setelah itu kita pulang",ujar Ara.

"Kok cepat Mommy,biasanya pulang kan malam",jawab Kenzo.

"Oh ...Mommy kurang enak badan",bohong Ara.

"Mommy sakit?",tanya kedua anak itu kompak.

"Gak sayang.Hanya capek saja",elak Ara.

"Ayo Kanza cepat habiskan makananmu!", ucap Kenzo diangguki oleh Kanza.

Tak lama keduanya menyelesaikan makan siang mereka yang kesorean akibat Kanza yang tadi merajuk.Mereka bertiga pulang menuju kontrakan Ara.

Setibanya disana tampak sebuah mobil terparkir didepan rumah wanita itu.Ara mengernyitkan keningnya melihat mobil mewah itu.

"Mommy siapa yang datang?,apakah Daddy kita yang pulang?",tanya Kanza dengan logat cadelnya.

"Sepertinya iya...",timpal Kenzo membuat Ara terkejut dengan ucapan kedua anaknya.

Ara turun dari mobil diikuti oleh kedua anaknya.Dan benar saja tampak Kevin berdiri di bersandar di body mobil serupa bersidekap di dada.

"Apakah ini yang dinamakan ikatan batin anak dan ayahnya?.Bagaimana mungkin mereka bisa mengatakan jika Daddy mereka yang pulang?",batin Ara.

"Mommy uncle ini siapa?",tanya Kanza membuat Kevin menoleh pada kedua bocah itu.

"Apakah uncle Daddy kami?",tanya Kenzo.

Deg

Kevin membatu mendengar pertanyaan putranya itu."Emang uncle mirip Daddy kalian?",tanya Kevin mensejajarkan tubuhnya dengan anak-anaknya itu.

"Uncle milip Kenco",jawab Kanza.

"Kenzo...bukan Kenco Kanza",ralat Kenzo.

"Iya itu maksud aku",jawab Kanza yang mulai cerewet.

Kevin tersenyum melihat kedua buah hatinya yang begitu lucu dan menggemaskan.

"Uncle belum jawab pertanyaan Kenco",ujar Kanza membuat Kevin tersenyum dan melirik Ara yang hanya diam.

"Jika uncle ini Daddy kalian apakah kalian marah jika Daddy baru menemui kalian?",tanya Kevin hati hati membuat Ara terkejut dengan ucapan Kevin.

"Tidak...",jawab kedua anak itu kompak.

"Kenapa?",tanya Kevin.

"Kata Mommy Daddy kerja jauh untuk kita bial bisa beli lumah yang ada kolam lenangnya",jawab Kanza.

"Benarkah Mommy bilang begitu?",tanya Kevin.

"Ya...jadi benar uncle Daddy kami",tanya Kanza sedangkan Kenzo tengah mengamati Kevin dengan begitu dalam.

"Tanya Mommy kalian apakah uncle ini Daddy kalian?",ucap Kevin.

"Mommy... benarkah uncle ini Daddy kita",tanya Kanza.

Ara terdiam sejenak dan akhirnya menganggukkan kepalanya pelan.

"Yeay... Daddy kita pulang",pekik Kanza sedangkan Kenzo tersenyum lebar.

"Boleh kita peluk Daddy?",tanya Kenzo tiba tiba buka suara.

"Tentu...",jawab Kevin merentangkan kedua tangannya.Seketika kedua bocah itu berhamburan memeluk Kevin.

Kevin memeluk kedua anaknya yang sudah lama ia cari dan rindukan itu.Hatinya menghangat saat tadi putranya memanggilnya dengan sebutan Daddy.

"Apakah Daddy membawa uang untuk membeli lumah yang ada kolam lenang?",tanya Kanza melerai pelukannya.

"Daddy sudah menyiapkan rumah untuk kalian dan juga Mommy",jawab Kevin.

"Benalkah?",tanya Kanza antusias.

"Iya...tapi ada syaratnya",ucap Kevin.

"Apa Daddy?",tanya Kanza.

"Sini Daddy bisikin",ucap Kevin.

Kenzo dan Kanza merapatkan telinganya pada Kevin."Bantu Daddy bujuk Mommy untuk tinggal dengan Daddy juga dengan kalian",ucap Kevin.

"Oke...",jawab bocah itu kompak.

...****************...