Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.
Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.
Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?
Simak selengkapnya hanya di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Merasa tersisih
"Tante cantik…" teriak Lion sembari berlari menghampiri Lintang yang baru saja tiba. Senyum itu kembali terbit setelah beberapa saat lenyap.
Lintang mengulur kedua tangannya ke depan. Mendekap tubuh mungil Lion dengan erat. Menyalurkan kasih sayang yang tulus bak seorang ibu pada putranya.
"Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga Lion panjang umur, diberi kesehatan dan juga semakin pintar," ucap Lintang. Mengecup pucuk kepala Lion berulang kali.
Kini semua mata tertuju padanya. Penampilan yang sangat sederhana dengan baju yang nampak kuno menjadi pusat perhatian semua tamu. Belum lagi kotak kecil di tangannya, tak sepadan dengan apa yang diberikan tamu lainnya.
Saling berbisik, menatap Lintang dengan tatapan sinis dan merendahkan.
Sangat jauh dari kriteria orang kaya.
Berbeda dengan yang lain, Bu Indri dan Pak Radit menatap kagum pada Lintang. Keberaniannya untuk berada di antara keluarganya yang kaya membuat mereka tertarik dengan gadis itu. Apalagi saat kehadirannya yang menciptakan kebahagian bagi Lion, sungguh menyentuh hati kedua orang tua Yudha.
Bu Indri dan Pak Radit langsung memperkenalkan diri sebagai orang tua Yudha.
Ternyata mereka juga tidak tahu siapa aku.
Jadi itu tante cantik yang disebut Lion. Jangan-jangan dia memakai pelet.
Natalie tertawa dalam hati. Memandang sinis pada sosok Lintang.
Yudha merapikan jas. Menghampiri Lion yang masih memeluk Lintang dengan erat. Ingin menyapa, namun tidak ada keberanian, takut merusak momen penting yang bahagia itu.
Lintang menatap sepasang sepatu hitam mengkilap yang ada di depannya lalu kembali pada wajah lucu Lion yang memakai setelan tuxedo.
"Sepertinya tadi Lion sudah hampir tiup lilin, kenapa nggak di terusin?" tanya Lintang yang sadar akan tatapan semua orang padanya.
"Kan nungguin tante cantik," jawabnya, menerima hadiah dari Lintang dan memberikan pada Yudha.
Menggandeng Yudha dan Lintang bersamaan. Berjalan menghampiri kue nya yang sangat besar dan tinggi. Hingga membuat semua orang bertanya-tanya dengan posisi Lintang di keluarga Anggara.
Natalie ikut mendekat dan berdiri disamping Lion. Menggeser Lintang ke samping. Meskipun sudah bercerai dari Yudha, Ia tetap sebagai seorang ibu dari Lion dan tidak ingin tergantikan.
Apa dia mamanya Lion? batin Lintang manatap Natalie dari atas hingga bawah. Bak dewi jelita, kecantikannya sempurna. Begitulah Lintang menilai.
"Tante cantik, bantu aku tiup lilin," pinta Lion manja.
Telinga Natalie terasa panas mendengar ucapan Lion yang terus memanggil nama itu.
Semua tamu pun mulai curiga dengan perilaku Lion yang mementingkan orang lain daripada mamanya sendiri.
"Lintang, sini!" panggil Yudha memberi tempat bagi Lintang di sisinya.
Untuk kali ini Lintang mengalah demi Lion. Ia beralih berdiri di tengah-tengah Lion dan Yudha.
Nyanyian ulang tahun itu sangat meriah, semua bertepuk tangan dengan serempak. Kebahagian tercipta tanpa celah. Mata Bu Indri tak teralihkan dari sosok Lintang yang nampak anggun.
"Tante, ayo tiup lilinnya?" pinta Lion.
Lintang menoleh, menatap Yudha yang ada di sampingnya lalu menuruti permintaan Lion.
Baru saja membungkuk, ia merasakan ada yang robek di bagian punggungnya. Tangannya meraba ke belakang. Benar saja, bajunya di bagian pinggul yang sedikit sempit itu terkoyak.
Ya Allah, bagaimana ini?
Wajah Lintang panik seketika. Robekan itu semakin melebar saat dirinya terus bergerak.
Yudha yang sadar akan hal itu langsung melepas jas nya dan membalut tubuh Lintang.
"Sudah tertutup, lanjutkan!" bisik Yudha meyakinkan.
Lagi-lagi, Lintang mengesampingkan rasa sakit hati pada Yudha.
Suara tepuk tangan riuh mengiringi Lion dan Lintang berhasil meniup lilin. Kebahagian itu terlihat jelas di wajah Lion. Tak seperti tadi yang terus merengut, kali ini bocah itu tak henti-hentinya mengulas senyum saat Lintang membantunya memotong kue.
Lintang mundur satu langkah. Ia tak mau mengganggu Lion yang akan memberikan kue pertamanya, pasti akan diberikan pada kedua orang tuanya.
Natalie pun sudah siap menerima kue dari putra tercinta. Namun, semua itu hanya sebatas harapan saat Lion memanggil Lintang untuk tetap bersamanya.
"Memangnya potongan kue pertama untuk siapa?" tanya Natalie, semakin lama ia merasa tak dianggap oleh putranya sendiri.
"Tante cantik," jawab Lion polos.
Ini nggak bisa dibiarkan, memangnya dia siapa, berani-beraninya merebut hati anakku.
Kedua tangan Natalie mengepal. Ia dipermalukan, seakan wajahnya tersiram air comberan.
Lintang merasa canggung. Ia mendekati Lion dan berbisik, "Maaf, Sayang. Yang berhak menerima kue dari Lion adalah mama dan papa. Lalu Oma dan Opa, setelah itu baru tante," ucap Lintang menasehati. Mendidik Lion untuk mengutamakan kedua orang tua dari pada dirinya.
"Baiklah."
Seperti Lintang yang selalu menuruti permintaan Lion. Ia pun menurut tanpa membantah.
Dia memang baik, pantas saja Lion sangat menyayanginya.
Bu Indri semakin kagum pada Lintang. Tak menyangka ada orang yang baik dan tulus serta mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
Acara ulang tahun Lion berjalan lancar, sebagian tamu sudah pamit pulang. Menyisakan beberapa kerabat jauh dan juga Natalie serta Lintang.
Lion membongkar tumpukan kado yang ada di sudut ruangan. Entah apa yang ia cari, sampai nampak berkeringat dan kebingungan.
"Kamu cari apa, Sayang?" tanya Yudha mendekat.
Lintang hanya bisa menatap dari jauh. Diam seribu bahasa sambil mendengarkan percakapan orang di sekitarnya.
"Kado dari tante cantik, Pa."
Yudha tertawa, meninggalkan Lion. Mengambil kotak yang ia titipkan pada Andreas.
"Ini?" Menyodorkan kotak pemberian Lintang.
Lion langsung membukanya dan mengambil sebuah robot yang berukuran mini di dalam nya.
"Wah, bagus banget, Pa. Ini mau aku pajang di kamar."
Membolak-balikkan mainan itu di depan sang papa. Bentuknya yang unik dan ukurannya yang mini membuat mata Lion terpesona.
Lion sangat menyukai pemberian Lintang meskipun harganya tak seberapa, apa Mungkin dia memberikannya dengan tulus dan ikhlas serta penuh perjuangan?
"Aku mau bicara sama kamu," ucap Natalie, meredupkan senyum di bibir Lintang yang dari tadi menatap Lion dari jauh.
Tanpa menjawab, Lintang mengikuti langkah Natalie menuju lorong.
Keduanya berhenti di tempat yang sangat sepi. Natalie memunggungi Lintang dan melipat kedua tangannya.
"Ada apa, Bu?" tanya Lintang hormat, bagaimanapun juga, yang ia tahu wanita itu adalah istri Yudha, mantan bosnya.
"Jangan pura-pura polos, aku tahu tujuan kamu mendekati Lion," ucap Natalie tanpa menatap.
"Maksud Ibu apa?" tanya Lintang yang sedikitpun tak mengerti apa yang dikatakan Natalie.
Tertawa kecil, nada merendahkan lalu membalikkan tubuh. Menatap jas yang membalut tubuh Lintang. Tatapannya setajam silet. Mengibarkan bendera perang.
"Sekarang aku memang bukan istri mas Yudha lagi,"
Lintang terkejut.
Jadi mereka sudah bercerai, itu artinya pak Yudha duda.
"Tapi aku tidak akan membiarkan dia jatuh ke tanganmu. Aku tidak akan membiarkan orang lain menggantikan posisiku sebagai nyonya Anggara."
Lintang mengatupkan bibir. Menahan tawa, perutnya terasa mual mendengar ucapan Natalie.
"Dengar ya, Bu. Sedikitpun saya tidak ingin memiliki Pak Yudha, apalagi hartanya. Saya ke sini atas permintaan Lion. Dia yang memaksa saya untuk datang, jika bukan karena dia, saya juga tidak sudi untuk berada di keluarga Anggara.
Tanpa sengaja, seseorang yang ada di balik dinding itu mendengar ucapan Lintang.
🤡 lawak kali kau thor