Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.
Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.
Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Vania
Setelah tiba di kantor Bagas segera mengerjakan pekerjaan demi pekerjaannya yang tertundabkarena sakit tadi pagi. Siang ini rencananya Bagas akan menjemput Vania yang di tahan oleh pihak kepolisian Jepang.
Saat ini Bagas tengah membahas serius masalah pembangunan hotel dan resort di Jepang dengan Tuan Yamada, seorang pembisnis handal di Jepang.
Diskusi berjalan lama untuk sebuah kesepakatan itu berakhir tepat di jam makan siang. Entah kenapa Bagas sangat bersemangat setelah pertemuan bisnis bersama Tuan Yamada. Selain karena kesepakatan yang di tawarkan Bagas berhasil Bagas juga sudah sangat merindukan sang istri.
Terhitung sudah tiga hari Bagas di Jepang tanpq Vania di sampingnya. Bagas segera metogoh ponselnya untuk menghubungi David.
"David, kapan berkas Vania bisa saya terima? Ini bahkan sudah 3 hari!" tanya Bagas dengan suara penuh penekanan. Dia sudah todak sabar ingin bertemu Vania.
"Maaf Tuan, berkasnya sudah tiba pagi tadi di tangan Bibi pengurus vila. Kata Bibi pengurus vila dia meletakkannya di atas meja nakas..." Bagas memetikan telepon secara sepihak.
"Oh, shi-t! Kenapa aku tidak langsung mengambilnya saja tadi." Bagas segera menghubungi Jessy sekretarisnya di meja depan.
"Jes, segera jemput berkas dalam amplop yang di berikan oleh Bibi pengurus vila pagi tadi sebelum saya berangkat ke kantor!"
"30 menit dari sekarang! Kamu sudah harus sampai di kantor kembali!" perintah Bagas bossy.
Dengan resah Bagas menunggu, dalam resahnya Bagas berfikir ada apa dengan dirinya? Mengapa dia begitu menginginkan Vania? Bukankah Vania hanya alat untuk balas dendam? Lalu mengapa dia merasa candu akan istri yang dia sembunyikan itu.
"Apa aku benar-benar merindukan Vania? Oh, tidak mungkin. Aku membencinya, aku ingin segera bertemu hanya agar bisa menyiksanya segera!"
Tok tok tok
"Masuk!" perintah Bagas tanpa menoleh.
Bagas membelakangi pintu masuk, dia memandangi Ibukota Jepang yang begitu indah terlihat dari ketinggian tempat dia berpijak.
"Tuan, ini dokumen yang anda minta." kata Jessy begitu memasuki ruangan Bagas.
Bagas segara membalikkan tubuhnya dan menerima berkas itu. Saat Jessy meninggalkan ruangan Bagas, Bagas segera membuka berkas yang tadi tidak sempat dia lihat.
Kedua tangan Bagas bergetar saat melihat isi dari berkas yang tertutupi amlop koran tersebut. Isinya bukanlah berkas Vania melainkan foto-foto penyiksaan yang Bagas dan Nyonya Yuli lakukan pada Vania selama ini. Lalu di sana ada sebuah kaset, dengan tangan bergetar Bagas segera memutarnya di laptop, hati Bagas bertqmbah resah saat tahu jika itu adalah sederet panjang rekaman CCTV dan juga suara dia mencaci maki Vania secara verbal terdengar jelas di sana.
Ada secarik kertas di sana, yang membuat Bagas cemas dan juga takut.
Kau salah memilih orang untuk di jadikan alat pembalas dendam bung! Bagaimana jika publik tahu perilaku mu pada istri siri mu ini? Aku penasaran!
~Robert Lev
Ada apa ini sebenarnya mengapa Bagas mendapat teror dari seorang Robert Lev? Sebagqi seorang pembisnis yang sudah memasuki pasar internasional Bagas tentu tahu siapa Robert Lev. Robert Lev adalah pria paling berbahaya dari dunia bawah tanah.
Cara bekerjanya yang keji dan terkenal tanpa ampun kepada para musuhnya. Oh Tuhan, kenapa ini. Kesalahan apa yang di perbuat Bagas hingga dia harus menerima ancaman dari seorang Robert Lev.
Tidak ingin semakin gelisah, Bagas nekat unyuk menemui Vania di tempat wanita itu di tahan. Perjalanan panjang yang Bagas lakukan ternyata sia-sia karena nyatanya Vania tidak di tahan kepolisian Jepang. Malah Bagas kembali mendapat amplop kuning yang membuat mata Bagas hampir keluar saat membacanya.
Di sana tertera info pribadi tentang istrinya Vania dan hal yang paling mengejutkan adalah Vania bukan anak kandung dari keluarga Hartawan. Orang tua Vania bukanlah Vio dan Baron Hartawan. Hal ini menjelaskan jika Vania dan Jihan bukan saudara kandung. Rahasia apa yang sebenarnya tersimpan rapi tentang identitas asli Vania.
Lalu terselip surat kecil di sana.
Tunggulah hadiah dari ku Bagas! Saat kau pulang ke tanah air, hadiahmu akan langsung menyambut kepulangan mu!
~Robert Lev.
Bagas yang panik segera menghubungi David dan menanyakan tentang keadaan perusahaan di Indonesia. Dan Bagas bisa bernafas lega sementara saat bisnisnya di tanah air baik-baik saja.
Dalam diamnya Bagas bertanya-tanya siapa Vania? Mengapa Robert Lev sampai memperdulikan Vania? Ada hubungan apa Robert dengan Vania? Semua pertanyaan demi pertanyaan berkelana di kepala Bagas.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Bagas dengan seribu satu ke gundahannya maka berbeda dengan di sebuah ruangan yang penuh komputer itu.
Terlihat gadis muda itu menekan beberapa kode dan berlanjut dengan kode-kode berikutnya.
"Are you happy? " tanya pria itu mendekati wanita yang sedang berkutat dengan komputer-komputer di depannya.
"Iya kak, aku sangat bahagia. Aku seperti mendepatkan duniaku kembali." kata wanita dengan balutan hijab lebar berwarna merah muda itu.
"Jika memang kamu menyukai dunia komputer, mengapa tidak masuk jurusan teknik informatika saja saat di perguruan tinggi nanti?" tanya pria itu seraya duduk di samping.
Gadis manis itu menghentikan ketikannya di keyboard komputer di depannya. Lalu mengalihkan tatapannya ke pria di sampingnya.
"Entahlah kak Robert, aku mengikuti saran kak Ibra saja. Bagaimanapun apa yang kak Ibra katakan juga sangat benar, hamil dua bayi sekaligus bukan hal yang mudah. Dan aku tidak ingin Twins kehilangan kasih sayang dari ibunya karena aku sibuk dengan pendidikan ku."
Vania menghela nafas sejenak, lalu kembali melanjutkan perkataanya.
"Aku akan melanjutkan sekolah SMA ku melalui home Schooling. Lalu mengenai perguruan tinggi aku mungkin akan melanjutkan nanti, saat si kembar sudah berumur dua tahun." kata Vania sambil menatap menerawang jauh kedepan.
"Baiklah-baiklah, apa yang kau katakan benar adikku yang manis. Cukup kakakmu yang tampan ini saja menjadi korban ke egoisan orang tuanya. Kamu jangan sampai bersikap hal yang sama." kata Robert.
Meski mereka dekat Robert sangat menjaga cara bicara dan juga jarak di antara mereka. Robert tahu pasti batasan-batasan dalam agama sahabatnya Ibra. Tapi meski begitu jika berurusan dengan orang yang jahat pada Ibra dan keluarganya, maka Robert tidak pernah main-main. Bahkan seaking gila nya seorang Robert meski Ibra sudah mengingatkannya berkali-kali tapi Robert tetap bebal pada keputusannya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan pada mantan suami mu adik manis?" tanya Robert pada Vania.
"Bagiku bisa lepas dari pria itu saja sudah sangat-sangat bersukur aku kak. Mengenai bagaimana selanjutnya aku tidak ada niatan membalas atau apapun. Aku yakin ada Allah yang maha membalas perbuatan buruk mereka. Dan aku berusaha unyuk memaafkan mereka kak."
Robert hanya terdiam, dia tahu Vania tidak ingin membalas tapi Ibra dan dirinya tidak terima jika gadis manis kesayangan mereka di perlakukan buruk oleh Bagas dan keluarganya.
Kekejaman keluarga Hartawan mereka masih bisa menahan diri untuk diam tapi tidak dengan keluarga Mahawira. Cukup, biarkan Robert yang beraksi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jauhkan Hamba dr siksa neraka spt ini ya Tuhan