Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedekatan Kembar
"Aku ingin kembali ke anakku. Urusan kita sudah selesai Tuan Gio yang terhormat," ucap Kinanti penuh penekanan.
Kinanti langsung membuka ruangan itu, dan langsung menutup pintu ruangan itu begitu saja. Membuat Gio hampir saja terkena pintu itu.
"Astaga, sepertinya wanita ini galak juga. Em, tapi tak apa. Wanita galak, pasti galak juga di ranjang. Buktinya aku sampai tak bisa melupakan percintaannya dengan wanita itu," ucap Gio. Bukannya dia segera menyusul, dia justru terlihat senyum-senyum sendiri seperti orang yang tak waras.
"Aku yakin, Baby. Aku yakin, kalau aku pasti bisa mendapatkan kamu. Aku akan berjuang untuk itu," ucap Gio sambil tersenyum.
Gio tersadar, dia harus cepat ke ruangannya. Dia takut kalau Kinanti akan membawa kembar dari hidupnya. Gio tak ingin hal itu terjadi lagi, sudah cukup dia kehilangan Kinanti dulu bersama kembar.
"Ayah," teriak Bunga tiba-tiba saat Gio masuk. Apa yang dilakukan Bunga kepada Gio, membuat Kinanti melongo dan bahkan sedikit shock.
Gio langsung memeluk tubuh mungil itu dengan erat, meluapkan rasa cintanya kepada sang anak. Baru saja Gio ingin mengatakan kalau Bunga memang anaknya, tangan Kinanti lebih dulu menarik paksa Bunga dari Gio.
"Dengar ya Bunda ngomong! Om Gio bukan ayah kamu! Mulai sekarang, jangan pernah memanggil dia ayah. Kamu cukup memanggil Ayah Dimas sebagai Ayah kamu," ucap Kinanti tegas.
Tentu saja Gio sangat marah mendengar penuturan Kinanti kepada Bunga. Sudah jelas dialah Ayah biologis dari kembar, tetapi Kinanti justru menghalangi Bunga untuk memanggil dirinya Ayah.
"Kau itu apa-apaan sih? Bunga mau memanggil aku Ayah, mengapa kau larang? Jika kamu masih terus mengotot, ayo kita segera lakukan tes DNA. Aku yakin 100 persen, kalau kembar anakku," ucap Gio ketus. Terlihat sekali kemarahan di wajahnya.
"Dia anakku! Aku yang berhak akan kembar! Bukankah kau tak menginginkan mereka dulu, lantas mengapa kau sekarang mengakui dia? Di saat aku berjuang untuk mempertahankan mereka, kamu dimana? Dasar pecundang, berani berbuat kau begitu saja meninggalkan aku. Satria, Bunga kita pergi dari sini! Satria, batalkan kontrak kerjasama kamu dengan laki-laki itu! Kita segera kembali ke Yogya!" ucap Kinanti.
Gio berusaha menghalangi Kinanti pergi membawa kembar.
"Erland cepat kau hubungi security untuk menyiapkan keamanan, jangan buat anak dan calon istriku pergi! Aku tak akan membiarkan kalian pergi lagi dari hidupku," ucap Gio. Untungnya saat itu ada Erland di ruangan Gio.
"Dasar gila! Laki-laki psikopat! Aku tak akan pernah menikah denganmu! Aku tak sudi menikah dengan laki-laki breng*sek seperti kau! Cepat kau lepaskan aku atau kau akan berhubungan dengan polisi karena sudah menyandera kami," ancam Kinanti.
"Aku tak peduli! Aku tak peduli kau mengatakan apapun tentang aku, aku terima. Karena dulu aku memang salah. Oleh sebab itu, aku berniat untuk menebus semua kesalahan yang aku perbuat dulu. Aku menyesali atas apa yang aku lakukan dulu kepada kalian. Aku ingin menikahi kamu dan kita bisa hidup bahagia," ungkap Gio. Wajah Gio terlihat memerah menahan perasaannya saat ini.
Tangan Kinanti terasa lemah, hingga genggaman tangannya terlepas. Dia melepaskan Bunga dan juga Satria. Gio tampak melebarkan tangannya, dan berjongkok di bawah. Mereka menyambut kedua anaknya. Suasana saat itu begitu mengharukan. Setelah sekian lama kembar tak pernah tahu siapa ayahnya, hari ini mereka sudah tahu kalau Gio 'lah Ayah kandung mereka.
Bunga kini sudah dalam pelukan Gio, tapi tidak untuk Satria. Satria memilih diam dan kaku. Entah apa yang sebenarnya dia pikirannya. Kinanti tampak melirik ke arah Satria, ada raut wajah kecewa terhadap Gio. Setelah apa yang terjadi pada mereka dulu. Betapa sulitnya mereka melewati hari-hari mereka, tanpa seorang Ayah. Ternyata Satria pernah di bully oleh teman-teman bermainnya karena tak memiliki Ayah dan mereka mengatakan kalau dia adalah anak haram.
Selama ini dia menutupi dari sang adik ataupun sang bunda. Dia tak ingin membuat Bundanya sedih, justru hal itu yang membuat dia untuk terus berusaha agar menjadi orang sukses. Menghilangkan pemikiran buruk orang-orang tentang dirinya dan juga Bunga, semua itu adalah kesalahan orang tuanya dan mereka tak salah. Mereka patut bahagia dan menjadi orang yang sukses. Menghapus sebutan anak haram adalah anak sial.
"Maafkan Ayah sayang. Ayah tahu kesalahan yang Ayah perbuat kepada kalian begitu banyak. Membuat kalian harus berjuang untuk hidup. Ayah memang laki-laki pengecut, tapi itu dulu. Sekarang, Ayah akan membuat kalian bahagia. Ayah akan membawa kalian kepada nenek dan kakek. Pasti mereka sangat senang. Sudah cukup lama, mereka menginginkan cucu dari Ayah dan sekarang Ayah akan mewujudkannya. Bahkan Ayah memberikan cucu-cucu yang hebat untuk mereka," ungkap Gio.
Gio melepaskan Bunga dan berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Satria.
"Kamu tahu tidak? Kalau kita banyak memiliki kemiripan. Darah Ayah mengalir di tubuh kamu. Sikap dan wajah kamu sangat mirip dengan Ayah. Ayah sayang sama kamu, tolong terima Ayah di hidup kamu," ucap Gio yang langsung memeluk tubuh Satria. Namun, Satria belum membalasnya. Kinanti pun melihat hal itu.
"Meskipun kau yakin kembar adalah anak kamu, aku tak akan semudah itu memberikannya kepada kamu. Dia akan tetap hidup bersama kamu, dan maaf aku tak bisa menikah dengan kamu. Karena aku tak mencintai kamu, dan aku tak ingin menikah dengan orang yang tak aku cintai. Kau bisa menjadi Ayah dari mereka, tetapi tidak bisa menjadi suamiku," ucap Kinanti dengan penuh penekanan.
"Ternyata, kau adalah wanita yang keras kepala dan egois! Setelah apa yang terjadi pada kembar, apa kau ingin membuat mereka tak memiliki orang tua yang lengkap," ujar Gio.
"Lantas aku harus memaafkan kamu begitu saja? Enak sekali jadi kamu. Aku harus pulang sekarang, di lobby sudah ada yang menunggu aku dan kembar," ucap Kinanti yang langsung mendorong tubuh Gio kasar. Kinanti langsung pergi keluar ruangan membawa kembar.
"Kinanti ... kau ingin membuat aku gila? Aku yakin, aku pasti bisa menaklukkan hati kamu!" teriak Gio.
Jika dia tak malu dengan karyawannya, pasti dia akan mengejar Kinanti keluar ruangan main kejar-kejaran seperti film india. Gio langsung melemparkan berkas-berkas di ruangannya. Dia merasa cemburu, mendengar Kinanti sudah ada yang menunggu di Lobby.
"Mengapa kau masih disini? Cepat kau kejar mereka, dan ikuti kemana mereka pergi. Satu lagi, cepat kau cari orang untuk mengawasi mereka. Saya tak ingin mereka pergi lagi dari hidup saya," bentak Gio, membuat Erland segera pergi mengejar Kinanti. Karena dia tak ingin mendapat amarah dari bosnya itu.