Langit Dan Samudra

Angin berhembus dengan sangat kencang, tampak nona angel duduk di atas pasir sambil melihat hamparan laut di depannya. Aku yang tadinya akan menunggu di dalam mobil di perintahkan nona angel untuk mengikutinya, dengan posisi berdiri aku berada di belakang nona angel.

“Sam, apa kamu sudah punya pacar.” Aku terkesiap mendengar pertanyaan nona angel.

“Belum nona.” Tampak nona angel tersenyum sinis, sepertinya dia meremehkan perkataanku.

“Orang setampan kamu, masak tidak punya pacar sam. Kamu pasti sedang berbohong kan…?”

“Saya tidak berani pacaran nona.” Aku melihat nona angel menoleh ke arahku, dia mengeryitkan alisnya. Sepertinya dia tidak percaya dengan perkataanku, akupun tidak berani menatap wajahnya, pandangan mataku aku alihkan menatap laut yang terbentang di depanku.

“Kenapa sam…? Apa kamu sedang tertarik dengan seseorang…?”

“Saya tidak berani pacaran nona, masih ada seseorang yang harus saya bahagiakan untuk saat ini.”

“Pasti wanita yang kamu sayangi kan sam.” Tebak nona angel yang tepat sasaran.

“Iya nona.”

“Boleh tahu siapa wanita itu sam, bukan apa apa. Aku ingin mengetahui bagaimana kehidupan orang yang akan berkerja denganku, aku hanya ingin lebih mengenalmu.” Aku terdiam sejenak, sebenarnya aku sangat keberatan harus membicarakan kehidupan pribadiku, tapi orang yang bertanya saat ini adalah majikanku.

“Saya besar di panti asuhan, dan saya mempunyai adik yang harus saya bahagiakan nona. Saya ingin membawa adik saya hidup bersama saya jika saya sudah mempunyai tempat tinggal di kota ini.” Aku lihat nona angel terdiam, dia mengangukan kepalanya. Pandangan kami tertuju menatap ke arah langit yang terlihat sudah semakin terik, nona angel yang terlihat sudah mulai kepanasan segera berdiri dan membersihkan pakaiannya yang terkena pasir.

“Aku ingin minum kelapa muda di sana, bagaimana kalau kita ke sana.” Nona angel menunjuk satu kedai di pinggir pantai, aku menatap kedai tersebut dengan bangunan kayu yang sangat sederhana.

“Apa nona yakin.” Ucapku memastikan, karena di lihat dari penampilan nona angel tidak mungkin jika dia mau makan di tempat seperti itu. Tapi aku salah menilai dia, dengan segera dia meninggalkanku dan masuk ke dalam kedai.

Aku mengikuti langkah nona angel di belakangnya, belum juga aku sampai nona angel sudah keluar dari dalam kedai sambil membawa sepiring gorengan di tangannya.

“Kita makan di sana sam.” Nona angel menunjuk sebuah pondok yang terlihat kosong, dengan segera aku menggambil alih piring yang di bawa nona angel. Tadinya nona angel akan menolak saat aku akan menggambil piring yang berisi gorengan, tapi akhirnya dia menyerahkannya.

“Jangan kaku seperti itu sam, kamu tahu. Kamu adalah bodygard yang ke dua puluh lima yang papa tunjukan ke aku, sebenarnya aku akan menolaknya lagi. Tapi sejak kejadian kemarin, aku jadi terpaksa menerima kamu jadi bodygard aku. Kamu tahu nggak sam, kamu itu sangat beruntung karena aku mau menerima kamu menjadi bodygard aku.” Mendengar ucapan nona angel, aku jadi penasaran tentang kejadian yang dia alami sebelum ini.

“Kamu pasti penasaran dengan apa yang aku alami sampai aku mau menerima kamu jadi bodygard ku.” Aku hanya diam mendengarkan ucapan nona angel, dia tersenyum melihatku.

“Kamu tahu pria yang tadi aku temui di kafe, dia adalah pacarku. Dan aku sengaja memutuskan hubungan dengannya, karena dia selalu membuatku merasa tidak nyaman. Dan asal kamu tahu sam, papaku itu sangat protectif denganku. Makanya aku sampai di carikan seorang bodygard yang selalu menemaniku, padahal aku sendiri bisa menjaga diriku sendiri. Tapi sejak papa tahu jika aku menjalin hubungan dengan patric, dia semakin menjagaku dan selalu mengawasi ku kemanapun. Awalnya aku tidak tahu siapa patric yang sebenarnya, tapi di pertengahan awal hubungan kami. Patric selalu membuatku kesal dan marah, rasa cintaku yang terlalu dalam dengan patric membuatku selalu menuruti apa keinginan eric, dan pada akhirnya aku sempat akan di bawa eric ke pulau pribadi miliknya, Saat aku akan meminta putus dengannya. Jadi terpaksa tadi aku mengakui kamu sebagai pacar aku, biar dia tidak menggangguku lagi.”

Mendengar cerita nona angel, aku yakin jika patric akan berbuat sesuatu suatu saat nanti. Aku masih diam tanpa berkata apapun, setelah mendengar cerita nona angel.

“Sam, apa kamu mendengarkan ceritaku.” Tanya nona angel, sambil meminum es kelapa muda yang ada di depannya.

“Iya nyonya, saya mendengarkannya.”

“Duduk sini sam, dan minum ini dan makan ini.”nona angel menyerahkan kelapa muda dan satu piring gorengan ke arahku, aku yang tidak berani menolak permintaannya akhirnya duduk di samping kanan nona angel.

“Kamu tahu sam, entah kenapa aku bisa semudah ini berbicara dengan dengan kamu. Jujur ya sam, aku itu orangnya tidak mudah akrab dengan orang asing. Tapi entah kenapa saat aku melihatmu dan berbicara sama kamu, aku merasa sepertinya kita sudah kenal lama.”

Aku meminum air kelapa dan melihat ke arah nona angel, aku juga heran kenapa bisa nona angel berbicara semudah itu denganku, sedangkan kami baru saja bertemu tadi pagi.

Kamipun terdiam sambil menikmati makanan dan minuman yang ada di depan meja kami, tak terasa sore pun tiba. Nona angel yang melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, tiba tiba berdiri dan mengajakku untuk kembali ke kediamannya.

Akupun mengikuti langkah nona angel menuju ke mobil, saat akan membukakan pintu belakang, tiba tiba nona angel menghentikan gerakkan tanganku.

“Aku akan duduk di depan sam.”

“Tapi nona…!!”

“Udah, kamu turutin apa kemauanku.”

Akupun membuak pintu di bagian depan, setelah melihat nona angel masuk kedalam mobil. Aku segera masuk ke dalam dan menghidupkan mesin mobi, segera aku lajukan mobil dengan kecepatan di atas rata rata. Karena sebelum pulang tadi aku mendekat telpon dari pak baron agar kami segera pulang ke mention, terlihat nona angel yang diam dan sambil menatap pemandangan yang ada di sampingnya. Sejenak aku melirik melihat ke arah nona angel, dia masih setia melihat pemandangan di samping jendela.

Sekitar dua puluh menit perjalanan, akhirnya kami sampai di mention milik tuan alex. Setelah masuk ke dalam dan aku menghentikan mobilnya, pak baron menghampiri mobil kami. Akupun segera turun dan berlari untuk membukakan pintu di mana nona angel duduk, tatapan mata baron sangat tajam ketika melihatku membukakan pintu untuk nona angel.

“Terima kasih sam, besok kamu antar aku ke kampus oke.” Ucap nona angel sambil masuk kedalam mention, akupun mengangukan kepalaku menyetujui perintah nona angel.

“Kenapa bisa nona duduk bersama kamu di depan sam…?” Tanya barin dengan suara beratnya.

“Beliau yang minta duduk di depan pak baron.” Aku lihat pak baron terdiam, dia menatapku dari atas sampai ke bawah.

“Jangan manfaatkan ketampanan kamu untuk memikat nona angel.” Setelah mengucapkan kalimat yang membuatku sangat kesal, baron segera pergi dari harapanku.

Aku menghela nafasku dengan cepat, kenapa bisa pak barin memiliki pemikiran seperti itu. Sedangkan aku di sini hanya ingin bekerja sebaik mungkin.