Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zahra hamil?
Zahra masih terlihat canggung jika mengingat ucapan Jo tadi. Walaupun mungkin Jo hanya berniat bercanda atau sekedar menjalankan skenario, tetapi tetap saja Zahra merasa canggung jika mengingat itu. Bahkan sepanjang makan 'pun Zahra hanya diam dan bicara seperlunya saja hingga makanannya habis. Kini, setelah mereka kembali ke kamar, Zahra tetap merasa canggung.
"Tidak mau tidur lagi?" tanya Jonathan saat melihat Zahra duduk di sofa yang tadi ia tempati untuk tidur.
"Mmm aku tidak mengantuk lagi."
"Ini masih setengah tiga pagi, apa yang akan kau lakukan di jam segini."
"Aku baru ingat, pekerjaanku yang kemarin belum selesai semua, aku akan menyelesaikannya pagi ini."
"Hm, baiklah."
Jo mengambil laptop milik Zahra dan miliknya sendiri, lalu membawa beberapa berkas dan meletakkannya di atas ranjang. Melihat itu Zahra segera mendekat.
"Kau tidak tidur lagi?" tanya Zahra.
"Aku juga tidak mengantuk lagi. Ayo kemarilah."
Zahra ikut naik ke atas ranjang, lalu membuka laptopnya. Beberapa kali ia melirik ke arah Jo dan pada saat bersamaan Jo juga melihat ke arahnya hingga membuat pandangan mereka bertemu.
"Kau tidak sedang bertanya-tanya kenapa aku bisa setampan ini 'kan?" seloroh Jo.
"Ha? Mmm..." Zahra yang tertangkap basah tidak bisa melanjutkan ucapannya. Ia bahkan mengambil beberapa berkas dn membukanya secara acak karena entah mengapa ia menjadi sedikit salah tingkah karena ucapan Jo tadi. Sedangkan si pelaku hanya tersenyum simpul menanggapi sikap Zahra yang salah tingkah karenanya.
...•••***•••...
"Hoam! Akhirnya selesai juga." Zahra merenggangkan otot tubuhnya yang sudah ia kerahkan sejak pagi tadi.
"Nanti siang aku akan mengajakmu berbelanja," ucap Jo sembari meraih handuknya.
"Berbelanja?"
"Hm, sebagai upah atas loyalitas kerjamu dari subuh tadi." Setelah mengatakan itu, Jo masuk ke kamar mandi.
"Tuan Muda itu kenapa jadi berbeda sekarang?" monolog Zahra.
Selama bertahun-tahun bekerja dibawah naungan Jonathan, Zahra tidak pernah melihat sisi Jonathan yang bersahabat seperti sekarang. Ya, Jonathan memang bukan tipe bos killer yang akan berlaku sesuka hati kepada bawahannya, bahkan Jo begitu memanusiakan pekerjanya dan memberi upah yang sepadan untuk setiap pekerjaan bawahannya. Tetapi, Zahra tidak pernah melihat sisi Jonathan yang perhatian, pengertian dan sedikit romantis seperti memasakkan makanan untuknya tadi malam.
"Kau tidak akan menemukan makanan itu di sana," menyerahkan sebungkus mie instan pada Zahra. "Itu milik pekerja di sini."
"Milik pekerja? Lalu, apa tidak masalah kalau aku memakannya?"
"Sebenarnya tidak masalah untuk pemiliknya, tapi suamimu yang akan mempermasalahkannya."
"Kenapa?"
"Karena dia tidak suka jika ada satu anggota keluarganya yang mengonsumsi makanan yang tidak sehat, apalagi kau adalah istri yang dicintainya, dia pasti akan melarang keras jika tahu kau memakannya."
Zahra menggelengkan kepalanya, mengusir bayangan percakapan antara dirinya dan Jordan tadi malam. Namun tiba-tiba dunia terasa berputar dalam pandangan Zahra, sesuatu dalam perutnya seakan meronta ingin keluar saat ini juga hingga membuatnya tak kuasa menahan mual yang kini melanda.
Dengan gerakan cepat, Zahra mengetuk pintu kamar mandi yang untungnya langsung dibuka oleh Jonathan. Tanpa banyak kata lagi, Zahra langsung menerobos masuk dan memuntahkan semua isi perutnya.
"Ara kau kenapa?" tanya Jo cemas.
Zahra masih terus mengeluarkan isi perutnya hingga ia merasa sedikit lega. Setelah beberapa saat, mualnya sudah benar-benar reda, tetapi tubuhnya juga ikut terasa lemas hingga hampir membuatnya jatuh, beruntung Jo cepat menangkapnya dan menggendong tubuh lemas Zahra menuju ranjang.
"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan air hangat untukmu."
Jo langsung mengambil air hangat di dapur. Bertepatan dengan itu Jordan, Alora dan Mommy Alice juga memasuki ruang makan untuk sarapan.
"Apa itu, Jo?" tanya Mommy Alice.
"Air hangat untuk Ara, Mom. Dia mual-mual pagi ini."
"Mual-mual?" tanya Mommy Alice.
"Mual-mual di pagi hari? Apa jangan-jangan..." Alora menggantung ucapannya membuat Mommy Alice menatapnya dengan wajah sedikit tidak bersahabat.
"Wow Bro, berapa kali kau melakukannya dalam semalam? Ini ajaib sekali, baru beberapa minggu dan hasilnya sudah terlihat." seloroh Jordan.
"Apa yang kau katakan?" tanya Jo tak mengerti.
"Itu... Kau yakin tidak mengerti ucapanku?"
"Apa?"
"Mual di pagi hari itu identik dengan hamil muda, mungkin saja Kakak Ipar sedang hamil muda 'kan?"
Jonathan terbelalak mendengar ucapan Jordan, ia lekas berlari menuju kamar untuk menemui Zahra dan menanyakan kebenarannya. Entahlah, tampaknya otak Jo mulai tidak berjalan saat ini. Bukankah seharusnya ia sudah menduga kalau hal itu tidak mungkin, sebab ia dan Zahra bahkan belum pernah tidur seranjang.
...****************...
Hayoloh Ara kenapa ini
double up