NovelToon NovelToon
THE WAR PRINCESS

THE WAR PRINCESS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Himme

Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertandingan

Setelah pembahasan mengenai Xavier mereka mulai mencari tahu tentang keberadaan musuhnya itu. Sementara itu pertandingan antar tingkat murid academy Palace Knight sebentar lagi akan diselenggarakan. Siapapun yang memenangkan pertandingan maka akan langsung naik ke tingkat Snake Greenpeace, menjadi murid terkuat diantara semuanya. Tentu saja para murid antusias untuk memenangkan pertandingan. Semua ikut bertanding kecuali Keandra, Jargan dan ke-enam sahabat mereka.

Untuk itulah semua orang berlatih untuk baik satu genk maupun sendiri. Kini terlihat Arlina yang beberapa hari berlatih dengan keras. Meskipun tau kemampuannya diakui namun itu belumlah cukup untuk dirinya. Dia ingin menjadi lebih kuat, dia mempelajari semuanya. Dia ingin menjadi yang paling kuat dan melatih segi kekurangan dalam dirinya.

Hingga hari pertandingan itu tiba.

Di stadion tanding dimana sesi pertandingan akan dimulai. Terlihat bangku penuh dengan murid yang antusias mengikuti pertandingan. diatas sebelah timur bisa dilihat, dibagian tengah kursi ditempati raja Alaska, disamping kiri ada ratu Lusiana dan disamping kanan ada pangeran Reandra.

Disebelah pangeran Reandra adalah pangeran Keandra, lalu ada ketujuh menteri tak jauh dari pangeran pertama dan untuk ketujuh istri menteri duduk tak jauh dari ratu. Lalu di depan dengan sedikit rendah diisi Jargan dan lainnya, dan Arkana yang tak lain komandan kesatria, Lalu Raymond dan guru pembimbing lainnya. Sementara di bagian kursi bawah dikhususkan untuk murid. Baik yang mendaftar atau sekedar menonton.

"Hadirin sekalian selamat datang dipertandingkan antar murid dan siapapun perserta murid yang ikut pertandingan akan memenang pertandingan ini akan naik ke tingkat Snake Greenpeace dan siapapun yang ikut pasti sangat antusias untuk memenangkan. Dan aku umumkan pertandingan dibuka! " seru Mc yang ditugaskan untuk pembukaan.

"Hwuuuuuuuu! "

Terdengar seruan dan teriakan dari murid yang antusias dengan pertandingan ini.

"Sebelum memulai pertandingan akan aku jelaskan, Ada tiga babak yang akan dibandingkan. Pertandingan pertama yakni memasuki ruangan untuk menguji mental kalian dan siapapun yang keluar lewat pintu kembali akan lolos ke babak selanjutnya. "

"Dipertandingkan kedua, kalian diharuskan untuk penyelamatan untuk mengetes strategi dan kemampuan kalian. Dan untuk pertandingan ketiga kalian akan menghadapi beberapa rintangan untuk mengetes kemampuan kalian dalam beladiri, bertarung dan berperang kalian. Siapapun yang lolos dalam ketiga pertandingan maka dialah pemenangnya. "

"Hwuuuuuuuu! " *terdengar suara sorakan memenuhi rimbun dikursi mereka.

"Baik untuk semua perserta silahkan berkumpul! "

Mendengar itu perserta turun termasuk Arlina, Aluna dan Ghea. Mereka berkumpul ditengah halaman pertandingan. Didepan mereka muncul lima pintu misterius.

"Kalian masuklah diantara semua pintu itu. Didalam sana adalah ujian kalian. Siapapun yang kembali keluar dengan pintu mana pun maka dia akan lolos. "

Mendengar intruksi itu Arlina, Ghea , Aluna dan murid lainnya mengangguk paham.

"Pertandingan babak pertama dimulai, sekarang! "

Mendengar itu Arlina dan lainnya menuju kelima pintu dan masuk salah satu. Merekapun berpisah.

****

Setelah masuk kedalam pintu. Hal pertama yang Arlina lihat adalah gelap. Dirinya terus berjalan, saat tengah berjalan tiba-tiba dia mendengar sebuah seruan.

"Mera! "

"Mera kau ada disini. "

"Tuan putri.. "

Arlina melihat seseorang tak jauh dari dirinya berada. Seorang pria dan paling depan adalah wanita yang memakai pakaian pelayan.

"Ka-kau mengenal ku? " tanya Arlina.

"Bagaimana bisa saya bisa lupa tuan putri, saya adalah nyonya Choi, orang yang selalu melayani tuan putri. " ucap wanita itu dengan pakaian warna kehijauan.

"Saya yang selalu menemani tuan putri saat Choi tidak bisa menemani tuan putri. " ucap ucap pria dengan kaos panjang dan celana panjang berwarna coklat.

"Dan tuan putri pasti mengenal saya. Saya yang sering datang untuk mengobati luka tuan putri meski tidak bisa menyembuhkan luka yang ada dihati nona. " ucap pria yang berstatus sebagai tabib suami dari wanita sebelumnya.

Mendengar ucapan satu wanita dan dua pria paruh baya seketika sebuah memori kembali berputar.

"Tuan, putri silahkan tehnya. "

"Terimakasih nyonya Choi. "

"Tuan putri jangan keluar, udara diluar dingin."

"Aku tidak kenapa-napa Raimes. "

"Tuan putri akan sakit dan diluar lagi hujan."

"Tidak papa, aku hanya ingin ketenangan. "

"Apa yang sedang tuan putri pikirkan? "

"Seperti yang nonya Choi tau, jika hubungan aku dan Ayahku tidak baik-baik saja. Aku ingin sekali seperti dulu saat Ibunda masih hidup. "

Mendengar itu nonya Choi dan Raimes menatap sedih majikan mereka.

"Uhukk..hukk.. "

"Sepertinya tuan putri lagi demam. Putri Mera terlalu stress dan itu tidak baik untuk putri. "

"Ah, bagaimana lagi.. " keluhnya.

"Kalau itu ini silahkan anda minum ramuan ini. Maka tuan putri akan sembuh. "

"Tidak tuan Choi, aku tidak suka. Ramuan itu pahit! "

"Saya tau tuan putri, tapi ini demi kesembuhan tuan putri. Mari silahkan. "

Dengan terpaksa Mera meminum ramuan itu walau rasanya setengah mati pahit untuknya.

"Aku bersumpah tidak akan meminum ramuan itu lain kali.. "

Arlina kembali melihat kearah dua pria dan satu wanita didepannya.

"Nyonya Choi, tuan Choi dan Raimes. " panggilnya kearah tiga orang didepannya.

Sementara ketiganya tersenyum dan mengangguk.

"Jika benar kalian adalah bagian masalalu aku. " ucapnya.

"Itu benar putri Mera. Kami adalah bagian masalalu tuan putri dan kami orang-orang yang pernah ada dan selalu setia kepada anda.

Setelah mengucapkan itu ketiganya menghilang.

Arlina dituntut untuk berjalan lebih jauh lagi. Namun suara lain terus terdengar memekak telinganya.

"Sial! Kenapa harus putraku! Kenapa bukan kau saja yang mati! "

"Gara-gara kau orang yang aku cintai mati! Kenapa harus dia yang mati, kenapa! "

"Apa kau pikir aku mau! Kau siapa, kau hanya orang asing! Kau temanku, tapi yang mati itu kakakku! "

"Brengsek! Mati saja kau! "

"Dasar tidak berguna! "

"Kenapa! Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa!?“

" Cukup! Hentikan. "Arlina menutup semua teriakan itu.

"Hahaha... Mera, aku senang sekali membuatmu menderita."

"Kau harus balas mereka! "

Arlina menutup telinganya mendengar suara-suara yang memenuhi telinga dan terus berputar pada memorinya.

"Berhenti.. aku mohon, hentikan! " mohon Arlina dengan terus menutup telinganya.

"Dasar beban! Pembunuh! "

Jleb

BLASSHHH

"Tidak! "

"Tidak! Hentikan.. hiskk..berhenti..hiskk argahhhh! Apa semua ini! Berhenti! " teriakan dan tangisan terdengar dari mulut Arlina.

Semua bayangan hinaan orang-orang, suara tusukan dan tebasan memekak di telinganya. Arlina terduduk dengan tubuh bergetar dan tangan menutupi telinganya berharap suara-suara itu menghilang.

"To-tolong.. be-berhenti.. hentikan! Hiskk..cukup! " dengan suara terbata-bata dan suara bergetar.

"Hiskk.. to-tolong.."

"To-tolong aku.. "

Mendengar suara tangisan dan suara minta tolong membuat Arlina terkejut. Dengan tangan bergetar dia menjauhkan dari telinganya. Wajahnya terangkat untuk mencari asal suara tersebut.

"Hiskk.. To-tolong aku, " suara tangisan terdengar memilukan.

Arlina menoleh dan melihat kebelakang. Dibelakang dia melihat seorang gadis duduk meringkuk dipojokkan yang terlihat gelap hanya gadis itu yang terlihat oleh matanya.

"Hiskk..hiskk.. "

Gadis itu menangis begitu pilu. Arlina berdiri, dia memberanikan dirinya untuk mendekat. Sementara gadis itu terus meringkuk.

"Si-siapa? " Arlina bertanya meski terbata-bata karena takut.

"Hiskk.. hiskk.. " Sementara gadis itu masih menangis dan meringkuk.

Arlina berjalan hingga dia berada tepat didepan gadis itu.

"Hiskk.. hiskk.. "

Melihat gadis didepannya masih menangis, Arlina sedikit menunduk dan mengulurkan tangannya menyentuh bahu gadis itu.

"A-apa kau baik-baik saja? " tanya Arlina.

Gadis itu perlahan menjauhkan wajahnya dari kedua lututnya. Lalu mendongak kearah Arlina.

"Tolong aku.. " tatapannya.

DEG!

1
Naturelight
bru ngintip
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺
Garl4doR
Gegara masih 5 tahun pikiranku menggambarkan Arlina kayak Anya Forger/Slight/ semangat terus thor/Grin/
Tiểu long nữ
Kehabisan kata-kata. 😶
shora_ryuuka shoyo
Gemesin banget karakternya!
Amalia Mirfada
Cerita ini memikat emosi dan perasaanku sepanjang waktu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!