Gadis cantik yang bernama Vanilla Jasmine untuk pertama kali dalam hidupnya ia terbangun di sebuah hotel bintang lima bersama seorang pria berumur. Vanilla Jasmine kerap dipanggil Lala oleh orang-orang terdekatnya. Lala tidak pernah menyangka bahwa malam dimana ia pergi dengan teman-temannya malah berakhir tidur dengan seorang pria yang Lala yakini pria tersebut bukan orang biasa. Memutuskan kabur dan menghilang agar tidak menambah masalah justru membuat beban baru bagi Lala. Beban yang tidak bisa dihapuskan begitu saja. Beban yang akan mengubah kehidupan Lala berikutnya. Beban akibat Lala kehilangan kehormatannya malam itu, tepat satu bulan Lala mengetahui jika ia tengah berbadan dua. Lalu apa yang akan Lala lakukan? Simak selengkapnya.
Peringatan🗣️🗣️🗣️
Cerita ini adalah murni hasil karangan imajinasi author dan seluruhnya adalah fiktif belaka. Semoga pembaca tidak larut dalam cerita sehingga tidak membawanya ke dalam dunia nyata. Cerita ini hanya hiburan, ok!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Camping
Hari ini sekolah triplet mengadakan acara camping untuk akhir tahunan. Ini adalah acara wajib yang harus diikuti oleh semua murid yang bersekolah di sekolah itu. Walaupun mereka masih anak-anak, acara camping ini dilakukan di alam terbuka. Sengaja progam ini diadakan untuk melatih kemampuan motorik sekaligus pengenalan alam untuk anak-anak sejak usia dini.
'' Triplet. Baju hangat, handuk, peralatan mandi dan lotion anti nyamuk sudah kalian masukkan tadi malam? Ingat ya jangan sampai ada barang yang ketinggalan! Mama enggak mau dengar kalian disana sakit. Camping diadakan tiga hari loh, jadi kalian harus tetap jaga kesehatan,'' nasehat Lala ketika di dalam mobil menuju ke sekolah triplet.
'' Iya ma. Mama sudah mengatakan itu selama sepuluh kali sejak tadi malam,'' jawab Oliver.
'' Mama tenang saja. Kita pasti jaga kesehatan. Matt yang akan memastikan mereka berdua tetap aman,'' ujar Matt.
'' Bagus. Anak mama memang bertanggung jawab,'' puji Lala kepada triplet.
Mobil Lala melaju sedang menelusuri jalan menuju sekolah triplet. Sesekali Lala kembali memperingati triplet untuk tetap menjaga kesehatan selama disana. Hal yang selalu ibu manapun katakan ketika akan berpisah dengan anak-anaknya. Walaupun hanya tiga hari, Lala senantiasa memantau mereka.
'' Sampai. Ayo turun anak-anak!'' ucap Lala ketika mereka telah sampai di sekolah.
Ada banyak para wali murid yang mengantarkan anak-anak mereka untuk berangkat. Mereka memastikan satu persatu tidak ada barang yang ketinggalan. Ada juga wali murid yang memberikan fasilitas lebih seperti ponsel agar lebih mudah mengabari orang tuanya.
'' Mama, serasa mengantar kalian untuk merantau jauh. Jadi enggak tega mama kalau harus pisah sama kalian,'' ucap Lala menatap triplet.
'' Tidak usah khawatir Bu Lala. Anak-anak dijamin aman kok. Nih lihat anak saya Febri udah semangat sejak kemarin. Katanya disana mereka bebas bermain dan belajar di luar ruangan. Ini pasti seru bu, kalau untuk anak-anak,'' ucap salah seorang wali murid yang menghampiri Lala.
'' Ah iya benar bu. Ini pertama kalinya saya pisah sama anak-anak, jadi saya tidak tega''
'' Mama tenang saja. Kita pasti bisa jaga diri. Iya kan Max, Matt ?''
Matt dan Max mengangguk mengiyakan pernyataan Oliver. Triplet memang anak-anak mandiri. Mereka tidak akan bermanja-manja berlebihan kepada Lala. Terkadang Lala sendiri juga lupa jika triplet sudah tidak pernah ia gendong semenjak mereka baru berusia dua tahun.
'' Mama kita ijin bergabung sama yang lain ya?'' ucap Max kepada Lala.
'' Kamu mau bergabung sama siapa Max? Jangan-jangan kamu menemui Cantika ya?'' selidik Oliver.
'' Tidak. Aku hanya ingin ke sana, kasihan dia sendirian tuh,'' elak Max cepat.
'' Sama saja Max. Bilang aja mau ketemu ya kan?'' ledek Oliver lagi.
'' Sudah-sudah, cepat gabung sama yang lain sana. Habis ini mama mau lanjut kerja lagi,''
'' Dada mama. Jangan lupa jemput kita kalau sudah pulang!'' ucap Oliver dengan gaya lucunya.
'' Siap sayang,''
Lala meninggalkan sekolah triplet usai bus yang membawa mereka melaju meninggalkan area sekolah. Lala melanjutkan aktivitasnya untuk pergi bekerja. Kemudian Lala memasuki mobil yang masih ia parkir di parkiran sekolah triplet.
'' Ternyata dia ibu dari tiga anak kembar yang tidak memiliki ayah itu,'' ucap seseorang di luar mobil Lala. Suara itu masih bisa di dengar Lala karena dirinya belum sepenuhnya benar-benar pergi dari area sekolah. Ia masih memasang sabuk pengaman dan orang yang membicarakan Lala tepat di samping mobilnya.
Kedua orang itu tidak tahu saja jika di mobil yang berada di dekat mereka, ada Lala yang mendengarkan gunjingan dari mereka. Lala berhenti sejenak sebelum dirinya melanjutkan aktivitas untuk menjalankan mobilnya.
'' Ingat, La. Hal ini sudah biasa terjadi. Jangan dengarkan gunjingan karena itu hanya akan menambah beban pikiran mu,'' monolog Lala berusaha meyakinkan dirinya agar terbebas dari rasa sakit hati.
...****************...
'' Kali ini aku tidak mau memakan makanan yang aku bawa. Kamu saja yang menghabiskan, aku tidak mau. Dan jangan berharap kamu bisa memaksa ku,'' ucap Lala tegas kepada Jason berusaha menolak tawaran makan bersama darinya.
'' Apa kamu sedang ada masalah? '' tanya Jason melihat wanita yang tengah duduk di depannya.
'' Tidak ada. Cepat habiskan. Kerjaan ku masih banyak,''
'' Oh ya bisakah selanjutnya aku hanya bertugas mengantar dan tidak perlu menemani mu makan? Aku sangat sibuk akhir-akhir ini,'' ucap Lala lagi menatap Jason yang masih mengunyah makan siangnya.
'' Aku rasa kamu sedang PMS. Mengapa galak sekali hari ini?''
'' Aku tidak sedang PMS. Aku tegaskan sekali lagi, aku ingin tugasku hanya sebagai pengantar makan siang saja. Tidak harus sampai menunggu kamu selesai makan,''
'' Tidak bisa. Kamu kemarin sudah setuju dan aku sudah menyimpan rekaman tentang perjanjian kita. Jadi kamu tidak bisa membatalkan begitu saja,''
Lala mendesah panjang. Tidak mungkin dirinya segampang itu membatalkan perjanjian dengan tuan seenaknya yang kebetulan bernama Jason. Ia hanya merasa jika dirinya dan Jason tidak boleh terlalu dekat. Ia mengkhawatirkan akan ada gosip luar yang mengabarkan tentang mereka.
'' Apakah kamu tidak berfikir jauh? Bagaimana jika orang lain salah paham dengan tugas ku sebagai pengantar makan siang mu yang bebas keluar masuk ruangan CEO tanpa harus melakukan ijin terlebih dahulu. Apakah kamu tidak memikirkan tentang reputasi mu jika terkena gosip miring?''
'' Gosip sudah lama menjadi makanan sehari-hari bagi pria tampan seperti ku. Aku tidak masalah dengan hal itu,'' jawab Jason santai.
'' Terserah kamu sajalah. Aku tidak ingin berdebat. Yang pasti aku memiliki hak untuk bisa terbebas dari pekerjaan ini. Kalau perlu aku mengundurkan diri saja,'' kekeh Lala ingin mengakhiri pekerjaannya bersama Jason.
'' Mengapa kamu malah ingin berhenti berkerja dariku ha?''
'' Ini hak ku. Kamu tidak boleh merampas hak orang seenaknya,''
'' Aku tidak mengerti mengapa kamu sangat bersikeras untuk berhenti berkerja dengan ku. Aku hanya menyuruh mu duduk melihat ku makan, itu saja tidak lebih. Lagian jangan salahkan aku, karena aku telah menyuruh mu melihat ku makan sedangkan kamu sendiri yang menolak tawaran makan bersama denganku,''
'' Aku tidak keberatan mengirimi mu makan siang, hanya saja aku tidak mau menunggu kamu makan lagi,''
'' Lupakan kamu tetap mengantarkan makan siang ku sekaligus menunggu aku selesai makan. Kalau kamu menolak bisa saja aku melakukan sesuatu kepada kamu, termasuk mengambil anak-anak,'' ancam Jason.
Lala melotot mendengar ancaman dari Jason. Dalam hati Lala memiliki ketakutan jika Jason membuktikan ancamannya. Karena sampai kapanpun Lala tidak akan pernah bisa melawan tuan kaya berkuasa seperti Jason.
'' Sekarang karena kamu telah mengganggu acara makan siang ku, kamu harus mendapatkan hukuman. Ikut aku sekarang juga,''
Jason berdiri kemudian menarik tangan Lala menuju ruangan yang berada di sudut ruangan Jason. Lala sendiri tidak menyangka jika selama ini ada ruangan rahasia di kantor luas milik Jason. Jason menarik tangan Lala dengan cengkraman kuat agar Lala tidak melepaskan diri.
'' Tolong jangan macam-macam,'' ucap Lala berusaha melepaskan cekalan tangan Jason.
'' Tidak akan,'' jawab Jason masih menarik tangan Lala.
'' Ahhhh'' teriak Lala dengan tangan yang masih dicekal Jason.
klo hanya menganggap lala wanitamu...bukan kekasih atau calon istrimu...kenapa kamu berbuat seenaknya pada lala...lelaki tipe sprtimu memang tdk bisa di jadikan contoh baik untuk lala terutama triplet...jijik dgn cara murahanmu...kamu sendiri yg melecehkan lala,kau anggap lala sprri wanita murahan...obsesimu yg keterlaluan akan merugikan dirimu sendiri...jngn terlalu percaya diri dan egois ..tdk semua wanita bisa kau anggap murahan sprti bekas wanitamu...
lanjut daja lah thor.../Chuckle/
horang kaya memang sperti itu sikapnya...ga pria ga wanita,sama saja kelakuannya...sombong dan sok kuasa...
kalau masih tetap dikota yg sama dan sekolah yang sama...
biar gampang dilacak ya🤣
coba bayar... bela yang salah pun mau🤣