Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Jadi yang mana gaunnya Eve?" tanya Hana penasaran.
"Benar Eve, bunda juga penasaran yang mana gaun yang akan kamu pakai nanti?" sambung Liana.
Saat ini mereka tengah duduk santai di ruang tamu. Eve terlihat sangat menikmati waktu bersama dengan keluarga Joe. Liana sangat perhatian dan hangat, sedangkan Hana sudah pasti cocok dengan Eve karena mereka sudah berteman dari awal.
"Ini Tan, eh Bun. " jawab Eve grogi, ia memperlihatkan foto gaun yang ia pilih tadi.
"Wah, cantik banget"
"Iya nak, pilihan kamu sangat bagus" kata Liana.
Eve tersenyum manis, ia merasa senang jika pilihannya ternyata memang bagus.
Tanpa terasa waktu sudah hampir pukul 10 malam. Eve mulai gelisah, dia tidak biasa bermalam malam di rumah orang lain.
" ehm, Joe kemana yah Bun?" tanya Eve.
"Gak tahu nak, katanya keluar sebentar." jawab Liana.
"Bentar yah Eve, gue coba telfon tu bocah" ucap Hana.
"Boleh deh han, soalnya dah larut kan. Besok juga sekolah" Ujar Eve.
"Kalau Joe lama, kamu nginap di sini aja nak, bersama Hana" tawar Liana.
"Iya Eve, bunda benar Lo nginap aja." sahut Hana antusias, niatnya menghubungi kakaknya ia urungkan.
"Tapi," Eve merasa tidak enak.
"Udah Lo tenang aja, entar gue suruh supir jemput peralatan sekolah Lo. Lo tinggal sebutin aja apa apa yang perlu di ambil." Ucap Hana enteng.
"Tapi kan.."
Hana tidak memberi Eve kesempatan lagi, ia menarik gadis itu menuju ke kamarnya.
"Yeay... gue gak tidur sendiri malam ini" sorak Hana girang.
"Eh bunda, aku ikut Hana yah" pamit Eve tak enak pada Liana sambil berjalan cepat karena Hana menarik tangannya.
"Iyaa" sahut Liana mengacungkan jempol ke udara.
Setelah Eve dan Hana masuk ke dalam kamar, Liana pun langsung menghubungi putranya. Katanya keluar sebentar tapi malah larut malam masih belum pulang.
Belum sempat panggilan tersambung, suara mobil Joe pun terdengar tiba di halaman.
"Huh, pulang juga akhirnya" dengus Liana berkacak pinggang di depan pintu menunggu kedatangan sang putra.
Joe memarkirkan mobilnya di bagasi, setelah itu ia segera masuk ke dalam rumah.
"Ah gue udah terlalu lama perginya" gumamnya sambil melihat jam tangan miliknya.
Ceklek.
"Eh bunda, " kaget Joe tercengir melihat sang bunda berdiri di depan pintu.
"Kemana saja kamu huh? lupa kalo calon istri kamu sejak tadi menunggu huh?" omel Liana.
Plok.
Joe menepuk keningnya, dia memang tidak ingat jika Eve ada di rumahnya.
"Terus, Eve nya mana Bun?" tanya Joe panik.
"Sudah di bawa Hana istirahat di kamarnya" jawab Liana jutek.
Fyuu
Joe bernafas lega, ia pikir Eve pulang naik taxi. Walaupun belum ada rasa cinta, Joe tetap tidak mau Eve kenapa kenapa.
"Sekarang kamu jawab Bun, kamu dari mana saja? jangan mentang mentang ayah kamu tidak ada di rumah, kamu bisa bebas gitu aja yah Joe!"
"Bukan gitu Bun, sebenarnya Joe.." Joe tampak ragu, tapi ia harus jujur sama bundanya.
"Sini deh Bun" Joe menarik tangan bundanya menuju ke sofa.
"Ada apa?" Liana masih sinis. Mereka duduk bersampingan di sofa depan tv.
"Sebenarnya, Joe menabrak seseorang Bun."
"Huh?" ucapan Joe mampu membuat Liana syok.
"Kapan, terus gimana orang nya? kamu udah tanggung jawab?"
"Udah, bunda tentang aja. Semuanya udah Joe tangani. Semua ini terjadi ketika makan malam keluarga kemarin. Makanya Joe terlambat" Tutur Joe menjelaskan.
Fyuu..
"syukurlah jika kamu dan orang itu baik baik saja" ucap Liana bernafas lega.
"Terus, malma ini dari mana saja kamu?"
"Ehm.. Sebenarnya gadis itu masih sakit Bun, dia tidak nyaman di rumah sakit, makanya dia minta pulang ke rumahnya."
"Memangnya apa nya yang terluka?" tanya Liana.
"Tulang keringnya retak, untuk sementara dia harus menggunakan kursi roda Bun. "
"Lalu, apa kata keluarga nya? kenapa sih kamu gak kasih tau bunda dan ayah!" kesal Liana pada Joe, hal sebesar ini harusnya dia tahu.
"Dia sebatang kara bun, karena itu Joe menjaganya hingga dia sembuh" ucap Joe lagi.
Liana mengangguk mengerti, perasaan kesal dan marah seketika hilang. Malah rasa bangga yang ada di hati Liana.
"Yasudah, sekarang kamu istirahat lah. Besok sekolah juga kan"
"Iya Bun"
Joe beranjak menuju ke kamarnya. Menaiki anak tangga melewati kamar Hana.
Langkah Joe terhenti tepat di depan pintu kamar Hana ketika ia mendengar suara tawa Eve. Entah sejak kapan, jantungnya mulai berdebar setiap mendengar tawa gadis itu.
Cling~
Suara dering ponsel mengagetkan Joe, pria itu langsung melanjutkan langkahnya kemudian melihat pesan yang masuk.
@Brain
Lo dan Leo kenapa sih. Kok susah banget di hubungi!
Huhh..
Joe menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Sebentar lagi dia akan menikah dengan Eve. Cepat atau lambat semua ini akan terbongkar, sedangkan dirinya tahu sahabat baiknya sangat menyukai Eve.
"Pokoknya Leo tidak boleh tahu, sampai gue bisa mencari cara agar semua ini selesai tanpa drama" gumam Joe.
Setengah gila, Joe hampir tidak bisa mencerna semua masalah yang ada di hidupnya. Acara sekolah, perjodohan, kasus Eve, belum lagi urusannya dengan Leo, sekarang malah di tambah kecelakaan ini.
"Ya Tuhan, kenapa malah serumit ini sih hidup gue" Erang Joe mengusap wajahnya kasar.
Keesokan paginya, Eve dan Hana sudah siap dengan seragam putih abu abunya. Peralatan sekolah Eve sudah di jemput oleh supir keluarga Hana.
"Ayo sarapan" Ajak Liana.
"Iya Bun" Sahut mereka kompak.
Eve merasa agak lain, biasanya dirinya tidak ada yang memanggilnya untuk sarapan kecuali bibi. Sarapan di pagi hari dengan suasana hangat seperti ini sangat menyenangkan bagi Eve.
"Sayang, tolong bangunkan kakak kamu" Titah Liana pada Hana.
Hana melirik Eve, seketika ia mengerang kesakitan
"Aduhh kebelet banget, Eve tolong bangunkan kak Joe dong, gue mau bab dulu" Teriak Hana terbirit birit menuju ke kamar mandi.
"Huh, gue?" ucap Eve terbata.
Liana mengerti rencana Hana, jadi dia mendekati Eve dan meminta langsung pada calon mantunya untuk membangunkan sang putra.
"Sayang, kamu tahu kan kamar Joe?" tanya Liana.
"Gak tahu Bun" jawabnya lirih.
Alex turun, sambil lewat Alex mengusap kepala Eve pelan.
"Kamar yang di depan kamar Hana itu adalah kamar Joe sayang. Kamu ketuk aja" tutur Alex.
Eve tertegun, perlakuan keluarga ini sungguh membuatnya canggung. Apa yang tidak ia dapatkan dari keluarganya, di keluarga ini ada. Kehangatan yang Eve inginkan ia dapat pada keluarga Joe.
"Baik lah, aku akan memanggilkan Joe" jawab Eve beranjak naik ke atas dan berdiri di depan pintu kamar Joe.
Jia yah yg datengin Leo ,mau ajak sekongkol 😏😏😏
Joe juga ,udah tau Eve cwe yg dia tunggu dan cinta ,ko masih mentingin ego sih ,gga bisa lembut halus ggt sikapnya ,malah marah marah mulu 😒😒😒
Joe ,semangat yah 👍👍👍