Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kode kode
Mereka saling berhadapan dengan canggung,sedangkan orang orang di sebelah mereka tengah berbincang dan tertawa bahagia saat ada moment yang mereka bicarakan.
"Oh ya,Anin kerja dimana." Anin yang nama nya di panggil langsung mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk.
"Em ya Tante, Anin kerja di butik. Kebetulan butik itu punya Anin sendiri."
Orang yang bertanya pada Anin tadi sedikit terkejut atas jawaban gadis itu. Dia pikir Anin kerja di kantoran, menjabat sekertaris mungkin atau manager. Tapi kenyataan nya gadis cantik itu memiliki usaha sendiri.
"Wow tante kira kamu kerja di kantoran, ternyata malah punya usaha sendiri. Pasti Ayah Bunda kamu bangga ya punya anak mandiri kayak kamu."
Anin sedikit specllees di buat nya, tidak dia pungkiri ada perasaan bangga dalam dirinya dan rasa terimakasih yang amat besar pada kedua orang tua nya. Mereka selalu mendampingi Anin di saat susah dan senang bahkan di saat Anin dalam masa masa jatuh kedasar paling bawah saat pernikahan nya di batalkan secara sepihak. Ayah dan bunda selalu mengingatkan agar mengikhlas kan semua. Anin memang sudah memaafkan serta mengikhlaskan namun kalau melupakan Anin rasa dia butuh waktu.
"Ya jelas atuh kita bangga banget punya anak yang pengertian kayak Anin. Anin ngerintis usaha butik nya dari awal dia lulus SMA sampai sekarang. Bahkan dia bisa mengatur waktu antara kuliah dan bisnis nya, sampai sampai kita nih sebagai orang tuanya suka ngiri kenapa kita pas seusia Anin gak bisa kayak gituh ."
Bunda terlihat antusias sekali saat menceritakan perjalanan karir Anin pada mereka. Anin yang hanya tersenyum tipis cuma bisa berkata dalam hati.
Udah Bun cerewet nya nanti di rumah aja jangan di rumah orang
"Wah hebat ya, pasti nanti laki laki yang menjadi suami Anin bangga dan beruntung punya istri kayak Anin. Udah cantik,pinter, mandiri, pekerja keras, sopan santun sayang sama orang tua. Kalau sampai laki laki itu gak milih kamu bener bener bodoh tuh lakik."
Anin meringis mendengar ucapan Tante Rika, memang udah ada laki laki bodoh yang meninggalkan dia demi wanita lain.
"Ma!"
Teguran dari Delon membuat Rika menghentikan ocehan ala emak emak nya. Rika jadi merasa tidak enak pada keluarga teman lama nya itu.
"Maaf ya kalau ucapan aku bikin kalian risih, aku suka emosi kalau ngomongin masalah orang yang gak tau diri.Udah dapet pasangan yang baik eh mereka malah ninggalin demi dapet yang lebih dari pasangan nya."
Anin dan kedua orang tua nya tersenyum maklum. Apa lagi Bunda dan Ayah yang sudah mengetahui masalah keluarga putra dari teman lama nya itu yang beberapa bulan yang lalu baru bercerai dengan istrinya.
"Oh ya Rein sampai lupa belum ngucapin makasih sama kaka cantik. Makasih ya kak kadonya, Rein suka banget sama gaun nya cantik dan simple."
Ucapan Reina membuat kecanggungan di antara mereka kembali menguap. Kini para orang tua bersikap seperti biasa lagi namun lain dengan Anin serta Damar yang terlihat masih canggung.
"Sama sama Rein,kak Anin seneng kalau kamu suka gaun rancangan kaka itu."
Mata bulat milik Reina membulat seketika saat mendengar kalau gaun yang menjadi kado dari Anin adalah hasil rancangan Anin sendiri, wow Reina merasa sangat spesial di ulang tahun sweet seventin nya.
"Jadi gaun itu kaka yang buat."
Anin tersenyum lalu mengangguk mengiyakan, sementara gadis remaja itu terlihat mengembangkan senyum nya lebih lebar lagi.
"Ya Ampun Rein gak nyangka kalau kaka seorang Deisener. Rein kira kaka cuma pemilik butik nya aja ternyata perancanya juga."
Reina terus saja berbicara penuh semangat dengan binar yang tidak pernah hilang dari mata nya, menatap Anin penuh kekaguman.
"Mama juga gak nyangka kalau Anin seorang Desainer, mama kira juga begitu Rein." Kini giliran tante Rika yang melihat Anin penuh kekaguman
"Masih pemula kok tan, belum seperti Desainer Desainer senior yang udah bikin acara fashion nya sendiri. Atau udah melanglang buana ke berbagai negara.Anin masih butuh coach biar Anin semakin bisa dan semakin baik lagi dalam merancang." Gadis itu tidak melangit dia tetap membumi walaupun pujian selalu datang untuk nya. Karena Anin tahu ' Di puji takan terbang, dihina takan tumbang' lebih baik merendah untuk meninggi dari pada meninggi hanya untuk terjatuh.
"Rein pingen dong kayak kaka, tapi gak mungkin soalnya kalau Rein ngegambar malah kayak gambar anak TK."
Semua orang sontak tertawa di buatnya, sedangkan satu orang di antara mereka tengah memperhatikan Anin yang tengah tertawa bersama mereka.
Cantik
"Mas Damar kenapa senyum senyum gituh, kesambet ya."
Suara cempreng milik Rein sontak membuat mereka yang ada di sana langsung mengalihkan pandangan mereka pada Damar yang mematung seperti orang yang kepergok tengah mencuri sesuatu.
"Mas!!! Tadi senyum senyum sekarang malah diem kayak patung. Tuhkan mah Rein yakin kalau Mas Damar kesambet setan jomblo."
Ucapan Reina sontak membuat Damar langsung tersadar dari keterdiaman nya. Dia menatap orang orang yang tengah melihat aneh padanya.
"Kamu sehat kan Dam."
Tante Rika sampai sampai menaruh punggung tangan nya di kening Damar "Gak panas kok, biasa biasa aja." Wanita paruhbaya itu menurunkan kembali tangan nya dari kening Damar.
"Mama mah aneh mana ada orang kesambet jidat nya panas, kalau orang meriang merindukan kasih sayang baru badan nya anget."
Kedua orang yang berstatus ibu dan anak itu terus saja berdebat membuat Damar semakin kikuk serta mati kutu di buatnya.Delon hanya bisa menggelengkan kepalanya sedangkan Ayah Bunda hanya tertawa mendengar celotehan gadis remaja itu. Dan Anin tersenyum tipis melihat interaksi keluarga itu yang apa adanya.
"Oh ya kak Anin udah punya pacar belum."
"Rein!" Peringatan dari Delon sang papa membuat Reina hanya tersenyum kikuk, namun dia kembali ceria seperti tadi saat melihat gelengan kepala yang Anin berikan.
" Beneran kaka cantik belum punya pacar, wah kebetulan banget kak Damar juga masih jomblo tuh siapa tahu kaka cantik mau jadi kaka ipar Rein biar kita bisa terus ketemu."
"Reina!!!" Kini sang papa tidak bisa menahan kesal nya pada si bungsu. Raut wajah Anin yang tadi nya tersenyum pada Reina tiba tiba menghilang berganti rasa tidak nyaman dan canggung.
"Aduh maafin Reina ya sayang, anak itu kalau ngomong emang suka seenak nya. Tapi kalau kamu mau jadi kaka ipar nya Reina tante setuju kok."
"MAA!!!" Kini giliran Damar yang menegur sang mama yang membuat Anin semakin serba salah. Sedangkan Delon ayah dan Bunda terlihat menghela nafas melihat semua itu.
**HOLLA GUYYYSSS....JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN NYA YA
SEE YOU NEXT PART..
BABAYYYYY MUUUAAACCCHHHHH😘😘😘😘😘😘😘**