Shana Azizah terpaksa bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya, orang tuanya terlilit hutang ratusan juta di bank dan terancam mengalami kebangkrutan.
Agar terbebas dari jeratan hutang, orang tua Shana terpaksa menjodohkan Shana dengan anak seorang pengusaha sukses yang usianya 10 tahun lebih tua dari Shana.
Shana mau menerima perjodohan tersebut dengan satu syarat, calon suaminya nanti harus bersedia menafkahi dirinya sebesar 20 juta sehari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tauge
"Selamat pagi mah"
Ucap Alvin dan Shana serentak, Kala melihat Anggi sudah berdiri di dasar tangga menyambut mereka.
"Pagi juga sayang, ayo kita sarapan dulu."
Anggi merangkul Shana kemudian membimbing gadis itu duduk di meja makan, Alvin mengekori istrinya dan duduk tepat di sebelah Shana.
Berbagai menu makanan sudah terhidang di atas meja makan, terlihat sangat menggiurkan. Berkali-kali Shana menelan salivanya karna perutnya sudah demo minta di isi sedari tadi.
"Ini Shana, banyakin makan sayur tauge ya. Kata orang tauge itu bagus loh buat program kehamilan."
Anggi menuangkan sayur Tauge dan sepotong ayam goreng di atas piring Shana, padahal gadis itu sudah mengincar rendang daging yang terlihat begitu menggiurkan dan seolah memanggil Shana untuk segera menyantapnya. Namun Shana merasa sungkan untuk mengambilnya dengan tangannya sendiri.
Senyum terus merekah dari wajah Anggi, Shanapun hanya bisa membalasnya dengan tersenyum sungkan sembari mengangguk pelan.
"Iya Mah, makasih."
Shana menyuapkan sayur tauge yang tadi di ambilkan sang mertua ke mulutnya dengan wajah sedikit ditekuk.
"Mau makan tauge sekebon juga gimana bisa hamil? Kalau di sentuh aja ngak. Emangnya aku Amuba yang bisa membelah diri" Batin Shana.
"Nih makan yang banyak, jangan cuma makan sayur doang."
Tanpa Shana duga suaminya yang so cool itu begitu memahami dirinya, Alvin mengambilkan sepotong daging rendang dengan ukuran yang cukup besar dan menaruhnya di piring Shana.
"Makasih mas.." ucap Shana dengan wajah berbinarnya.
"Aduh...kalian itu manis banget sih."
Anggi mengira anak dan mantunya itu sudah jadi sepasang suami istri yang saling menyayangi.
"Oh ya, Papa mana Mah?"
Tanya Shana. Karna sejak Ia duduk di meja makan tak melihat sosok sang papa mertua sama sekali.
"Papa kamu sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali sayang, katanya banyak pekerjaan yang harus di selesaikan dengan segera"
Shana hanya mengangguk paham, tak lupa sambil mamasang senyum terbaiknya.
Walaupun Anggi sang Mama mertua memperlakukannya dengan sangat baik sejauh ini, tapi entah mengapa masih ada rasa mengganjal di hati Shana.
Mungkin karna pertemuan pertamanya dengan sang mama mertua kurang begitu menyenangkan.
"Apa rencana kalian hari ini?" Tanya Anggi pada sepasang pengantin baru itu.
"Gak ada mah, di rumah aja." Jawab Alvin dengan wajah datarnya.
"Kamu kan masih cuti kerja Vin, jangan di rumah terus dong. Ajak istri kamu jalan-jalan, atau kalian ada rencana bulan madu kemana gitu?" Usul Anggi.
"Gak mah, sekarang ini aku gak ada rencana liburan atau bulan madu. Pekerjaan di kantor sedang banyak-banyaknya, kasian kalau papa sendirian di kantor. Besok aku juga sudah mulai masuk kerja lagi."
Ujar ALvin dengan lugas.
Shana hanya bisa duduk manis sembari menikmati sarapannya, netranya melihat ke arah Anggi dan Alvin secara bergantian, tergantung siapa yang sedang berbicara dialah yang Shana tatap.
"Ya gak bisa gitu dong Vin, kamu itu jangan egois! Papa kamu itu gak sendirian di kantor! Ada banyak karyawan yang membantunya. Sedangkan istri kamu itu cuma ada satu dan sendirian, walau bagaimanapun pasti Shana mengharapkan perjalanan bulan madu yang indah dan menyenangkan."
Ucap Anggi Antusias, seakan dirinyalah yang akan pergi bulan madu, bukan Shana. Namun sedikit banyak ucapan Anggi sangat mewakili isi hati menantunya itu.
"Shana, kamu ada keinginan mau bulan madu kemana? Lombok, Bali, Singapore atau ke Eropa juga boleh."
Anggi menatap lekat pada sosok sang menantu yang sedari tadi hanya duduk manis, tanpa ikut berdebat dengan mereka.
Shana melirik ke arah Alvin yang hanya cuek, seakan tak menghiraukan ucapan sang mama.
"T-terserah mas Alvin aja mah, apapun keinginan mas Alvin Shana ikut"
Jawab Shana diiringi senyuman terbaiknya.
"Tuh lihat Vin, istri kamu begitu baik dan penurut. Memang gak salah mama pilih calon mantu."
Anggi mengusap punggung tangan Shana karna merasa bahagia memiliki menantu baik dan pengertian seperti dirinya.
Walaupun pada awalnya Anggi sempat ragu akan sosok Shana, Karna saat acara lamaran gadis itu meminta sesuatu yang tak biasa. Yaitu Nafkah 20 juta dalam sehari.
Vera itu termasuk ibu gila, emak sinting, mama sinting, mommy gak waras
sabar ya Na