Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.
Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?
Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13-Momen Manis
Christian melihat interaksi keduanya pun hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka tampak tidak akur tapi saling menyayangi. Ada terbesit dihatinya apakah Vivian masih menyayanginya jika kebenaran tersebut mereka sampaikan.
Disela-sela obrolan mereka Vivian bertanya "Jadi kapan Papa diperbolehkan pulang?" menatap sang Ayah dan Ibu secara bergantian.
"Kita tunggu dulu Dokter memeriksa kembali ya, Papa belum diperiksa hari ini. Kita dengar hasil pemeriksaan Papa bagaimana ya Sayang..." jawab lembut Christian.
"Owh baiklah..." jawab Vivian santai dan menyantap kripik yang sempat ia beli sebelum ke rumah sakit.
Tak lama kemudian dokter memeriksa keadaan Christian. "Baik semuanya sudah stabil, bapak sudah diperbolehkan untuk pulang. Tapi saya ingatkan jangan terlalu mikir yang berat-berat yang dapat memicu jantung Bapak bekerja dengan cepat. Emosinya dijaga pak, baik saya permisi dulu." setelah dirasa cukup dokter pun pamit undur diri untuk memeriksa pasien yang lainnya.
"Baik terimakasih dokter"jawab Vivian dan disahut dengan senyuman oleh dokter tersebut sebelum menghilang dari balik pintu. Mereka pun bersiap untuk pulang.
...----------------...
Selama perjalanan mereka sangat bahagia sekali karena Christian diperbolehkan pulang. Vivian sangat merindukan momen kebersamaan mereka.
Ditengah perjalanan Vivian tak sengaja melihat kembang gula yang berjualan di tepi jalan. Dirinya mengelus perutnya sampai-sampai air liurnya hampir menetes seperti anak kecil yang ngiler melihat makanan yang mereka inginkan.
Hal ini tak luput dari penglihatan Mariana dan Christian. "Sayang... Kamu lihat apa? Ada yang mau beli?" tanya Mariana, Vivian langsung melebarkan matanya dengan berbinar, tapi ia hanya menggelengkan kepalanya. Sebab Vivian orang yang tidak terlalu terbuka dan menginginkan sesuatu begitu saja.
Mariana dan Christian yang paham hanya saling mengode sambil tersenyum. "Mang kita putar balik lagi ya Mang..." ucap Christian dituruti oleh Mang Tono.
Tak lama kemudian kembang gula itu tepat didepan mobil mereka. "Mang Tono sama Papa tunggu di mobil aja, Aku dan Vivian turun dulu karna ada yang mau dibeli sebentar." ucap Mariana kemudian mereka turun dari mobil.
"Mah kita mau kemana Mah..."Vivian yang bingung hanya mengikuti Mariana.
"Udah kamu ikutin Mama aja" ucap Mariana sambil menarik tangan Vivian dan berhenti tepat di abang-abang kembang gula tadi.
"Bang beli 1 porsi ya bang, yang paling gede ya Bang"ucap Mariana ke abang kembang gula tersebut.
"Sambil menunggu kita cari-cari jajanan yuk, kalo kamu mau Mama sekalian beliin" ajak Mariana, ia melakukan ini karena tau Vivian sedang ngidam, dan ia tidak ingin cucunya kekurangan apapun bahkan keinginannya harus dipenuhi.
Vivian sangat bahagia, mungkin Mamanya ini terlalu peka dan dirinya sangat senang akan hal ini. Mereka hunting jajanan yang cukup banyak. Terakhir mereka kembang gula yang mereka pesan tadi. Terlihat kembang gula tersebut sangat cantik dan lucu, selain menyuguhkan makanan manis itu, ternyata penjual juga sangat kreatif dengan karya seni yang ia ciptakan.
"Wah lucu sekali, makasi ya bang. Ini buat abang lebihnya simpan saja ya..."Mariana mengambil kembang gula berbentuk boneka tersebut dan membayarnya, abang kembang gula tersebut sangat senang.
"Ini untuk kamu sayang"Mariana memberikan itu pada Vivian, dan ia mengambilnya dengan mata yang berbinar-binar.
"Makasih ma, tapi kenapa Mama tau kalo Aku lagi kepengen ini?"ucap Vivian heran.
"Ahaha, ada deh..."Mariana terkekeh sambil mengedipkan matanya. "Ya udah Ayo kita pulang, kita udah lama kasian kamu dan cucu Mama" selanjutnya mereka melanjutkan menuju kediaman mereka.
Hari ini dilalui Vivian begitu damai, dan sangat bahagia. Vivian bersyukur mereka berkumpul kembali, untuk sementara dirinya sendiri tidak tahu akan ada terjadi hal yang besar setelah ini.
Sebenarnya tanpa mereka sadari ada seseorang yang memantau mereka dari jauh. "Semoga kamu selalu bahagia sayang...."gumamnya sambil tersenyum tipis. Entah apa yang terjadi kedepannya, apakah dirinya terlibat dengan hal besar tersebut atau tidak. Semoga Vivian dan bayinya baik-baik saja.
...----------------...
tanpa tanda koma. tanda koma sbg penghubung dua kalimat biasanya pada kata penghubung akan tetapi, meskipun, walaupun, melainkan, sedangkan dll.
harus tau penggunaan kata 'di' sbg penunjuk dan sbg kata kerja