NovelToon NovelToon
My Cinderella

My Cinderella

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?

Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏

Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17.

"Penolongku." Oscar mengangguk- angguk, seolah- olahraga Robin Zhang sedang berbicara dihadapannya.

"Jangan bilang kau sudah kebal atas reaksi media? "

Oscar terdiam sebentar."Terus terang, aku benar-benar tidak peduli dengan reaksi media selama mereka tidak mengungkit aku dan Selina Tan lagi. Yang jadi masalahnya, gadis itu ketakutan. Dia panik saat kukatakan media mulai membahas kami."

"Dengar, Liu. Kau terdengar hilang akal sehat kali ini. Cukup, jangan libatkan gadis itu dalam apapun yang sedang kau rencanakan."

"Setidaknya gadis itu berhasil mengalihkan isu hubunganku dengan Selina Tan."

"Aku mengerti, " sahut Robin. "Tapi bagaimana kalau gadis ini tiba-tiba jatuh cinta padamu lalu mendapati alasanmu mendekatinya karena... "

"Percayalah dia bukan gadis seperti itu. Dia tidak seperti kebanyakan gadis," potong Oscar.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau yang tiba-tiba jatuh cinta kepadanya? "

Oscar Liu terdengar mendengus nyaris tidak bisa menyembunyikan tawanya.

"Pikiran macam apa itu? Kau seperti membicarakan tentang omong kosong belaka."

"Entahlah, kuharap kau tahu batas".

"Ayolah, Rob.Setidaknya aku merasa lebih tenang sekarang." kata Oscar Liu sambil bangkit dan berjalan ke jendela ketika rintik-rintik hujan mulai turun. Ia mengusap jendela yang berembun dengan pangkal tangan, lalu membungkuk dan menatap lurus ke arah rumah kecil di seberang kanal. Rusun lantai tiga berwarna oranye yang menjadi perhatian dirinya masih terlihat terang benderang di kejauhan. Senyumnya kembali terbit.

"Omong- omong, siapa namanya? " tanya Robin.

"Hmm.. Rob, sepertinya aku lelah sekali malam ini." Oscar Liu mengerang berlebihan dan berpura-pura menguap panjang.

"Tidak, tidak, jangan mulai. Liu, tunggu. Oscar Liu, hei... "

Tanpa pikir panjang Oscar menekan gambar " akhiri " pada ponsel sambil menyeringai penuh kemenangan. Setelah melempar ponsel ke kasur dengan acuh tak acuh, ia meraih dan membawa gitarnya kemudian duduk di kursi dekat jendela.

Ternyata rencananya berjalan mulus. Media mulai curiga, dan sebentar lagi dirinya akan berhenti di kaitkan lagi dengan Selina Tan. Oscar Liu tahu ini muncul terdengar tidak adil untuk Jelly. Tapi, gadis itu tidak tahu, ia masih berharap rencananya berjalan sesuai harapan. Mungkin sampai Oscar Liu merasa cukup.

"I lay here still as rain, thinking if anyone, would gaze me like this again, all we' ve said, the Unfinished conversation in the back of my mind, it made me think of you, they made me think of you... "

Oscar Liu mulai memetik nada-nada ringan sambil bersenandung lirih. Sesekali ia berhenti sejenak dan menulis lirik di meja dengan bolpoin hotel. Sepertinya ia harus mengumpulkan beberapa kalimat untuk bisa memberi nyawa pada petikannya.

Oscar Liu perlu mengingat cuti bukan alasan menjadi tidak produktif, karena itu ia mencoba untuk membuat lagu. Entah untuk album selanjutnya, atau single pengisi soundtrack film. Yang jelas, mustahil baginya menyia- iyakan waktu liburannya hanya bisa untuk berdiam diri.

Tak lama kemudian Oscar Liu sudah bersenandung dan memetik gitarnya lagi sambil tersenyum.

****

Marcella Xi menggaruk- garuk rambut ikal merahnya yang disanggul berantakan. Ia sudah berjalan di lorong mansion, mengenakan daster ketat di tubuhnya yang berlemak dan memboyong segelas air mineral menuju ke kamar, bersiap untuk tidur.

Melihat pintu kamar Selina Tan terbuka lebar, langkah kedua kakinya terhenti. Benaknya langsung di jejali kecurigaan. Tanpa pikir panjang ia segera memeriksa keadaan gadis itu.

"Selina? " panggilnya di ambang pintu, melihat keadaan kamar yang gelap gulita. "Hei, apa yang kau lakukan? " tanyanya begitu melihat Selina Tan masih terjaga dan duduk menghadap laptop yang menyala.

"Aku masih membaca."

"Membaca apa? " Marcella Xi segera menyalakan lampu kamar itu dan bisa mendengar Selina Tan mengeluh silau. "Kurasa kau sudah tahu resiko membaca dalam kegelapan, " gerutunya.

"Aku tidak peduli, kau dengar itu? "

Marcella Xi berjalan menghampiri Selina Tan yang sudah kembali sibuk. Ia melirik layar laptop dan matanya langsung melotot."Kau masih membaca berita gosip hangat Oscar Liu?"tanyanya kaget.

"Gadis itu. Aku perlu tahu siapa dia."

Sejumlah prasangka yang simpang siur di pikirannya membuat Selina Tan belum mau menyudahi segala kegiatannya. Ia tidak sanggup melihat apapun selain foto- foto di layar laptopnya. Rasa geram bercampur gemas memorak- porandakan hatinya. Ia belum mau mempercayai sosok laki-laki itu adalah Oscar Liu. Liu bersama gadis asing. Gadis yang tidak pernah dilihat olehnya di agensi, di iklan, di billboard, dimana pun!

"Selina, kau harus tidur. Ini mulai mengkhawatirkan."

Selina Tan tidak menghiraukan kata- kata Marcella Xi yang berdecak di sampingnya. Ia masih berkutat mengumpulkan sekaligus membaca artikel- artikel tentang Oscar Liu di Hongkong, dan terutama... tentang identitas gadis asing itu. Ya, dia masih mencari tahu...

"Sel..? "

"Marcella, " sentak Selina Tan sambil memijat- mijat pelipisnya. "Apa kau bisa meninggalkanku sendiri?"

"Tapi ini sudah terlalu larut untuk bermain- main sebagai detektif. Kau sudah seperti sasaeng atau penguntit sekarang."

"Aku harus dan masih mencari tahu tentang gadis itu. " Selina Tan menggeleng dan berdecak kesal. "Ahhh.. Bagaimana mungkin dari ribuan artikel tak ada yang menyebutkan nama lengkap gadis itu? "

"Tidak ada petunjuk sama sekali? "

"Beberapa menyebut 'bukankah itu Si Jelly? ' dan 'Oh , lihat. Bukankah itu Si Jelly yang pendiam?' Tapi siapa pula si Jelly ini?! " rutuk Selina Tan sebal.

Kedua alis Marcella Xi langsung terangkat. Rautnya berganti bingung sekaligus heran. "Ada apa dengan kamu? Gadis itu pasti hanya orang biasa yang di bayar Oscar Liu untuk menjaga pemberitaannya di Hongkong agar tidak dikaitkan dengan kamu. Semua tahu dia sangat menjaga perasaan William."

Ya, Oscar lebih menjaga perasaan William daripada perasaan aku. Itu memang benar. Selina Tan akhirnya menoleh dan menatap ragu ke manajernya. Sepintas ia seperti memikirkan kata- kata Marcella Xi, namun sejurus kemudian ia menggeleng." Tidak. Oscar bukan laki-laki seperti itu. Aku tahu benar dia seperti apa."

"Maaf, tapi kau terdengar tidak yakin sekarang. "

"Mustahil Oscar Liu menghabiskan waktunya untuk bersama seorang gadis asing seperti itu, kecuali kalau... " Mendadak Selina Tan terdiam, tidak tahu lagi harus berpikir apa.

"Kenapa kau terdiam? " Suara Marcella Xi kembali menyentak lamunannya.

Selina Tan beralih ke laptopnya lagi. Mendadak ia merasa ngeri sendiri dengan pikirannya. "Oscar jelas tertarik pada gadis asing itu, "sahutnya pahit.

"Memangnya kenapa? Kupikir itu bukanlah menjadi urusan kamu lagi." Marcella Xi mengangkat bahunya sekilas ketika Selina Tan menoleh lagi.

"Kau tahu, Marcella. Persetan denganmu atau orang lain bagiku."

****

Jelly Putri Wijaya baru saja melepas gulungan kain handuk di kepalanya ketika Zoya Amanda membuka pintu kamar lantai tiga di pagi hari itu.

Bersambung!!

1
Gabriel Higang
Lumayan
Gabriel Higang
Luar biasa
Bryan Kennedy
semangat thor cerita novel mu bagus😎
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku VR: Gamers Handal
Bryan Kennedy
Un'opera fenomenale che vale la pena leggere
anggita
☝+👍 dukungan utk novel baru. moga lancar.
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻: terimakasih untuk dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!