Tentang seorang menantu yang tidak di perlakukan baik oleh keluarga suaminya.
Setiap hari nya harus menahan diri dan memendam sakit hati.
Lalu di tengah kesuksesan yang baru di reguknya, rumah tangganya di terpa badai pengkhianatan.
Akankah dirinya mampu bertahan dengan rumah tangganya?
Cerita ini belatar kehidupan di daerah Sumatera, khusunya suku Melayu. Untuk bahasa, Lebih ke Indonesia supaya pembaca lebih memahami.
Jika tidak suka silakan di skip, dan mohon tidak memberi penilaian buruk.🙏
Silakan memberi kritik dan saran yang membangun🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di labrak Ramdan
Sebelum magrib Sari dan sarimah telah tiba dirumah. Anak-anak sedang makan mie so , langsung saja Sari dan mertua nya ikut makan sekalian. Sesekali ngobrol dan diiringi gelak tawa oleh tingkah Atika yang semakin lucu saja.
Di luar, Ramdan dan Dahlia turun dari mobil nya, segera menuju teras rumah Sari. Tanpa mengucap salam mereka berdua menyelonong masuk rumah.
“Kau apa kan Ibu Dahlia? Setelah kau rebut orang tua dan keluarga ku, kini mau kau hasut juga Ibu mertua ku?’’
Mereka yang tengah asik makan langsung berhenti, Rahmi sampai tersedak karena terkejut. Langsung saja Yati memberikannya minum.
“Apa kau ni Ramdan? Tanpa mengucap salam main masuk saja. Tak tahu sopan santun sudah ku tengoknya!’’ sembur Sarimah. Ramdan diam saja. Dirinya malah menatap tajam Sari.
”Ada perlu apa kau ke sini Ramdan? tanpa rasa malu macam orang tak beradab, masuk rumah tanpa salam atau mengetuk pintu. Kau pikir ini hutan belantara yang tidak ada penghuni manusia?!’’ timpal Sari.
“Wah, wah, wah. Bukan main ku tengok kau ni ya. Sudah betul-betul congkak betul. Baru satu hari menjanda sudah keluar saja belang mu tu. Mengatakan orang tidak sopan santun, kau sendiri tak ada nya menyambut tamu dengan sopan.’’ balas Ramdan.
“Oh ya!, tamu macam apa yang datang tanpa salam dan langsung main masuk saja. Biasanya kalau di kampung, yang selalu datang tanpa ucapan salam dan mengetuk pintu itu, adalah beruk.’’ balas Sari tak kalah pedas.
Langsung merah padam wajah Ramdan. Meras tersindir akan ucapan mantan istrinya ini.
“Kau mengatai kami beruk?’’ ucap Dahlia yang tak bisa menutupi kekesalannya, malah di samakan seperti makhluk itu.
“Tidak!, aku hanya memberi contoh antara tamu dan bukan. Jika kau dan Dia tersinggung itu bukan tanggung jawab ku’’ Sari tersenyum smirk.
“Ini mantan menantu kesayangan Mak? Kurang ajar nya luar biasa. Sampai Mak lebih membela Dia, menyanjungnya, tak nampak kah Mak mana Dia memperlakukan kami sebagai tamu. Jauh lebih baik Dahlia dari mantan menantu Mak ni’’ ujar Ramdan pula.
“Itu menurut mata gila mu, kalau kami yang waras ini masih bisa bedakan mana beruk gatal dan mana yang benar-benar baik.’’ timpal Yati malah menambah panas hati kedua manusia durjana ini.
“Kau pun sama saja Yati, tak tau malu. Dulu bukan main menghina Sari, sekarang kau jilat ludah mu lagi.’’ ucap Ramdan menyindir mengingatkan Yati ketika di kampung.
“Ya, aku pun masih ingat. Justru aku menyesal, sudah meminta maaf dan taubat. Bukan macam kau, nampak awalnya baik bukan main, rupa nya lebih jahat dari Batin waled’’ Balas Yati.
“Siapa pula Waled?’’ masih sempatnya Sari dan Sarimah bertanya bersamaan. Rahmi malah menepuk dahinya.
“Itu lah Mak, Cerita di film Malaysia. Tentang lelaki yang banyak bini nya. Tapi dia tidak munafik. Semua bini nya tau, tak macam Pria tak guna ni, baik di awal ternyata menyimpan ulat bulu berbentuk wanita tak elok ni.’’ Yati malah menjelaskan jalan cerita.
“Apa judulnya?’’ tanya Sarimah penasaran pula.
“Bida'ah kalau tak salah Mak. Besokah kita tonton bersama, aku pun belum habis nontonnya.’’ ujarnya.
Ramdan dan Dahlia sangat marah, tapi tidak mungkin mau membalas. Tak disangka Sari tidak ada takut sedikitpun padanya, Malah Sari membalas telak dirinya hingga makin kesal saja Ramdan di buatnya.
“Sudahlah Bang, mari kita balik. Tak ada gunanya berbual dengan mereka ni. malah membahas cerita pula mereka.
“Awas kau Sari, ini baru permulaan!!’’ ancam Ramdan.
”Cih, berani nya memberi ancaman, tapi memberi nafkah anak saja kurang. Malu lah sedikit cik Abang oiiii’’ Yati malah memanasi.
“Biarlah Yat, aku masih mampu memberi anak-anak aku jajan. Aku tak butuh uang nya tu, biarlah uang nya untuk membeli alat bedak dan make up betina di sebelahnya. Aku ikhlas!’’ balas Sari.
Dahlia meremas buku tangannya. Ingin sekali dirinya menampar Sari, tapi demi menjaga sikap baiknya di depan Ramdan, maka di tahan saja emosi nya ini. Tadi nya Dirinya bukan main sudah berakting sesedih mungkin di buat Ibu nya. Niat Dahlia ingin menjatuhkan kan Sari dan membuat Ramdan makin benci. Kini memang berhasil Ramdan makin benci Sari, tapi tetap saja Sari bisa menangkis ucapan mereka, belum lagi pembelaan dari Sarimah dan lainnya. Makin menyalah emosinya ini.
.
Flashback on
🌾Ramdan keluar dari E-zone dengan hati yang panas dan kesal. Karena di tolak dan tak di terima oleh anaknya sendiri. Belum lagi dirinya penasaran dari mana anaknya melihat foto dirinya yang bermesraan dengan Dahlia kala itu. Tidak mungkin Selfi hanya mengarang saja, karena foto itu benar ada nya.
Kini Dirinya mulai bertanya-tanya dari mana teman Selfi mendapat foto itu, dan siapa pula yang memotret mereka ketika di Mall SKA saat itu. Apa motif orang itu ikut campur. Apa kah memang di sengaja atau ada maksud terselubung. Makin frustasi saja Ramdan.
“Sudahlah bang, nanti awak pikir lagi cara mendapatkan kepercayaan anak-anak. Kalau perlu beli mereka hadiah mainan dan pakaian’’ Pujuk Dahlia.
“Mana bisa nya macam tu, anakku bukan anak yang tergila-gila dengan pakaian dan mainan dik. Kemarin saat mereka balik kampung, aku naik rumah nya, ku tengok banyak sudah mainan mereka. Jadi kurasa mereka tak mudah terbujuk kalau hanya mainan dan baju.’’ jawab Ramdan.
“Jadi macam mana lah lagi. Ya sudahlah, ayo kita ke taman saja, tiba-tiba pula ingin makan mie so’’ ucapnya.
Ramdan diam saja, mereka kembali ke mobil dan menuju taman. Lima menit kemudian mereka tiba di pasir. Ramdan memarkirkan mobilnya di pinggiran pasir.
Keduanya keluar dari mobil. Saat berjalan mencari meja yang tidak terlalu ramai, tidak sengaja mereka berpas-pasan dengan Ibunya Dahlia. Langsung pias lah wajah kedua wanita ini. Dahlia yang masih kesal akan sikap Ibunya yang tidak mendukungnya, sementara sang Ibu yang sangat kecewa dan marah akan sikap anaknya yang di luar batas. Maka suasana serasa canggung.
Ramdan yang tidak nyaman dengan kecanggungan ini, memberi kode Dahlia, supaya menyalami Ibunya. Mau tak mau Dahlia mengulurkan tangannya untuk menyalami sang Ibu, tapi tak di hiraukan oleh wanita tua ini, sehingga makin kesal lah Dahlia.
“Ibu, apa kabarnya? Bila Ibu ke kota ini? Beritahulah jika akan ke sini, bisa aku dan Dahlia menjemput di Roro atau pelabuhan bandar Sri Laksmana.’’ Ramdan mengeluarkan jurus mencari muka nya mencairkan suasana.
“Cih, tidak perlu berbasa-basi mencari perhatian. Sebaik dan selembut pun kau berucap, mengharap aku luluh dan merestui hubungan gila kalian ini, jangan mimpi! Karena aku tak kan sudi merestui nya.’’ ujar wanita tua itu.
“Kan sudah ku katakan bang, tak perlu kita berbaik dengan orang tua ini. Dia takkan nya mau berbaik hati dengan kita, seolah tidak pernah berdosa saja dalam hidup ini.’’ timpal Dahlia. Ramdan malah terkejut mendengar ucapan Dahlia.
“Memang cocok betul kau dengan Dahlia, sama-sama tak bermoral dan kurang ajar. Sari memang beruntung dan ku rasa Dirinya tak ada ruginya di ceraikan oleh mu, karena memang tidak pantas mantan istrimu bersanding dan hidup berdua. Karena macam langit dan bumi. Dia cantik, berpendidikan, cerdas dan sangat baik serta lembut. Dan tidak pendendam. Berbeda jauh dengan kalian berdua.’’ balasnya menohok hati kedua pasangan itu.
Setelah mengatakan itu, segera wanita itu meninggalkan taman.
Dahlia meremas tangan nya. Makin benci saja dirinya dengan Sari. Bukan nya mendukung kebahagiaan anak, malah bisa-bisanya orang tuanya pun membela Sari.
Terbesit lah ide di benak Dahlia untuk memojokkan dan membuat Ramdan semakin membenci Sari.
Dahlia langsung berakting sesedih mungkin. Memaksa air matanya keluar.
“Kau tengok bang, bahkan Ibu yang melahirkan ku saja sudah sangat membenci ku. Tak memberi restu serta sangat-sangat menghinaku. Ibu malah membela dan mendukung Sari. Tak tahukan Dirinya, anaknya ini rindu pelukan hangat dari orang tua dan berharap dapat kasih sayang mertua... Tapi nampak nya diri ini memang tak pantas mendapatkan nya. Sari memang beruntung, mendapatkan anak-anak dan mantan mertua, kini di tambah lagi dengan perhatian dari Ibuku.’’ ucapnya sambil terisak.
Ramdan menahan amarah di hatinya. Dirinya berusaha membujuk istri sirinya itu. Mereka membatalkan niat untuk makan di taman dan kembali ke mobil. Mobil mereka menuju rumah Sari.
Flashback off
🌾
.
.
Apakah kalian sudah bosan cerita ini? Sehingga like dan komentarnya sepi?😭