Fabrizio Argantara seorang CEO Diamon Group terpaksa harus menikahi Putri dari orang yang ia tabrak hingga meninggal.
Fabrizio menikahi Jihana Almayra hanya demi sebuah tanggung jawab semata, hingga suatu hari salah satu diantara mereka memiki perasaan mencintai.
Mampukah Fabrizio dan Jihan mempertahankan pernikahan mereka saat badai rumah tangga mereka hadir disaat mereka sudah saling yakin untuk mencintai satu sama lain ?
Yuk simak selengkapnya novel "Istri Siri CEO" karya Dewi KD.
Jangan lupa untuk dukung author dalam bentuk Like & Comment 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
REBUTAN AYAM
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Jihan seperti biasa memasak makan makan malam. Sedari tadi Jihan memikirkan Zio.
Apa yang dilakukan Suaminya disana. Apakah sudah bertemu dengan Cindy ? Lalu apakah Zio sudah mengetahui prihal Cindy yang berselingkuh dibelakangnya ?
Jihan melamun karena memikirkan Zio sambil menggoreng tempe hingga ia tak menyadari kalau tempa yang ia goreng hampir gosong.
"Yah...gosong" Jihan panik kemudian mematikan kompornya. "Gara-gara memikirkan suami kulkas itu makan malamku jadi kacau" gerutu Jihan seorang diri.
Padahal sedari tadi Zio sudah pulang ke apartemen mereka. Zio menatap dari Jihan dari tadi dengan jarak agak jauh karena terhalang dinding hingga Jihan tidak menyadari keberadaan Zio.
Zio menarik sudut bibirnya yang membentuk sebuah senyuman kecil saat ia mendengar jika Jihan menyebutnya suami kulkas bahkan memikirkan dirinya.
Zio mendekat ke arah Jihan yang sedang mencuci piring membersihkan peralatan dapur yang sudah ia gunakan untuk memasak.
"Ekhem"
Jihan berbalik kemudian ia membulatkan matanya saat tahu Zio sudah berada dihadapannya. Bahkan Zio pulang dan masuk ke dalam apartemen pun ia tak tahu sama sekali.
"Tu..tuan, sudah pulang ?" tanya Jihan gugup ia menahan debaran jantung yang berdegup kencang.
"Iya" Zio menjawab seperti biasa dengan singkat dan padat. "Kau masak apa ?" tanya Zio bersikap lembut pada Jihan.
"Aah...aku membuat Ayam geprek dan tempe goreng tapi tempenya gosong" ucap Jihan dengan nada lesunya.
"Apa aku boleh mencobanya ?"
"Tentu saja" jawab Jihan cepat dengan senyuman manisnya, senyuman yang mampu menggetarkan hati Zio.
"Manis" Zio berucap sambil memakan ayam goreng buatan Jihan namun pandangan matanya tak lepas dari wajah Jihan.
"Apa ?"
"Tidak, maksudku Ayamnya manis" Zio berlalu masuk ke dalam kamar meninggalkan Jihan yang mengernyit heran. Perasaan ayam yang ia goreng rasanya gurih bukan manis.
Beberapa saat kemudian Jihan mengetuk pintu kamar ia hendak mengajak Zio makan malam bersama. Begitu Zio keluar dari kamar ia segera menuju dapur dan mereka duduk makan berdua bersama.
"Jihan, kapan kau mulai masuk kuliah ?" tanya Zio sambil menyuapkan makanan ke mulutnya. Jihan menoleh ke samping Zio ia merasa tak percaya pada suami kulkasnya itu untuk pertama kalinya dia menanyakan tentang dirinya.
"Tiga hari lagi Tuan" jawab Jihan
"Oh baguslah, kuliahlah dengan rajin raih masa depanmu dan wujudkan cita-citamu menjadi seorang dokter. Aku yakin Ayahmu akan sangat bahagia melihatmu sukses nantinya" ucap Zio lembut.
Ucapan Zio mampu membuat Jihan seakan terhipnotis padanya. Karena untuk pertama kalinya Zio berbicara lembut padanya bahkan memberikan dukungan padanya.
Ia jadi bertanya-tanya dalam hati, kemana sifat Zio yang dingin, cuek dan arrogan ?
"Te..terimakasih Tuan" balas Jihan yang tak tahu mau menjawab apalagi.
Tiba-tiba saat Jihan hendak mengambil satu potong ayam goreng lagi. Zio pun hendak mengambilnya. Tanpa sadar Zio memegang tangan Jihan.
Pandangan mereka saling bertemu. Namun Jihan yang hendak makan lagi karena masih lapar ia buru-buru mengambil ayam tersebut.
"Hei ayam itu milikku !" protes Zio yang kalah cepat dengan Jihan.
"Aku duluan yang mengambilnya Tuan, jadi ini milikku !" Jihan mempertahankan ayam goreng ditangannya.
"Kau curang, aku cuma makan satu potong sedangkan kau dua potong ! lagi pula kenapa kau hanya menggoreng 3 potong ayam ?" Zio kesal karena tak mendapatkan ayam lagi.
"Aku menggoreng 4 potong ayam Tuan, tapi sudah Tuan makan 1 potong. Jadi ayam ini memang punyaku !" Jihan tak terima jika Zio mau mengambil ayam gorengnya.
Dengan cepat Jihan menggigit Ayam gorengnya, namun tiba-tiba Zio ikut menggigit ayam tersebut dibagian depan hingga posisi mereka saling menggigit ayam goreng.
Jihan membulatkan mata atas apa yang dilakukan Zio, sedangkan Zio terkesima dengan Jihan.
'deg'
aku jg sering mkn mie bareng ayah ku🥹
Al Fatihah ayah🤲