Kehilangan putri kecil yang sangat di sayangi nya membuat Hana tidak bisa berpikir jernih, rasa sakit nya yang mendalam membuat dia menyalahkan semua kemalangan di kehidupan nya pada mantan suami nya.
Hana benar-benar membenci Angga, apalagi setelah dia melihat Angga yang hidup bahagia bersama anak istrinya membuat Hana semakin bertambah membenci Angga.
Berbagai cara Hana lakukan untuk bisa mendekati Angga, dan ya dia kembali berhasil meluluhkan sikap dingin Angga padanya sampai akhirnya Angga masuk ke perangkap nya.
Tapi sayangnya malam yang seharusnya dia lewatkan bersama Angga malah menjadi salah alamat, dimana Hana yang terlalu mabuk malah masuk ke kamar seorang pria Buta.
"Siapa kamu!" teriak Hana kaget karena dia melihat sosok lain di kamar nya.
"Siapa aku? yang harus nya bertanya itu aku, siapa kau! berani nya kau masuk ke kamar ku tanpa sepengetahuan anak buah ku!" suara itu terdengar menakutkan.
Tapi yang membuat Hana aneh adalah kenapa pria itu tidak melihat ke arah nya, dan malah membelakangi nya.
Jangan lupa jejak ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Turun nya saham
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Pagi hari nya Hana bangun sangat pagi, semalam tidur nya benar-benar nyenyak karena mendapatkan pelukan yang menghangatkan dari sang suami.
Mungkin inilah yang di namakan indah nya berumah tangga, meski pernikahan nya masih seumur jagung tapi itu tidak membuat Hana pesimis untuk dapat mencapai impian nya, yaitu memiliki keluarga kecil yang bahagia.
"Pagi suamiku.." ucap Hana sambil mengecup pipi Gibran.
"Aku udah siapin air hangat untuk kamu, mau minum dulu atau langsung mandi?." lanjut Hana lagi dengan wajah ceria nya.
Membuat Gibran yang baru bangun tidur itu terdiam, dia mencium aroma parfum yang sangat wangi, sehingga membuat nya tanpa sadar memejamkan matanya.
Tanpa sadar Gibran sudah jatuh ke dalam sikap manis Hana, dan mungkin Gibran sudah bisa menerima keberadaan Hana di samping nya.
"Suamiku.." panggil Hana membuat Gibran langsung tersadar dari khayalan nya yang entah sudah sejauh mana.
"Mendekat lah." ucap Gibran.
Hana menurut, dia mendudukkan bokong nya di dekat sang suami.
Gibran yang mencium aroma harum yang semakin melekat langsung tersenyum dan tanpa sadar mencium pundak Hana.
Dan hal itu membuat Hana ingin tertawa, tapi lagi-lagi dia harus menahan tawa nya agar Gibran tidak merasa malu karena tawa nya.
"Ko pundak doang sih, pipi enggak." kata Hana sambil memeluk suaminya.
Membuat Gibran yang di peluk Hana itu terkekeh, dia pikir dia mencium pipi istrinya tapi ternyata lagi-lagi dia salah.
Dan ini pertama kalinya Hana melihat senyuman suaminya.
Gibran yang dingin dan galak sudah tidak terlihat lagi, yang terlihat hanyalah Gibran suaminya yang nampak manis saat tersenyum.
"Dekatkan pipi mu." kata Gibran.
Hana menurut lalu mendekatkan wajah nya ke dekat wajah suaminya.
"Ayo cium." kata Hana.
Cup..
"Suamiku itu hidung, bukan pipi." kata Hana sambil terkekeh.
Cup..
"Suamiku itu kening bukan Pipi." lanjut Hana lagi dengan tawanya.
Sampai akhirnya..
Hemphh..
Gibran bukan mencium pipi tapi langsung mencium bibir Hana, yang untuk saat ini mungkin akan menjadi favorit nya.
Ciuman yang semakin dalam dan membuat keduanya lupa waktu, sampai akhirnya tangan Hana langsung melingkar di leher suaminya.
"Jam berapa?." tanya Gibran melepaskan ciumannya.
"Jam 6 lebih 15 menit, kenapa?." tanya balik Hana.
Tanpa menjawab lagi Gibran menarik tubuh Hana untuk semakin erat memeluk nya, di tiupnya kepala Hana yang seketika membuat Hana tidak sanggup lagi menahan tawanya.
Hahaha..
"Kenapa kau tertawa?." tanya Gibran menjauhkan diri nya dari pelukan Hana.
Hana masih tertawa itu mencoba untuk tidak tertawa lagi, tapi lagi-lagi dia tidak bisa berhenti karena tingkah Gibran yang semakin lucu itu.
Huh..
"Kamu meniup kepala ku, haha seperti ayah yang sedang mendoakan putri nya." kata Hana sambil tertawa lagi.
Gibran bungkam seribu bahasa, merasa menjadi lelucon oleh istri nya.
dan itu tentu saja membuat nya kesal bukan main.
"Arr." teriak Gibran.
Ceklek..
"Ada apa tuan." Arr langsung masuk tanpa mengetuk pintu dulu.
Membuat Hana yang tertawa itu menghentikan tawa nya lalu melirik sinis Arr.
"Selamat pagi nona Arr." sapa Hana meski dirinya tidak begitu suka dengan Arr yang seolah ingin menjadi orang ketiga di antara dirinya dan Gibran.
"Pagi nona." sahut Arr mencoba ramah meski dengan wajah datar nya.
Hana melirik Gibran yang terdiam lalu melirik Arr yang melihat ke arah suaminya.
tanpa malu Hana memeluk suaminya lalu mendaratkan ciuman di leher Gibran.
"Mandi yuk." ucap Hana manja, tapi ekor mata nya jelas sedang melihat ke arah Arr yang nampak terlihat tenang itu.
"Awas aja kalau Arr punya bibit pelakor, Hana yang sekarang ngak akan mudah di tindas say." batin Hana.
"Kenapa aku merasa kalau nona Hana tidak menyukai ku, apa dia tau kalau aku menyukai tuan Gibran." batin Arr.
"Nona Arr, tolong tunggu di luar saja, aku akan mandi bersama suamiku, emm dan mungkin akan butuh waktu lama untuk selesai." kata Hana dengan suara yang di sengaja lalu membantu Gibran berdiri.
Arr terpaksa keluar dari kamar Gibran, biasanya semuanya selalu dia yang menyiapkan nya, termasuk pakaian ganti dan yang lain nya.
tapi sekarang? semuanya berubah setelah Hana datang yang membuat nya merasa jauh.
Di perjalanan ke kantor Gibran yang tersenyum terus menerus membuat Arr terasa menjadi kesal.
dia yang dari dulu memimpikan untuk ada di posisi Hana, kenapa bukan dirinya saja yang di pilih? kenapa harus wanita lain.
Butuh waktu berapa lama lagi ia harus memendam perasaan nya, sudah terlalu lama rasanya setalah dia mengabdikan dirinya untuk menjadi seorang asisten untuk teman masa kecilnya itu.
"Arr berhenti di tempat biasa." ucap Gibran.
"Baik tuan." sahut Arr langsung memberikan kode pada supir.
Mobil berhenti di tempat yang di minta Gibran, Arr memberikan tongkat yang hanya di pakai saat bekerja itu.
Gibran memang tidak suka memperlihatkan kebutaan nya pada orang lain, apalagi keluarga nya, itu membuat nya akan merasa semakin terlihat lemah di pandangan orang lain.
"Tunggu di sini, saya akan ke sana sendiri." kata Gibran.
Arr mengangguk sambil melihat langkah Gibran yang sangat lambat untuk sampai di tempat tujuan nya, yaitu bangku taman yang memiliki kenangan tersendiri untuk Gibran.
"Apa anda masih mencintainya Tuan?, bahkan setelah dia membuat anda begini?." batin Arr.
Sedangkan Gibran yang baru mendudukkan bokong nya di bangku taman nampak meraba bagian bangku yang kosong nya.
Seketika ingatan nya akan masa lalunya kembali terngiang di kepala nya.
Di tempat ini dia mendapatkan cinta nya, mendapatkan wanita yang dia pikir akan mempu menemani nya sampai takdir mengatakan jika keduanya memang di takdirkan untuk bersama.
Tapi ternyata dia terlalu jumawa, di tempat ini di taman ini juga Ia kehilangan rasa kepercayaan nya, satu-satunya orang yang sangat dia percayai dan orang yang di sayang nya dengan sepenuh cinta memilih berkhianat dengan pria lain.
Dan bukan hanya itu saja dia juga harus mendapatkan musibah yang sangat tidak bisa dia terima sebelum nya.
matanya..dia kehilangan Indra penglihatan nya setelah melihat pengkhianatan istri nya.
Dan yang lebih menyakitkan nya lagi, Gibran harus mendengarkan suara ibu dan kedua adiknya yang ternyata hanya ingin harta nya, bukan kebahagian nya.
Dia bukan anak tiri, tapi ibu nya seolah melihat dan memperlakukan dengan berbeda dari kedua adiknya.
"Tuan.."
"Berani nya kau menganggu ku Arr!"
"Maaf tuan, tapi ada kabar buruk."
"Katakan kabar apa yang membuat mu berani menganggu ku."
Arr menghela nafasnya panjang lalu..
"Saham kita anjlok tuan."
Apa!!
"Nona ___" ucap Arr terhenti.
"Bantu aku ke mobil." kata Gibran dan Arr hanya menurut.
"Dia benar-benar ingin mengusik ku, kita lihat saja siapa yang akan hancur!" batin Gibran.
_________
🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️
TINGGAL BAGAS & FREYA, JENN & JUAN...