Rubia adalah putri seorang baron. Karena wajahnya yang cantik dia dipersunting oleh seorang Count. Ia pikir kehidupan pernikahannya akan indah layaknya novel rofan yang ia sering baca. Namun cerita hanyalah fiksi belaka yang tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.
Rubia yang menjalani pernikahan yang indah hanya diawal. Menginjak dua tahun pernikahannya suaminya kerap membawa wanita lain ke rumah yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.
Pada puncaknya yakni ketika 3 tahun pernikahan, secara mengejutkan suami dan selingkuhannya membunuhnya.
" Matilah, itu memang tugasmu untuk mati. Bukankah kau mencintaiku?" Perion
" Fufufufu, akhirnya aku bisa menjadi countess. Dadah Rubi, sahabatku yang baik." Daphne
Sraaak
Hosh hosh hosh
" A-aku, aku masih hidup?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemalasan 24
Kediaman Baron August Rocalion
Saat ini mereka semua tengah menikmati makan malam, Baron August masih belum bisa menerima dengan akal sehat apa yang terjadi dengan putrinya sehingga dia memilih istirahat di kamar. Terlebih fakta yang sangat mengejutkan hingga hampir rasanya Baron August mendatangi Perion untuk membunuhnya dengan tangan sendiri.
Ya, Baron August akhirnya tahu alasan mengapa Rubia bercerai. Itu karena Perion berselingkuh dengan Daphne dan bahkan Perion berniat membunuh Rubia dengan memberi racun. Baron August tergugu di kamarnya, ia sungguh menyesal telah membuat Rubia mengalami hal semacam ini.
Namun ucapan Yang Mulai Duke Theodore Adentine juga belum bisa terima. Ia masih merasa takut terhadap kejadian yang menimpa Rubia, jadi dia tidak akan mudah menerima Theodore sebagi calon suami putrinya.
" Sepertinya aku bakalan sulit mendapat restu ayahmu?"
" Haaah, itu semua salah Anda. Mengapa Anda terburu-buru sekali, saya kan harus bicara pelan dengan ayah saya. Menjelaskan semuanya secara perlahan."
Tanpa sadar Rubia bicara dengan santai sesuai apa yang dirasakan hatinya kepada Theodore. Padahal sebelumnya dia sangat hati-hati. Namun Theodore malah suka sisi Rubia yang seperi ini ketimbang ucapan formal nan sopan yang terasa berjarak
" Lalu bayaran pertamaku bagaimana?" Theodore bertanya sambil tersenyum simpul. Sebenarnya dia tidak ingin buru-buru namum dia ingin membuktikan bahwa dia tidak salah dalam membantu orang.
" Aah maaf saya hampir lupa. Itu, Anda punya wilayah yang diberikan oleh Baginda Kaisar sebagai hadiah untuk kemenangan pembasmian atau perang penaklukkan bukan? Kalau tidak salah wilayah itu di pegunungan Antrino, tanahnya tandus tapi di sana ada banyak batu sihir. Bukan batu sihir biasa melainkan batu sihir hitam. Batu sihir yang memiliki elemen sihir tingkat tinggi. Dimana batu sihir itu yang akan membantu Anda dalam perang pembasmian monster 3 bulan kedepan."
Degh!
Theodore yang tadi masih bersikap santai kini langsung berubah menjadi serius. Ia bahkan menegakkan punggungnya dan menatap Rubia dengan tajam. Bagaimana bisa Rubia bicara demikian. Mineral batu sihir kristal hitam, itu bahkan yang ia tahu hanya cerita jama dulu yang entah benar atau tidak.
Raut wajah Theodore nampak tidak percaya. Dan Rubia bisa merasakan itu. Ya siapa yang mau percaya, tiba-tiba ada orang yang bicara demikian dimana sesuatu itu dirasa tidak mungkin ada.
" Anda ingat kan, saya bisa melihat masa depan pada kurun 2 tahun dari sekarang, dan salah satunya adalah itu. Batu sihir berwarna hitam. Silakan membuktikannya, kirim kesatria Adentine ke wilayah Antrino. Gali sekitar 5 meter ke dalam tanah, dan Anda akan menemukannya. Lokasinya sekitar gua."
Theodore langsung memanggil Oliver, dia memerintahkan Oliver untuk pergi dan memeriksanya. Setelah Oliver pergi, Theodore kembali fokus kepada Rubia.
" Jika kau memang tahu masa depan, apa yang kau lihat tentang ku. Menapa kamu memilihku dan membantu ku?"
Hening
Rubia terdiam, hanya terdengar suara Rubia yang sedang menenggak teh lalu suara cangkir teh yang Rubia letakkan di atas meja.
Bukannya tidak mau menjawab, hanya saja masa depan Theodore bukanlah masa depan yang indah. Dan mengapa Rubia memilih pria itu karena jelas pria itu lah satu-satunya yang bisa melindungi hidupnya dari Perion. Meskipun saat ini dia sudah terlepas dari suami durjana nya, entah mengapa Rubia merasa bahwa Perion tidak akan berhenti begitu saja.
" Itu, masa depan yang kurang menyenangkan. Namun saya bersumpah bahwa saya bisa membantu Anda mengubah masa depan itu."
Kening Theodore berkerut, Rubia tidak ingin mengatakannya secara gamblang. Hal ini semakin membuat pria itu penasaran.
" Katakanlah Rubi, aku ingin mendnegarnya langsung. Dengan kau mengatakannya, aku bisa membuat antisipasi jika memang ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi."
" I-itu, apa Anda yakin bahwa tidak masalah saya mengatakannya?"
Theodore langsung mengangguk cepat, dia sangat penasaran mengapa Rubia tampak enggan untuk mengatakannya.
" Haaah, baiklah kalau begitu. Anda, Anda akan mengalami kecelakaan saat perang pembasmian. Anda akan kehilangan Sir oliver dan Tuan Regulus. Kesatria Andentine juga banyak yang gugur. Anda ... Anda kehilangan tangan kanan Anda sehingga Anda tidak lagi bisa mengangkat pedang. Dan yang saya lihat, Anda akan terpuruk dalam waktu yang lama."
Jegleeer
Bagai di sambar petir di musim panas. Theodore amat sangat terkejut dengan semua ucapan Rubia. Percayakah dia? Tentu tidak, ya Theodore sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita tersebut.
Setiap kata yang keluar dari mulut Rubia seolah cerita khayalan. Semua terasa tidak nyata. Bagaimana Oliver dan Regulus bisa mati, ia sangat tahu bahwa dua orang kepercayaannya itu adalah orang yang kuat.
" Sepertinya Rubi berbakat untuk menulis sebuah novel aksi."
" Yang Mulia Duke, saya sudah menyangka bahwa Anda tidak lah percaya dengan semua yang saya katakan. Tapi jika di wilayah Antrino memang ditemukan batu sihir itu, Anda harus memercayai saya. Yang Mulia, saya benar-benar bisa mengetahui masa depan. Aah begini saja, ada satu peristiwa yang tidak lama lagi akan terjadi. Bendungan di Danau yang ada di wilayah pinggiran Adentine akan meluap akibat tanggul yang jebol. Semua itu karena hujan deras yang tiba-tiba datang."
Hahahaha
Tawa keras keluar dari bibir Theodore. Ia semakin tidak percaya saja apa yang diucapkan oleh Rubia, ia sungguh menganggap semua yang dikatakan Rubia hanyalah karangan.
" Upa, maaf Rubi aku sungguh tidak bosa menahan tawaku," ucap Theodore meminta maaf. Dia benar-benar merasa lucu dnegan Rubia. Dan sedikit merasa bersalah karena telah mentertawakan Rubia.
" Tidak apa-apa Yang Mulia, saya tahu apa yang saya katakan terkesan mengada-ada. Namun sebagai 'istri masa depan Anda' apakah Anda bersedia melakukan apa yang saya minta?"
" Tentu, tentu saja."
" Nah hal yang saya inginkan adalah Anda harus merekonstruksi bendungan. Bendungan tersebut sudah sangat lama, jadi perlu pembaharuan. Jika tidak salah, hujan deras yang akan terjadi selama seminggu berturut-turut itu sekitar satu bulan dari sekarang. Saya minta Anda melakukan itu untuk saya, bagimana oun rakyat Duchy tidak boleh menjadi korban."
Ucapan tegas nan yakin dari Rubia membuat Theodore takluk, meskipun tidak percaya namun Theodore tetap akan melakukan apa yang diinginkan oleh Rubia.
" Baiklah, aku akan memerintahkan Rhine untuk segera melakukan rekonstruksi bendungan di danau itu. Aku akan mengikuti kemauanmu. Dan jika apa yang kau katakan benar, maka aku akan mengabulkan semua keinginanmu. Aku juga akan percaya masa depan yang kamu lihat tentang kejatuhan Adentine. Jika memnag semua benar, maka aku sangat berhutang budi padamu Rubi."
" Tidak banyak yang saya inginkan Yang Mulia, saya hanya ingin Anda melindungi nyawa saya."
Perkataan Rubia terdengar begitu tulus. Wanita itu sama sekali tidak serakah dnegan meminta banyak hal, padahal bagi Adentine jika Rubia meminta bongkahan emas pun bisa diberikan.
Theodore sungguh menyukai sisi Rubia yang sperti ini. Meskipun dia adalah wanita dari sebuah Barony yang bahkan wilayahnya tidak ada seberapa besarnya dari Duchy Adentine, namun kecerdasan, sikap sopan dan tenang Rubia sungguh luar biasa.
" Aku akan melakukannya Rubi, aku akan melindungi mu."
TBC