Rahim pengganti atau disebut sewa rahim atau dalam bahasa inggrisnya surogasi, satu kalimat yang sangat ilegal dilakukan di Indonesia tapi legal di luar negeri.
Menceritakan sebuah keluarga yang menantikan kehadiran buah hati selama hampir 5 tahun menikah.
Karena tak kunjung hamil dan sang mertua yang selalu menanyakan apakah sang menantu sudah ada tanda-tanda kehamipan apa belum.
Akhirnya dia meminta sang suami untuk mencari ibu pengganti untuk disewa rahimnya atau disebut rahim pengganti.
Ntah nanti akan dilakukan dengan cara surogasi tradisional ataupun surogasi gestasion.
Simak yuk kisahnya antara Nayra Arasyid, Devandra Ayasi, dan Maya Wardani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Romi
Setelah persyaratan yang diajukan ketiga belah pihak telah disetujui dan ditanda tangani.
Hari ini, Romi dibuat pusing oleh Maya dan Devan yang memintanya untuk mengurus semua keperluan menikah Devan dan Nayra yang akan dilaksanan besok Insha Allah.
Devan manginginkan pernikahan keduanya ini dilakukan secara sah dimata agama maupun hukum.
Karena keinginan Devan itu membuat Romi harus bolak-balik menghubungi kedutaan Indonesia yang ada di Turki.
Dan betapa pusingnya Romi belum selesai mengurus surat dikedutaan sudah dihubungi Maya untuk menyiapkan persiapan acara nikah Devan dan Nayra.
Ditambah lagi Nayra yang ditanya dimana ayahnya selalu bilang tidak tahu, apa sudah meninggal pun juga dijawab dia masih hidup.
Apa yang harus Romi lakukan pada Nayra?
Haruskah dia mencari ayah Nayra ke seluruh penjuru pelosok dunia?
Ditanya foto ayahnya saja Nayra tidak punya.
Entah tidak punya atau pura-pura tidak punya.
Dan itu semua membuat kepala Romi mau pecah rasanya. Bisakah tubuhnya itu dibagi menjadi 4 bagian saja biar tidak pusing tujuh keliling.
Pertama ngurus surat untuk Devan di KBRI
Kedua, Maya yang minta ini minta itu
Ketiga, Nayra yang masih belum jelas siapa nanti walinya
Keempat, urusan kantor yang tidak mungkin dia tinggalkan, apalagi Devan hari ini malas pergi ke kantor
Oh Tuhan....bisakah waktu berhenti sejenak, batin Romi.
"Maaf Tuan Romi, karena Tuan Devan tidak mau sampai orang tuanya tahu lebih baik Tuan Devan nikah siri saja." kata Dr. Lalu Muhamad Iqbal Duta Besar Indonesia untuk Turki melalui sambungan telepon
"Dan juga ini tentang calon istrinya juga yang belum diketahui ayahnya dimana." Lanjut beliau.
"Tapi masalahnya bos saya mintanya nikah sah secara hukum maupun agama Tuan Iqbal." jawab Romi.
"Kalau seperti itu saya tidak bisa membantu Tuan. Saya takut Tuan Damar tanya sama saya, karna dia tahu anaknya berada disini. Beliau juga sering tanya gimana proyek yang dikerjakan oleh Tuan Devan disini." jelas Dr. Lalu Muhamad Iqbal
"Maka dari itu saya lebih baik tidak membantu, dan anda jangan takut bila saya nanti mengatakan ini dengan Tuan Damar. Saya janji tidak akan mengatakannya ke beliau." janji Dr. Lalu Muhamad Iqbal.
"Baik Tuan Iqbal akan saya sampaikan ke bos saya."
"Maaf sudah mengganggu waktu anda."
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam."
"Haduhhhh...aku yakin bos akan marah. Biarlah, tinggal pilih nikah atau ndak?" Romi bicara sendiri setelah selesai menelepon Tuan Iqbal.
Derrrtttttttt
📞 Bos Devan calling
"Halo bos"
"Gimana?"
Romi menyerit bingung
"Apanya yang gimana bos?"
"Susah selesai ngurus surat-suratnya?"
"Belum bos"
"Apa saja yang kau kerjakan Romi?"
Romi menjauhkan HP dari telinganya saat mendengar bentakan Devan.
"Ini sudah jam 3 sore dan kamu belum selesai Romi." Devan terdengar sudah mulai geram akan keleletan yang dikerjakan Romi.
"Apa kamu mau dipecat, hah" bentak Devan.
"Kalau anda memecat saya, saya akan kembali lagi ke Tuan Damar." jawab Romi santai.
"Awas kau Romi, kalau sampai besok aku gak jadi nikah, ku hapus bonus mu bulan ini dan bulan seterusnya." ancam Devan.
"Daripada bos marah-marah, lebih baik bos konsultasi ke Dokter Kemal." saran Romi.
"Kebetulan Dr. Kemal sekarang ada di Istanbul untuk beberapa hari. Bos sama Nayra bisa konsultasi kapan baiknya berhubungan untuk segera mendapatkan hasilnya." jelas Romi
"Jadi bos jangan mikir besok jadi nikah apa tidak. Percuma nikah kalau Nayra nya tanggal merah. Iya gak,bos." kelakar Romi membuat Devan disebrang sana tak bisa menyembunyikan senyumnya.
"Ya sudah sana cepat urus suratnya." tut tut tut sambungan langsung dimatikan sepihak oleh Devan.
"Pasti si bos tadi langsung salah tingkah mendengar ucapanku tadi.." hihihihihi
...............
"Sayang..kamu didalam?" tanya Devan dibalik pintu kamar mandi saat tak mendapati Maya disana.
"Iya sayang, sebentar." teriak Maya dari dalam kamar mandi
Devan duduk di sofa yang ada di sudut kamarnya.
Tadi setelah diberitahu Romi kalau Dr. Kemal sedang di Istanbul, Devan buru-buru menghubungi Dr. Kemal.
Akhirnya Devan membuat janji dengan Dr. Kemal hari ini setelah Ashar.
"Ada apa sayang?" tanya Maya yang baru saja selesai mandi.
"Ayo kita konsultasi ke Dr. Kemal." ajak Devan to the point.
Maya mengerutkan dahinya, untuk apa pirkirnya.
Devan yang mengerti kalau Maya bingung, akhirnya menjelaskan "Kita akan konsultasi dengan Nayra juga. Memeriksakan kondisinya juga."
Maya mengngguk."Baiklah aku siap-siap dulu."
"Kamu sudah beritahu Nayra? tanya Maya
"Belum"
"Kasih tau dia dulu, Sayang. Biar dia juga siap-siap." pinta Maya
"Kamu aja."
Maya geleng kepala melihat sikap cuek Devan yang tiba-tiba muncul.
"Ayo, aku sudah" Maya berdiri dan segera keluar kamar untuk mencari Nayra.
"Nay.."
Tok tok tok
Ceklek
Maya mendorong daun pintu itu lalu mengintip ke dalam dilihatnya Nayra yang baru selesai sholat Ashar.
"Ada apa kak?" tanya Nayra sambil melipat alat sholatnya.
"Devan ngajak kita untuk menemui Dr. Kemal." kata Maya
Siapa Dr. Kemal, pikir Nayra
"Dia dokter kandungan." Nayra mengangguk
"Kamu nanti akan diperiksa Dr. Kemal sebelum menikah besok." ujar Maya
"Kamu siap-siap dulu, aku tunggu didepan." lanjut Maya dan keluar dari kamar Nayra.
"Untung sudah mandi" gumam Nayra
..............
"Selamat sore menjelang malam bos." sapa Romi dengan muka kusut, rambut acak-acakan dan dasi sudah dilepasnya.
"Hhmmmm.." Devan memicingkan matanya melihat penampilan Romi yang biasanya tampil rapi sekarang seperti gemb*l.
"Kak Romi tadi dari mana kok tampilannya acak"an gitu?" Nayra mendekat ke Romi dan memandang Romi dari atas sampai bawah, kemudian kembali lagi ke atas.
"Kak Romi tadi kalah berantem lagi yaa?" tanya Nayra dengan tampang polosnya.
"Sudah Nay jangan pedulikan dia, ayo kita ke ruangan Dr. Kemal." Maya menarik tangan Nayra di ikuti Devan dari belakang.
"Romi tunjukkan ruangan Dr. Kemal?" teriak Maya.
"Tadi aja jangan pedulikan aku, sekarang malah teriak-teriak minta ditunjukkan jalan. Emang bos sama istri sama saja, jangan-jangan nanti Nayra juga seperti itu..amit-amit...." gerutu Romi sepanjang jalan menuju ruangan Dr. kemal.
...........
"Sebelumnya saya mau tanya ke nona Nayra." Nayra mengangguk.
"Kapan Nona Nayra terakhir ha*d?" Nayra menyerit bingung.
"Tepatnya tanggal pertama nona h*id." Nayra mencoba mengingat-ingat kapan terakhir dia ha*d. Jarinya sudah mulai dia hitung.
"Sekitar tiga minggu yang lalu dok, tepatnya tanggal berapa saya lupa. Tapi biasanya siklus h*id saya itu maju 4-5 hari. Mungkin minggu ini sudah tiba masanya." terang Nayra yang sudah mulai mengingat masa h*idnya.
"Baiklah........"
***