" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita keras kepala
" Kenapa kamu tidak bilang jika kamu hamil " Aira menatap pria yang ada di dekat nya .
" Apa jika aku bilang kamu akan menceraikan istri mu ? Tidak bukan lalu untuk apa aku bilang " Jawabnya ketus .
"Lagian hidup kami baik-baik saja, jadi tidak usah mengusik kehidupan kami " Lanjut Aira .
" Jangan bersikap seolah ini semua kesalahanku " Ucap Aira sinis .
" Aku tidak menyalahkan kamu Ra,kalaupun ada yang salah itu aku bukan kamu " Jawab Bara menghela napas panjang.
"Bersikaplah seperti dulu,itu lebih baik di banding sekarang " Sindir Aira .
" Maaf ..."
" Hanya itu keinginan ku jadi aku mohon menjauh lah " Potong Aira cepat .
" Aku tidak mungkin lepas begitu saja Ra ,di antara kita ada Bumi " Ucap Bara tak suka .
" Seharusnya sebelum kamu mengatakan hal yang lebih menyakitkan itu padaku ,kamu harus memikirkan ini bagaimana jika aku hamil ,tapi nyata nya tidak bukan ? Bahkan kamu bisa merayakan pesta mu dengan megah tanpa memikirkan bagaimana keadaan ku setelah itu " Jawab Aira kesal .
" Bumi akan menjadi tanggung jawab ku sampai seterusnya ,kamu bisa melanjutkan hidup mu dengan anak istri mu " Lanjut nya.
" Kenapa kamu kembali kan cek yang aku berikan ? ' alih² menjawab ucapan Aira Bara memilih melempar pernyataan pada wanita itu .
" Aku tidak membutuhkan nya, seperti ucapan mu saat itu jika aku yang membawa diriku padamu " Jawab Aira menundukan kepala,entah kenapa dia harus kembali mengingat kejadian pahit itu .
Padahal itu sudah berlalu namun susah untuk di lupakan belum lagi saat dia harus tahu ada nyawa yang harus dia jaga ,dunia nya seperti gelap .
" Maaf Ra " Entah sudah berapa kali Bara mengucapkan kata itu tapi tidak ada jawaban apa pun dari Aira .
" Cepat atau lambat keluarga ku pasti akan tahu tentang Bumi " Bara menarik napas panjang " Jadi kamu harus menyiapkan diri " Lanjut nya pelan.
" Kenapa aku harus menyiapkan diri ? " Aira menatap kesal ke arah Bara " Bukannya ucapan ku tadi sudah jelas dan itu bukan hanya untuk kamu tapi juga keluarga mu " Aira menekan setiap kata yang ke luar dari mulutnya.
" Tidak bisa begitu Ra ,Bumi putraku " Jawab Bara .
" Dan Embun putri mu ,mereka bisa memberikan kasih sayang mereka padanya tapi jangan pada putraku " Balas Aira .
" Putra kita " Rapat Bara,namun di tanggapi tawa kecil dari Aira .
" Ucapan itu akan cocok pada orang yang memiliki hubungan pada umumnya Bara ,tapi tidak berlaku pada kita " Jawab Aira .
" Aira ...."
" Sudah waktunya Bumi istirahat jadi lebih baik kalian pulang " Bara menghela napas panjang ,dia tidak tahu jika Aira itu wanita yang begitu keras kepala karena selama ini yang dia tahu ibu dari putra nya itu wanita yang lembut .
" Bumi istirahat dengan kakak mu begitu juga Embun " Aira langsung melotot kan matanya ke arah Bara " Dia enggan pulang mau tinggal sama Bunda nya ' Lanjut nya tersenyum miring .
" Bawah pulang anak mu Bara " Bara memilih meninggalkan Aira ,karena memang sudah pukul 9 malam dia harus kembali ke hotel masih ada sedikit pekerjaan yang harus dia selesaikan sebelum kembali ke kota xx.
" BARA " panggil Aira keras ,tapi pria itu terus melangkahkan kakinya namun saat akan masuk tiba² dia berhenti, melihat itu Aira langsung mendekati pria itu sebelum dia benar-benar meninggalkan rumah orang tuanya tanpa membawa putrinya.
" Pokoknya aku ...."
" Ayah " Aira memiringkan tubuhnya menatap ke arah depan Bara di mana Bumi berada di gendongan Raksa dengan wajah mengantuk nya .
" ya " Jawab Bara terbata karena dia belum terbiasa .
" Dia tidak mau tidur dengan kami ,dia ingin tidur dengan mu " Raksa menatap Aira yang masih terdiam di tempatnya " Embun sudah di kamar mu ,tadi dia menangis ingin tidur dengan mu " Mata Aira langsung melebar .
" Kenapa Mas bawah ke kamar ku ,lalu Bumi tidur di mana ? Lagian mereka akan pulang " Jawab Aira kesal .
" Bumi mau sama ayah " Jawab Bumi di sela kesadaran nya .
" Tidak bisa ...."
" Tapi ayah tidur di hotel ,apa mas ikut ayah ke hotel " Potong Bara cepat.
" Jangan gila ,Bumi tidak bisa ...."
" Mau " Aira langsung menatap putranya bahkan kini tangan nya sudah mengarah ke arah Bara minta untuk di gendong .
" Mas " Tegur Aira menahan kesal .
" Biarkan saja Dek " Kini tatapan tajam Aira mengarah pada Raksa " Lebih baik kamu ke kamar kasian Embun sendirian di sana " Lanjut nya lalu meninggalkan Aira dan Bara.
" Ayah ,Bumi ngantuk " Ucap nya pelan sambil menguap .
" Iya kita akan pulang " Aira langsung menahan tanya Bara menatap tajam pria itu .
" Jangan berani² membawa putra ku pergi ' Ujarnya tajam .
" Aku membawanya ke hotel Ra ,lagian aku tidak mungkin membawanya kabur sedangkan Embun ada di sini " Jawabnya pelan .
" Bawah putri mu ke hotel,Bumi tidak terbiasa tidur di tempat baru ' Bara tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada wanita itu .
" Ini sudah larut malam ,apa kamu akan bertanggung jawab jika Embun atau Bumi akan menangis " Kedua manusia itu menatap ke sumber suara " Susul Embun di kamar dia hanya sendiri iparmu sudah kembali ke kamar " Lalu pandangan nya beralih menatap Bara " Tidur saja di kamar tamu " Lanjut nya pelan .
" Maaf Bu ,bukannya saya menolak tapi masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan ' Tolak Bara sehalus mungkin .
" Apa tidak papa Bumi ikut dengan mu ? " Bara menatap putranya yang sudah terlelap dalam gendongan nya .
" Tidak papa Bu " Jawab Bara tersenyum.
" Pergilah " Bara mengaguk lalu menatap Aira " Maaf titip embun ya " Izinnya pada Aira namun wanita itu hanya diam saja .
" Jangan terlalu keras Nak " Nasehat ibunya dengan lembut .
" Sebenarnya apa yang kalian inginkan ? Sejak tadi kalian selalu berpihak pada nya ? Apa kalian tidak memikirkan istri nya,jangan mengajari Aira jadi wanita jahat Bu " Ucap Aira frustasi .
Ini pertama kalinya Aira berpisah dengan Bumi ,entah lah dia sendiri tidak tahu apa bisa tidur atau tidak karena selama ini dia selalu memeluk Bumi jika tidur .
" Sudah terserah kalian saja " Belum juga sang ibu membuka suara Aira lebih dulu berbicara lalu meninggalkan ibunya begitu saja .
" Keras kepala " Gumam sang ibu menggeleng kan kepala nya .
Sesampainya di kamar Aira menghela napas panjang saat melihat penghuni kasur nya .
" Kamu dan ayah mu sama saja " Gerutu Aira kesal lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri .
Tapi yang membuat nya bingung keberadaan ibu dari gadis kecil itu ,bahkan Bara sendiri pun tidak mengungkit nya sekalipun Aira sering menyinggung tentang istri nya .
Tidak berselang lama Aira ke luar dia kembali menatap ke arah tempat tidur di mana posisi tidur Embun sudah berubah .
" Apa aku bisa tidur dengan nya " Gumamnya berjalan ke arah lemari untuk mengganti pakaian tidur nya .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...