Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Keesokan pagi nya,Larisa sedang bersiap-siap akan kembali ke rumah Davin,ia sudah memikirkan sepanjang malam.Hati nya menginginkan dirinya untuk memberikan Davin kesempatan Lagi.
Setelah selesai berkemas-kemas,Larisa segera keluar dari apartemen Liam,menuju mobilnya sendiri.
Beberapa menit kemudian...
"Bi...tolong bukain pintu yaa,sepertinya ada tamu."Ucap bunda Davin.
Ia,Davin dan juga sang suami sedang berada di ruang makan,mereka sedang bersarapan bersama.
Larisa masuk ke dalam rumah,menarik kopernya,berjalan ke arah ruang makan.
"Larisaaa..."Teriak bunda Davin,berdiri dari duduknya.
Davin yang semula makan sambil menunduk pun langsung melihat ke belakang,ia melihat Larisa berdiri tidak jauh dari hadapannya,dengan memegang koper.
Davin langsung berdiri,dan gegas berjalan ke arah Larisa.
Davin memeluk erat Larisa,sementara Larisa hanya diam saja seperti patung,Larisa tidak membalas pelukan dari Davin.
"Sa...maafin aku,tolong jangan pergi lagi yaa".
"Aku khawatir sama kamu,aku kepikiran terus kamu".
"Kamu baik-baik aja,kan?"Davin melepaskan pelukannya,memandangi tubuh Larisa,memeriksa.
Larisa masih diam saja,ingin rasanya membalas pelukan Davin,tapi ego nya melarang,kali ini ia akan bersikap tegas terhadap Davin,ia ingin melihat kesungguhan Davin untuk dirinya.
"Kamu udah sarapan?,ayo kita sarapan sama-sama."Davin menuntun Larisa untuk duduk di kursi yang ada di depan meja makan.
Davin menarik kursi untuk Larisa,ia juga mengambilkan makanan untuk Larisa,setelah itu baru dirinya duduk disamping Larisa,memakan makanannya lagi,sambil sesekali melihat ke samping,ke arah Larisa dan tersenyum.
"Ayah...bunda,aku minta maaf,karena udah bikin kalian khawatir sama aku."Ucap Larisa.
"Sudahlah,Nak...kita lupain yang kemarin,yang terpenting sekarang kamu sudah disini lagi,bersama kami."Jawab ayah Davin.
"Iya sayang...bener kata ayah,makasih yaa,udah mau pulang kerumah ini lagi."Ucap bunda Davin,tersenyum sumringah.
Larisa hanya menjawab ucapan kedua mertuanya tersebut dengan senyuman manisnya.
Davin merasa lega,karena kini Larisa sudah kembali kerumah.
"Bunda...ayah...aku ke kamar duluan yaa,aku udah selesai makan."Ucap Larisa,berdiri dari duduknya.
"Aku juga bund..."Ucap Davin.
Ayah dan bunda Davin hanya menjawab dengan anggukan kecil.
Larisa berjalan lebih dulu,Davin berjalan cepat mengejar langkah Larisa.
"Rasain tuuuh,di cuekin kan sama Larisa."Lirih bunda Davin,melihat anaknya berjalan cepat mengejar menantunya.
Ayah Davin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja,menanggapi ucapan istrinya.
"Biar aku yang bawa Sa..."Davin mengambil pegangan koper milik Larisa.
"Gak usah!,aku bisa bawa sendiri."Jawab Larisa acuh.
"Gak papa,biar aku bawain aja."Ucap Davin lagi,berusaha mengambil pegangan koper dari tangan Larisa.
"Aku bilang gak usah!,aku masih bisa bawa sendiri."Ucap Larisa lagi,setelah itu kembali berjalan menuju kamar mereka.
Davin langsung berjalan cepat,mengejar Larisa lagi.
Tiba-tiba saja Davin langsung menggendong Larisa ala bridal style,dan meninggalkan koper Larisa begitu saja.
"Davin...lepas,turunin aku,aku bilang lepas Davin!"Larisa memberontak memukul-mukul dada bidang Davin.
Tapi Davin tidak perduli,ia tetap menggendong Larisa sampai ke dalam kamar mereka,setelah itu Davin menurunkan perlahan Larisa ke atas sofa.
"Kamu apa-apaan sih,kenapa jadi gendong aku kaya tadi,kan kamu mau bantuin bawa koper,bukan bawa aku."Ucap Larisa,sebal dengan tingkah Davin.
Setelah itu davin berjalan lagi keluar dari kamar mereka,tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Nyebelin banget sih Davin."Ucap Larisa,karena Davin pergi begitu saja.
Ternyata Davin keluar untuk mengambil koper milik Larisa,dan kembali masuk ke dalam kamar mereka.
Larisa yang melihat Davin membawa kopernya masuk pun mulai luluh,ia pikir Davin akan pergi begitu saja,tapi ternyata Davin pergi untuk mengambil kopernya yang tertinggal di luar.
Davin berjalan mendekat ke arah Larisa,kemudian ia mengecup lembut pipi Larisa.
"Daviiiinn..."Protes Larisa,sambil memegangi sebelah pipi nya yang dikecup oleh Davin.
"Kamu ngelamun nin apaan sih?"Tanya Davin,ia duduk bersimpuh di hadapan Larisa,sementara Larisa duduk diatas sofa,Davin memandangi wajah Larisa.
Larisa mencubit tangannya sendiri...
"Aaauuuwww"Rintih Larisa.
"Ternyata aku gak mimpi."Ucap Larisa berbicara dengan dirinya sendiri.
"Kamu kenapa sih Sa...aneh banget".
"Kamu emang gak lagi mimpi,kan kamu gak lagi tidur."Ucap Davin.
"Ya kali aja aku mimpi kan,soalnya tiba-tiba kamu baik lagi".
"Terus nanti cuek dan abai lagi sama aku."Jawab Larisa.
"Kamu gak lagi mimpi Larisa,ini nyata,aku janji mulai hari ini aku akan belajar mencintai kamu".
"Bantu aku lupain Bella yaa."Ucap Davin sambil menggenggam lembut tangan Larisa.
wajah Larisa memerah karena tersipu malu,dengan perlakuan dari Davin.Semoga Davin benar-benar berubah,dan tidak labil lagi.
"Kenapa diam aja sayang..."Ucap Davin.
Larisa langsung membulatkan kedua mata nya,ia terkejut mendengar Davin memanggilnya dengan sebutan sayang.
Davin langsung meraup lembut wajah Larisa.
"Jangan lebar-lebar melotot nya,nanti bola mata kamu keluar dari tempatnya."Ucap Davin tersenyum.
"Apa sihh...gak lucu tau Vin...".
"Ngapain kamu duduk bersimpuh di depan aku,sofa kan ada,disana juga kamu bisa duduk,disana,atau disini."Ucap Larisa sambil menyentuh sofa yang ia duduki.
"Disana kejauhan,aku duduk disini aja."Jawab Davin,sambil mendudukkan dirinya disamping Larisa.
"Kamu kalo lagi muka bete kaya gitu,tambah cantik lohh."Davin berusaha mencairkan kembali hati Larisa.
"Mana ada,orang lagi bete jadi tambah cantik,kalo kaya gitu mah,gak ada yang namanya klinik kecantikan,bete aja terus."Jawab Larisa sinis.
"Hahahahaha...""Kamu lucu banget tau Sa."Davin memegangi perutnya yang sakit,karena tertawa keras.
"Biasa aja."Jawab Larisa acuh,ia kemudian mengambil remote televisi yang ada diatas meja,di hadapannya.
Larisa menyalakan televisi,ia bersandar di sandaran sofa.
Sebenarnya dada Larisa berdebar-debar,karena mendengar untuk pertama kali nya Davin memanggilnya dengan sebutan sayang.
Tapi ia sudah bertekad,untuk tidak terlihat seperti wanita yang mudah di rayu.
Agar kedepannya Davin bisa lebih menghargai lagi dirinya.
Davin pun ikut menyandarkan dirinya di sandaran sofa,dengan satu tangan yang ia letakkan di belakang bahu Larisa,seperti orang yang akan merangkul dari belakang.
Davin tersenyum sendiri,merasa aneh dengan dirinya,yang bertingkah absurd terhadap Larisa.
"Vin...kenapa kamu gak ngantor?"Larisa merasa heran,karena Davin ikut menonton bersamanya.
"Hari ini aku bolos dulu deh kerjanya,soalnya aku mau berduaan bareng istri aku."Jawab Davin.
Larisa memalingkan wajahnya ke sisi kiri,dan tersenyum,mendengar kata-kata manis dari mulut Davin.
siap-siap sakit hati kau Vin...
menghadiri pernikahan mantan istri dengan sahabat sendiri....😅
tapi Larisa yang baik malah tersakiti terus...