"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepanikan Sky
Di sebuah ruangan yang begitu luas, tepatnya di dalam kamar hotel. Seorang pria yang tengah duduk di atas sofa, namun sorot matanya sesekali melirik kamar mandi yang masih tertutup rapat. Sudah hampir 30 menit, tapi seseorang yang Sky tunggu tak kunjung keluar sampai sekarang. Sedangkan Sky sudah 3 kali duduk di balkon kamar, dan dia juga baru selesai minum segelas hot matcha yang dia buat sendiri dari dapur di kamar itu.
"Dia mandi kah pingsan! Lama sekali kah." Sky segera beranjak dari tempatnya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Dalam hati, dia melakukan itu bukan karena khawatir atau pun peduli tapi lebih ke tanggungjawab karena Aletta pergi dengannya. Sebab jika terjadi sesuatu pada Aletta, pasti dia juga yang di mintai pertanggungjawaban
"Aletta! Kenapa lama sekali?" teriak Sky sambil menggedor pintu kamar mandi beberapa kali.
"Cepat keluar! Jangan terlalu lama di dalam. Kamu ingin buat masalah ya," teriak kembali Sky.
Pria itu sudah menunggu 5 menit lamanya, tapi Aletta tak kunjung keluar. Jangankan membuka pintu, dari dalam kamar mandi sama sekali tidak terdengar suara apapun. Sky yang tadinya kesal, kini mulai panik. Mendadak pikirannya negatif thinking, takut Aletta pingsan sesuai dugaannya.
"Aletta, jangan bercanda! Cepat buka pintunya." Pria itu mendobrak pintu dengan membenturkan tubuhnya beberapa kali, suara bising itu sama sekali tidak membuat penghuni kamar bersuara. Sky semakin yakin pasti terjadi sesuatu di dalam sana.
Tanpa berfikir lama Sky segera menghubungi petugas hotel untuk meminta bantuan. Sampai akhirnya bantuan pun datang, dan Sky langsung menyuruh petugas hotel itu membuka pintu kamar mandi. Dengan peralatan yang mereka bawa, akhirnya petugas itu berhasil membuka pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.
Sedangkan Sky sempat mengucapkan terimakasih sebelum menyuruh petugas itu untuk menunggu di luar kamar, agar mereka tidak melihat kondisi Aletta yang kemungkinan tidak memakai sehelai kain karena sedang mandi.
Sky menoleh ke arah belakang dimana petugas itu sudah berada di luar kamar. Kemudian dia bergegas masuk ke kamar mandi.
"Astaga!" Sky reflek memalingkan wajah. Walaupun pria itu kembali menatap ke arah bathtub lagi, dimana ada Aletta yang sedang berendam dengan mata yang terpejam.
Sky hampir gagal fokus melihat bahu Aletta yang terekspos hingga bagian dadanya yang sedikit terlihat. Untung saja bathtub itu di penuhi dengan busa, membuat bola mata Sky aman dengan pemandangan yang bisa menggoyahkan imannya.
"Aletta! Bangun Aletta!" Sky menepuk agak keras pipi mulus Aletta dengan tangan kekarnya. Berharap wanita itu segera bangun dan tidak menyusahkannya.
"Aku harus bagaimana ini ...." Sky meraup kasar wajah nya, terlihat jelas kerutan halus di dahinya. Pria itu tidak ada pilihan lain, sebelum akhirnya tangan kekarnya terulur mengambil handuk, lalu menutupi tubuh polos Aletta agar bisa mengeluarkannya dari dalam bathtub untuk mendapatkan pertolongan pertama kalau memang pingsan.
Tapi saat pria itu menundukkan badan dengan kedua tangan yang siap meraih tubuh Aletta, tiba-tiba kedua mata wanita itu terbuka lebar dan berteriak.
"Aaaa ... Tuan Sky mau ngapain saya? Keluar!" Aletta langsung menyilangkan kedua tangannya tepat di bagian dadanya, berusaha menutupi aset berharganya. Padahal sudah tertutup oleh handuk.
Pria dingin itu hampir saja terjengkang ke belakang saking kagetnya dengan teriakan Aletta. Lantas Sky mendengus kesal karna tahu rupanya Aletta sedang ketiduran di bathtub. Tahu begitu, Sky tidak usah repot-repot menghubungi petugas hotel. Apalagi sampai dia harus masuk kamar mandi dan berakhir bajunya basah terkena air dari bathtub.
"Saya kira kamu sudah pindah alam! Dasar merepotkan!" cibir Sky kesal. Pria itu langsung berlalu meninggalkan Aletta yang masih terkejut sambil menutup pintu dengan kencang.
"Ya ampun jam berapa ini," gumam Aletta yang sudah menyadari kalau dia terlalu lama di dalam kamar mandi, sampai akhirnya Sky bisa masuk padahal pintunya di kunci.
Wanita itu segera keluar dari bathtub dan membersihkan tubuhnya. Tadi terlalu menikmati berendam air hangat, membuatnya ketiduran di dalam bathtub. Mungkin karena efek kelelahan akibat perjalanan jauh dan udara dingin di Swiss. Jadi begitu menceburkan diri ke dalam bathtub yang berisi air hangat, membuat tubuhnya rileks dan berakhir ketiduran.
🌷🌷🌷
"Keterlaluan kamu Aletta! Belum genap 2 jam tapi kamu sudah bikin masalah," gerutu Sky sebal. Pria dingin itu menceritakan kerepotannya ketika menghubungi petugas hotel untuk membantunya membuka pintu kamar mandi. Selain itu, Sky juga memberikan peringatan dan ceramah panjang kali lebar agar Aletta lebih berhati-hati. Jadi tidak terjadi tragedi konyol seperti itu lagi.
"Saya kan ketiduran, bukan sengaja Tuan. memangnya Tuan Sky nggak pernah ketiduran?" Nada bicara Aletta sedikit sewot. Wanita itu tidak sengaja ketiduran di kamar mandi, tapi di marahin habis-habisan oleh Sky. Memang bahwa kenyataannya wajah pria itu sangat lah datar dan juga dingin, tapi kata-katanya lah yang membuat Aletta senewen karena cukup pedas.
"Sudah tahu salah, masih saja membela diri." Sky melirik tajam, kemudian beranjak dari sofa sambil meraih dompet kulitnya di atas meja.
"Saya mau keluar sebentar. Lebih baik kamu lanjutkan tidur. Dan ingat satu hal, jangan buat masalah lagi. Kalau tidak ... saya akan memberikanmu hukuman!" Pesannya sebelum keluar dari kamar hotel dan menguncinya dari luar.
Ucapan Sky berhasil membuat Aletta melongo dan meninggalkan Aletta sendiri di dalam kamar hotel.
"Dasar gunung es! Tega sekali dia mengurungku disini." Umpatnya kesal sembari memukul bantal yang ada di pangkuannya, membayangkan kalau bantal itu adalah Sky. Sungguh wanita itu begitu kesal atas sikap dingin dan perilaku Sky yang tak bisa di tebak. Setelah puas melampiaskan kekesalannya pada bantal sofa, kemudian Aletta beranjak ke atas ranjang sambil membawa ponselnya. Jemari tangannya membuka sebuah aplikasi hijau, dimana di dalam sana sudah terdapat beberapa chat dari Siska, sebelum akhirnya Aletta membalas pesan dari Siska. Dan tak lupa Aletta segera memberi kabar pada Mama mertuanya dan Vano.
🌷🌷🌷
Semalam Aletta bisa tidur nyenyak setelah memeluk tubuh kekar Sky. Pagi tiba, Aletta bangun lebih awal dan mata nya membulat sempurna saat melihat kaki dan tangannya mengurung pria dingin itu dalam pelukan. Aletta yang tidak ingin ketahuan Sky, wanita itu buru-buru melepaskan pelukannya dan menggeser tubuhnya sejauh mungkin. Tapi siapa sangka kalau Sky sebenarnya bangun lebih dulu, hanya saja pria itu masih memejamkan matanya.
"Beraninya kamu ambil kesempatan dalam kesempitan. Sudah puas kamu peluk saya semalaman?" ujar Sky dalam keadaan terpejam. Sontak kedua netra Aletta membelalak sempurna. Wanita itu buru-buru menutup wajahnya dengan selimut, berharap dia bisa menghilang dari hadapan pria dingin itu.
Sementara Aletta hanya terdiam ketika di cibir oleh Sky yang mengklaimnya mencari keuntungan karena tidur sambil memeluk gunung es yang faktanya lebih hangat dari penghangat ruangan.
Sekali dua kali Aletta masih memilih diam dan meminta maaf atas perbuatannya yang khilaf itu. Pasalnya saat itu kondisi nya sedang tidur, dia kedinginan butuh sesuatu yang hangat. Dalam keadaan tidur, Aletta tidak sadar kalau benda hangat itu adalah Sky. Seandainya Aletta tahu, pasti dia tidak akan mau memeluk pria dingin itu dan lebih baik menahan dingin daripada memeluk Sky.
"Anda jangan menguji kesabaran saya. Demi apapun saya tidak ada niat untuk memeluk Tuan. Daripada memeluk Tuan, lebih baik saya peluk mantan saya," gerutu Aletta, dia baru protes setelah mengalah beberapa kali.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
makanya jujur ma ortu jadi ada yg jagain PA 🤦🤦🤦🤦