Bukan Pemuasmu, Om Duda!

Hari berikutnya...

Arabella sengaja mengambil jam kerja siang, karena pagi hari sampai jam 12 ia di kampus sibuk dengan tugasnya juga.

Sementara di perusahaan...

Para pegawai memberi salam hormat, saat Dyandra datang ke sana. Lelaki paruh baya itu melangkah menuju tempat dimana putranya berada.

Pintu utama dibuka, Kaivan menoleh berhenti dari pekerjaannya. "Papa?.."

Dyandra menatap lekat wajah tampan Kaivan. "Rei panggil Arabella juga!..."

Reiki langsung melirik Kaivan, seolah paham dengan situasi saat ini. "Arabella tidak mengambil jam kerja pagi om, tapi sepertinya dia akan segera ke sini..."

"Akan ku tunggu..." Timpal Dyandra sambil menghempaskan pantatnya di kursi.

Kaivan memberi kode pada Rei. "Biarkan kami berdua Rei, jika nanti Bella sudah datang suruh saja ke sini!..."

"Hmmm..." Rei pun berlalu dari ruang CEO utama.

Kaivan berdiri dari duduknya, terlihat raut wajah sang papa sangat serius, Kaivan tahu mungkin ucapan Rei benar, jika Dyandra sudah mengetahui bahwa Khanza adalah Arabella.

"Pah..." Kaivan duduk berhadapan dengan Dyandra.

"Papa yang menginginkanmu kencan dengan para wanita pilihan, tapi papa sendiri syok mendapati kencanmu yang ternyata dengan kekasih dari Nathan..." Mulai Dyandra.

"Aku sudah menyetujui keinginan papa untuk memilih diantara sekian banyak wanita pilihan, dan pilihanku jatuh kepada Khanza, Arabella sendiri, batalkan saja rencana kencan dengan para wanita pilihan yang lain!..." Timpal Kaivan.

"Berapa lama kau menjalin hubungan dengan Arabella? bukankah kau tahu sendiri dia kekasih Nathan!..." Tanya Dyandra dengan tatapan mengintimidasi, ia ingin mengupas semua, bagaimana bisa anak kandung dan anak tirinya menginginkan wanita yang sama???..

"Kita tidak menjalin hubungan, namun Arabella wanitaku. Papa jangan berpikir aku orang ketiga diantara Nathan dan Bella, nyatanya kita bersama setelah hubungan keduanya berakhir...."

Dyandra memijit pusing kening. "Apa harus Arabella, Van?..."

"Kenapa tidak?..."

"Papa tidak bisa membayangkan hubungan kau dan Nathan ke depan, secara anak itu juga masih menginginkan Arabella..." Frustasi Dyandra.

"Dia memiliki wanita lain di belakang Bella, sangat tidak cocok jika keduanya bersama, aku tak mau Bella sakit hati hanya karena anak sialan itu!..."

Dyandra menghela nafas berat. "Ini hubunganmu, tapi keputusan Arabella tetaplah pilihannya, jika dia tak setuju jangan memaksakan kehendak..."

Kaivan mengerti maksud sang papa..

"Aaaahh! papa masih tak menyangka..." Lirihnya..

Cklek!..

Pintu dibuka, masuklah Arabella ke dalam diantar Reiki. Reiki memilih pergi setelah mengantar Bella.

Arabella mengatur nafas agar bisa tetap tenang, ia memberi salam hormat kepada Dyandra. "Om..."

"Ya Bella, duduklah..."

Arabella melirik Kaivan yang ternyata ia menatapnya juga, Bella duduk di samping Kaivan.

"Apa kalian memiliki hubungan lebih selain sebagai karyawan dan atasan?.." Tanya Dyandra pada Bella, ingin tahu jawaban wanita itu.

"Iya om, sebelumnya maaf aku tidak jujur, saat kencan berencana itu Bella sendiri juga terkejut.."

"Hubunganmu dengan Nathan?..."

"Kita sudah berakhir tidak ada ikatan lagi, Bella sudah sejak lama mengetahui jika dia khianat dengan selingkuhannya Sely.." Jawab Bella tanpa basa-basi.

Dyandra kembali tak habis pikir, Kaivan cerai karena Elsa ketahuan selingkuh sejak tiga tahun yang lalu, Arabella juga putus dengan Nathan karena dikhianati juga, kebetulan yang ke berapa ini? pikirnya...

Ruangan itu hening seketika, Dyandra menghela nafas panjang. "Papa akan berhenti menyuruhmu memilih beberapa wanita pilihan, Arabella yang kau pilih, jadi jalanilah sembuhkan rasa trauma pada diri sendiri, dengan hubungan baru!..."

"Iya..." Jawab mereka berdua bersamaan.

Kaivan tersenyum menyeringai, akhirnya ia tak harus capek-capek memilih para wanita pilihan itu, yang ternyata hari ini ada jadwal di Jepang, di Thailand dan di Francis, harus ditemui dalam sehari oleh Kaivan, namun karena Arabella itu tak jadi.

Setelah berucap, Dyandra memilih berlalu pergi meninggalkan ruang CEO utama.

Arabella menghela nafas panjang, ketegangannya hilang seketika. "Bagaimana dengan bantuanku?..."

Kaivan menyunggingkan senyum tipis. "Aku menyukainya, aktingmu sangat bagus..."

"Of course!..."

Menyadari tatapan lekat Kaivan, Arabella langsung mengalihkan pandangan, rasanya tidak baik buat jantung. "Aku akan kembali, banyak pekerjaan..." Bella berdiri dari duduknya.

"Kemungkinan Nathan akan bekerja di sini..." Ujar Kaivan, yang berhasil membuat langkah Bella terhenti. Dia kali ini tidak bisa menolak bujukan Dyandra lagi, yang selalu didesak Lia juga adik tirinya.

"Jika dia berbuat sesuatu yang tak baik terhadapmu, bicara saja!..." Timpal Kaivan.

Arabella menoleh. "Terimakasih atas bantuannya..."

Kaivan terdiam, baru kali ini Arabella memberikan senyuman kepadanya. Hal itu membuat gejolak dalam diri Kaivan membara. "Jangan menggodaku!..."

Arabella mengerutkan kening. "Aku tidak menggodamu, yang benar saja tuan Kaivan yang terhormat..."

"Ck!!..." Decak Kaivan, ia menarik tubuh Arabella mendekapnya dengan erat, meletakkan wajah tampan itu pada leher jenjang Bella.

"K-Kaivan!..."

"Cepatlah buka hatimu untukku, aku sangat tersiksa Arabella Khanza.." Lirih Kaivan dengan suara berat.