Terkadang sesuatu yang paling kau takuti merupakan hal yang akan membebaskanmu, banyak yang sudah terjadi, dan tidak semuanya terjadi sesuai keinginan. Itu yang di alami pria muda berusia 23 tahun ini, realita kehidupan tidak seperti keinginannya, khayalannya di tepis dengan berbagai macam pemanis buatan yang datang dari semua sudut.
Tidak memiliki peran keluarga yang kental membuat pria itu mencoba mencari kesenangan sendiri, namun sayang hal itulah yang membuatnya mengenal arti dari kesunyian malam, ruangan gelap dengan music yang keras juga lampu berwarna yang remanglah justru menjadi temannya hampir di setiap malam.
Hanya bermain dengan sebuah mesin besar yang di terbangkan di udara membuat pria itu belajar banyak hal, cinta hanya kalimat bualan belaka....
ini kisahku Angkasa Alvaro Dharma, sebuah keputusan yang sulit untuk mengawali cerita, tapi untuk berada di posisi ini tidaklah mudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F2AC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan Buta
“Aku tidak tau apa tujuannya, tapi uang 20 juta ini mengangguku,” ucapnya sembari menyodorkan uang yang berada di dalam amplop coklat. Aska sudah menceritakan semua yang dia alami kepada temannya, hingga saat melihat uang 20 juta itu mereka hanya diam sembari mengangguk paham.
#Flashback on#
“Aska kau bisa hadir malam ini bukan?” tanya Zayn yang berjalan di samping pria iu.
“Hm…. Akan aku usahakan,” jawabnya dengan santai.
“Ck…. Ayolah…. Jarang Rendi mau berbagi rezekinya untuk kta,” ucap Zayn yang membuat Aska menoleh bingung ke arah sang teman.
“Ada apa? kenapa kau begitu memaksaku?” tanyanya dengan bingung.
“Tidak memaksa hanya menawarkan saja,” jawabnya dengan santai.
“ika kau tidak bisa datang menurutku itu sangat keterlaluan,” lanjut pria itu dan mulai mengenakan helmnya, ini sudha pukul 5 sore mereka yang sibuk dengan rutinitasnya mulai kembali ke rumah masing masing, begitu juga Aska pria itu mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang menuju kota pada sore hari.
Tidak banyak berfikir dengan ucapan Zayn dan dua temannya, pria itu hanya merasa jika hidupnya cukup tenang saat ini.
Setelah sampai di kediamannya, tanpa berfikir panjang pria itu mulai merebahkan badannya dengan pelan, sungguh ini hari yang cukup melelahkan untuknya.
(Bang terimakasih sudah mendengar semua ceritaku,) pesan singkat dari ponselnya membuat Aska tersenyum tipis.
“Rizki… rizki…. Aku tidak tau kenapa semua yang terjadi denganku kau juga merasakannya,” ucapnya dengan pelan.
Waktu terus berlalu Aska mulai tertidur karena rasa lelahnya, ia kembali terbangun karena deringan ponsel yang menganggunya.
“Aska aku sudah mengirimkan alamatnya ke ponselmu, cepatlah datang,” suara Zayn terdengar begitu buru buru di ujung telfon itu.
“Akuuu…” belum sampai ia berucap sambungan telfon itu sudah terputus.
“Ck…. Benar benar menyusahkanku,” ucap Aska yang mulai berdiri.
Sementara di tempat lain.
“Kau sudah menghubunginya?” tanya Leo yang sibuk dengan ponselnya.
“Hm…. Dia akan datang, bagaimana dengan wanita itu?” tanya Zayn dengan serius.
“Dia sudah di perjalanan,” jawab Leo dengan santai.
“Semoga yang satu ini bisa cocok dengannya, kau tau sudah hampir 3 pria itu menjadi penasehat cinta…. Tanpa berfikir cinta untuknya sendiri,” ucap Rendi yang di angguki oleh 2 temannya.
Tidak menunggu lama di sebuah caffe yang di berikan sang teman Aska mulai berjalan masuk dengan santai, ia mengamati pesan dari sang teman yang memberikan nomor meja yang sudha mereka pesan.
“Permisi Nona,” ucapnya dengan sedikit sopan.
“Ya?” ucap seorang wanita cantik yang mengenakan hijab juga pakaian yang sopan.
“Ini meja yang di pesan temanku,” ucap Aksa yang membuat wanita itu mengerutkan dahinya.
“Mungkin kau salah nomor Tuan,ini meja yang sudah temanku pesan,” ucapnya yang membuat Aska semakin bingung.
“Nona jelas jelas ini meja nomor 6 yang sudah di pesan temanku,” bantah Aska hingga membuat gadis itu berdiri dan menatapnya dengan tajam.
“Ini meja pesanan temanku,” ucapnya yang mulai terpancing emosi.
“Maaf menganggu tuan, ini memang meja yang sudah di pesan atas nama Rendi…. Dan untuk Nona ini juga,” ucap seorang pelayan caffe yang berhasil membuat mereka terdiam.
“Kau mengenal Rendi?” tanya Aska dengan bingung.
“Ya dia teman SMA ku,” ucap wanita itu dengan bingung.
“Ooooo sudah sampai kalian rupanya, maaf kami terlambat,” ucap Zayn bersama dua temannya.
“Apa ini?” tanya Ask dengan bingung.
“Ooo ini temanku namanya Febi… dan Febi ini teman kantorku namanya Aska,” ucap Rendi hingga membuat mereka saling melirik.
“Baiklah… baiklah, kalian mungkin tidak mengerti dengan acara ini,” sambung Leo yang mencoba untuk mencairkan suasana.
“Ini hanya sebuah kencan buta saja,” ucap Leo yang membuat Aska menatap tajam ke arah sang teman.
“Kencan buta?” tanya Aska dengan bingung.
“Ya…. seperti saling mengenal begitu…” ucaonya yang mendapatkan tatapan tajam dari Febi dan juga Aska.
“maaf aku tidak bisa,” tolak Aska dengan datar.
“Kau tidak menghargai waktunya yang terpakai? Setidaknya sebentar saja.,” ucap Rendi yang membuat Aska kembali berfikir.
“Di sana…. Di sana meja kami, jadi silahkan menikmati perkenalannya,” ucap Leo yang langsung berjalan ke arah meja yang berbeda dengan mereka.
“Silahkan Tuan, Nona,” ucap seorang pelayan menyuguhkan beberapa hidangan Caffe hingga membuat mereka terpaksa duduk saling berhadapan.
“Maaf aku hanya tidak mengenalmu, jadi….”
“Hm…. Aku juga mintak maaf, aku tidak tau jika mereka punya rencana seperti ini,” ucap Febi dengan sedikit canggung.
“Apa kau teman kantor mereka?” tanya Febi yangdi angguki oleh Aska.
“Itu artinya kau bekerja di penerbangan?”
“Ya begitulah…” ucapnya yang terlihat mulai sedikti Akrab.
“Dan Kau?”
“Kau yakin tidak mengenalku?” tanya wanita itu yang membuat Aska sedikit bingung.
“Maksudmu?”
“Aku pernah mendengar jika angkasa seorang pria yang dingin dan cuek, ternyata semua itu benar, kau bahkan tidak mengenalku,” ucapnya dengan sedikit kekehan pelan.
“Kita berada di bandara yang sama, aku baru pindah tugas 3 bulan yang lalu,” ucapnya yang membuat Aska semakin kaget.
“Benarkah?”’
“Hm….”
“Di bagian?”
“Inspektur keamanan penerbangan Ahli Madya,” jelasnya singkat yang berhasil membuat Aska tertegun.
“Waw….. kau wanita yang baru mengantikan posisi Reno?”
“Hm….. aku di tugaskan 2 bulan yang lalu,” ucapnya dengan seulas senyuman.
“Itu artinya wanita yang bercadar kemaren itu kau?” tanya Aska yang membuat gadis itu terkekeh pelan.
“Ya kau benar…” ucapnya yang membuat Aska mengangguk paham.
“Lalu sekarang?”
“Aku hanya sedikit canggung dengan suasana waktu itu, jadi sedikit menutup diri saja,” ucapnya yang membuat mereka terkekeh pelan.
“Dan itu artinya sekarang…”
“Ya….. aku sudah punya banyak teman…” ucapnya yang terlihat mulai santai.
Sementara di tempat Lian Rendi dan dua temannya mulai tersenyum.
“Apa yang sudah aku katakan pasti teradi, lihat mereka terlihat begitu akrab bukan? Febi emmang tipe wanita yang di sukai Aska, berhijab, pakaian yang tertutup juga sedikit pemalu,” ucap Rendi yang di angguki oleh temannya.
“Kau tau untuk kali ini otakmu memang benar benar berguna, aku bangga mempunyai teman sepertimu,” sambung Leo yang membuat Rendi menatapnya dengan tajam.
Waktu terus berlalu, ke akraban antara Aska dan juga Febi mulai terjalin. Mereka mulai sedikit membagi lelucon untuk tawa masing masing, hingga akhirnya Aska mengantarkan gadis itu ke arah parkiran.