karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja
Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.
Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertarungan pemilik pusaka dewa
Tuan Abimanyu dan Tuan Candra sudah mengirim DP. Tuan. Sisanya akan dibayar jika bocah itu sudah mati.
"Baiklah. Malam ini juga akan ku bunuh bocah itu. Alamat rumah bocah itu sudah dikirim, Tuan. Dia tinggal di Desa Mergosari."
Baiklah, aku sendiri saja yang kesana.
Sementara Galang selesai berlatih dan akan tidur, tiba-tiba perasaannya tidak enak.
"Kenapa perasaanku tidak enak begini?" Apa ada yang mengirim santet lagi tanya Galang pada singokolo
"Sepertinya ada orang kuat yang menuju kemari, Tuan. Jawab singokolo
Siapa orang itu? Aku tidak tahu, Tuan. Sebaiknya Tuan menghadapi orang itu di Hutan Demit saja tuan akan sangat berbahaya jika bertarung melawan orang itu di sini karena orang itu memiliki aura membunuh yang sangat kuat
Baiklah, ucap Galang, dan langsung berlari ke Hutan Demit.
Groban sampai di rumah Galang. Jadi anak itu lari hebat juga, dia bisa mengetahui aku datang, ucap Groban. Groban langsung berlari melesat ke arah Hutan Demit.
Groban bisa merasakan aura Galang, padahal Galang masih memakai cincin mustika biru, tetapi entah bagaimana Groban bisa merasakan aura Galang.
Beberapa menit kemudian, Galang menunggu di tengah hutan. Akhirnya, Groban sampai.
Kenapa kau tidak lari lagi, anak muda? Apa kau sudah pasrah? tanya Groban.
Siapa Anda? Aku tidak punya masalah apapun dengan Anda. Kenapa Anda memancarkan aura membunuh padaku? tanya Galang.
Hahaha... Aku adalah Groban, bos para pembunuh yang ada di Kota Humarsa.
Apa kau ingin balas dendam karena kematian anak buahmu?
Tidak, aku dibayar langsung oleh Abimanyu dan Candra untuk menghabisimu.
Begitu ya, Abimanyu lagi, tetapi siapa Candra? tanya Galang dalam hati.
Candra adalah ayah dari Rangga, Tuan, jawab Singokolo.
Hei, anak muda! Apa kita bisa mulai babak pertama kita? tanya Groban.
Tentu saja, aku akan mati-matian melawanmu! jawab Galang.
Galang dan Groban langsung melesat, mereka berdua beradu pukulan. "Bang! Bang! Bang!"
Setelah beberapa menit, Galang beradu pukulan, lalu membuat jarak. "Sial, keras sekali badan orang itu!" ucap Galang.
"Lumayan, anak muda, kau sangat cepat. Jadilah anak buahku, aku akan memberimu posisi tangan kananku, dan ku pastikan Abimanyu dan Candra tidak akan mengusikmu," ucap Groban mencoba merayu galang
"Lebih baik aku mati daripada menjadi anak buah pembunuh sepertimu!" ucap Galang.
"Hahaha... Baru kali ini aku ditolak apalagi di tolak bocah kemarin sore!" Aura hitam langsung keluar dari tubuh Groban.
"Energi supranatural, kenapa berwarna hitam seperti itu?" tanya Galang kepada Singokolo.
"Itu bukan energi supranatural, Tuan, itu adalah energi dari pusaka dalam tubuhnya."
"Baiklah, aku paham." Galang langsung mengeluarkan semua energi supranatural miliknya. Tampak seluruh badannya keluar aura merah yang menyala-nyala. Galang juga mengeluarkan keris Kertana miliknya dan melesat.
Galang menebas keris Kertana miliknya dengan dicampur energi supranatural yang sangat kuat. Groban menghindar.
'Bahaya juga anak ini!" ucap Groban dalam hati.
galang terus melesat menebaskan keris yang di Campur energi supranatural
membuat groban kewalahan
crashhh tebasan galang berhasil mengenai perut bagian kiri groban. darah mengucur
akhhh rintih groban
"Anak muda, kau akan bersyukur karena akan mati dengan pusaka dewa miliku!" ucap Groban.
Sedetik setelah mengatakan itu, tangan kanan Groban keluar gadah berwarna hitam dengan ukiran-ukiran kuno.
"Bahaya, Tuan! Itu senjata dewa!" ucap Singokolo.
"Senjata dewa!" Kaget Galang.
"Pantas saja orang itu kuat sekali, dia juga memiliki senjata dewa sama seperti Tuan. Tidak ada pilihan lain selain Tuan mengeluarkan pusaka Tuan."
Saat Galang akan mengeluarkan pusakanya, Groban melesat dan menghantamkan gadahnya. Galang menghindar, tetapi efek ledakan itu sangat parah. Galang langsung membuat tameng mistik.
Sedetik setelah Galang membuat tameng mistik, Groban kembali melesat dan memukul gadahnya.
"Bang! Tameng mistik langsung remuk!" Galang terpental.
"Sial, kuat sekali orang itu!" ucap Galang sambil menghapus darah yang keluar dari mulutnya.
"Hahaha... Apa kau menyesal sudah menolak tawaranku, anak muda?"
Galang menyalurkan semua energi supranatural ke kakinya dan berlari hendak membuat jarak. Groban mengejar Galang. "Mau lari kemana, kau bocah?" teriak Groban.
Tiba-tiba dari depan Groban, nampak anak panah dengan kilatan emas menuju ke arahnya. Groban mencoba menghindar, tetapi biasan aura dari anak panah tersebut sangat kuat.
"Duar! Anak panah tersebut meledak dan meporak-porandakan hutan!" Groban membelalakan matanya.
"Apa bocah itu punya senjata dewa?" tanya Groban dalam hati.
Galang kembali tampak, kali ini dengan aura emas yang sangat terang dan tangan kanannya memegang busur panah Kanigara.
"Tidak ku sangka, ternyata kau punya pusaka dewa! Aku akan merebutnya!" ucap Groban.
"Bukan kau yang akan merebut pusakaku, tetapi aku yang akan mengambil gadah milikmu!
Mimpi teriak groban
Groban kembali melesat, Galang membuat jarak dan kembali memanah. Setiap Groban mendekat, Galang membuat jarak secara terus-menerus, menghindari pertarungan jarak dekat.
Hingga akhirnya, Groban dan Galang kewalahan karena hampir pagi. Mereka bertarung, tetapi belum ada yang menang. Hutan Demit sangat porak-poranda akibat pertarung dua senjata dewa.
Galang penuh dengan keringat dan banyak darah yang mengalir. Aura emas galang juga sudah mulai meredup karena galang hampir kehabisan tenaga
Apa ini akhir dari perjalanankun ucap galang dalam hati
Groban juga sama dia mengalami banyak luka luka luar dan juga luka dalam yang sangat parah karena terkena aura anak panah yang di keluarkan oleh busur panah kanigara
Sial senjata anak muda ini benar benar sangat kuat bahkan lebih kuat dari gadah rajapala miliku jika anak muda itu memiliki kekuatan yang sama besar denganku mungkin aku sekarang sudah mati ucap groban dalam hati
"Tuan, sepertinya dia mengalami luka dalam yang sangat parah aku bisa melihatnya" ucap Singokolo pada galang
"Aku akan menyalurkan seluruh tenagaku pada Tuan dan gunakanlah tenagaku untuk menghabisnya, Tuan," ucap Singokolo.
Baiklah, seketika Galang menerima energi supranatural milik Singokolo. Kali ini, aura emas Galang kembali terang, walaupun tidak seterang pertama kali.
Sementara itu, Groban menggertakan giginya karena dia sudah sangat kehabisan tenaga. Groban menyalurkan seluruh energinya pada gadah miliknya. Seketika, gadahnya langsung mengeluarkan aura hitam yang sangat pekat.
Galang juga menyalurkan energi supranatural dan energi pusaka miliknya dalam anak panah yang akan dikeluarkannya. Galang melepaskan anak panah dari busur Kanigara, nampak seperti meteor raksasa berwarna emas.
Sedangkan Groban langsung mengangkat gadahnya tinggi-tinggi. Dan nampak bayangan gadah sebesar menara.
"Duar!" Ledakan dahsyat terjadi. Galang langsung terpental, sedangkan Groban langsung mati dengan badan gosong dan perut berlubang
Galang langsung bangkit dengan sisa-sisa tenaganya. Galang mengambil gadah milik Groban yang tergeletak. Gadah tersebut sangat berat dipegang Galang karena Galang sangat lemah saat ini.
Dengan sisa tenaganya, Galang memasukkan gadah tersebut ke tubuhnya. Seketika, Galang langsung pingsan di samping Groban karena kehabisan tenaga.