Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Tanggungjawab
Sonny mengendarai mobilnya menuju sekolah Noval, ini adalah kali pertama ia mengantarkan anak itu ke sekolah, sebelumnya Sonny belum pernah melakukan hal ini, karena biasanya ia akan berangkat ke kantor pagi sekali dikarenakan rapat dadakan.
Tapi kebetulan hari ini ia tidak sedang dikejar waktu, ia ingin mengantar Noval ke sekolah meskipun Arin tidak meminta tolong padanya. Entahlah, mungkin rasa tanggungjawab sebagai Ayah sambung mulai melekat dalam jiwanya.
"Gerbang sekolahnya ditutup jam berapa kira-kira?" Tanya Sonny berseru.
"Jam setengah delapan, Om" Jawabnya.
"Masih ada sepuluh menit lagi" Sonny mempercepat laju kendaraan roda empat miliknya, takut ia telat mengantarkan Noval ke sekolah.
Tak lama akhirnya mobil Sonny berhenti tepat di depan sebuah bangunan tempat Noval menimba ilmu, untunglah gerbangnya belum ditutup.
"Nah kita udah sampai"
"Makasih ya Om, Noval turun sekarang kalau gitu" Ucap Noval hendak membuka pintu mobil.
"Eh... Tunggu sebentar!" Panggil Sonny menghentikan aksi bocah kecil itu.
"Ada apa, Om?" Tanya Noval bingung.
Sonny terlihat mengeluarkan dompet miliknya, lelaki itu nampak mengeluarkan sebuah uang kertas berwarna biru yang ia sodorkan pada Noval.
"Ini uang jajan buat Noval disekolah" Ucap Sonny.
Raut wajah Noval semakin kebingungan, ia tak langsung menerima uang pemberian Sonny.
"Gak perlu, Om. Bunda uang kasih Noval uang buat jajan" Tolak nya sopan.
"Gapapa, pakai aja uang dari Om. Noval bisa simpan uang dari bunda, ini... Ambillah" Titahnya menyuruh Noval menerima uang tersebut.
Dengan ragu-ragu Noval pun menerima kertas berwarna biru itu.
"Makasih banyak, Om" Ucap Noval ketika mendapatkan uang jajan dari lelaki dewasa di hadapannya, ia memang tidak tau kenapa Sonny tiba-tiba memberikannya uang bekal, namun Noval tak mau memikirkan hal itu, mungkin Sonny sedang ingin melakukan hal baik saja.
"Sama-sama, jangan lupa di habiskan ya uangnya"
"Iya, Om. Noval sekolah dulu kalau gitu" Anak lelaki tersebut pun keluar dari mobil dan melangkah memasuki gerbang sekolah.
Di sana ia berbalik menatap Sonny yang masih berada di tempat, Sonny menatap ke arahnya dengan senyum yang membuat bibir Noval ikut melengkung.
Sonny melambaikan tangan padanya, membuat Noval pun melakukan hal yang sama. Setelah itu barulah ia benar-benar pergi dari sana.
***
"Waduh Meimei kemana aja nih? Baru liat lagi" Ujar Puspa ketika mereka tengah berkumpul di taman komplek.
"Iya nih, udah hampir seminggu gak liat Meimei" Tambah Sari.
"Meimei habis pulang liburan" Jawab gadis imut itu.
"Wahhh.... Hebat betul Meimei liburan, emang meimei liburan sama siapa?" Sambung Indah yang juga penasaran kemana perginya Meimei seminggu ini.
"Sama Oma Opah" Lanjutnya.
"Oh... Sama Oma Opah, gaya banget Meimei udah liburan. Bawa oleh-oleh gak buat tante?" Kata indah meminta buah tangan dari anak kecil tersebut.
Namun Meimei langsung menggeleng kepala "Enggak bawa apa-apa" Jawabnya.
"Yahhh.... Kok gak bawa apa-apa, katanya liburan" Sambung Dewi mencoba menggoda Meimei.
Arin yang melihat interaksi Meimei yang dikerumuni oleh para tetangganya hanya bisa tersenyum lucu.
"Meimei gak punya uang" Ucap Meimei dengan polosnya.
Seketika para Ibu-ibu termasuk arin dibuat tertawa terpingkal-pingkal, bisa-bisanya Meimei menjawab seperti itu.
"Hahaha.... Masa gak punya uang, Oma sama Opah meimei kan banyak uang. Kenapa gak minta aja?" Ujar Dewi semakin suka menggoda bocah itu, padahal mereka hanya bergurau semata.
"Gak boleh, nanti uang Oma sama Opah habis!" lagi dan lagi meimei menjawab dengan sangat polos, membuat mereka semua tertawa kembali.
"Hahaha.... Ya udah deh kalau gitu, tante gak akan minta lagi"
"Oh iya mbak Arin, kemarin makasih banget loh bunganya" Imbuh Dewi berterima kasih sekali lagi pada Arin.
"Iya mbak sama-sama, gimana lancarkan tugas Adit nya?"
"Iya mbak, tugasnya udah beres. Emang ada-ada tuh anak, kalau disuruh bawa apa-apa bilangnya pasti mendadak" Omel Dewi mengingat tingkah laku putranya.
Arin terkekeh mendengar kekesalan sang tetangga, "Anak-anak emang suka kayak gitu mbak, Noval juga kadang-kadang begitu"
"Masa sih mbak, Noval mah anaknya pasti rajin. Eh ngomong-ngomong... Tadi saya liat Noval dianterin mas Sonny ya ke sekolah?" Tuturnya teringat ketika tak sengaja melihat Noval yang berada di dalam mobil Sonny.
"Iya mbak, berangkat bareng" Jawab Arin jujur.
"Wih.... Anak mas Sonny sama mbak Arin, anaknya mbak Arin bareng sama mas Sonny. Udah cocok banget tuh!" Celetuk Indah menerobos pembicaraan Arin dan Dewi.
"Iya pas banget, anaknya cewek cowok sepasang sama mbak Arin dan mas Sonny" Tambah Puspa setuju.
Mendengar rayuan dari para tetangganya Arin tersenyum kaku, dirinya sedikit cemas jika sang tetangga curiga jika sebenarnya ia dan Sonny malah sudah menikah.
Ucapan Ibu-ibu tersebut sudah menjadi kenyataan, namun tidak ada satu pun diantara mereka yang tau kebenarannya.
Bagaimana jika Arin memberitahu fakta yang ada? Mereka pasti akan syok, terlebih ada Meimei disini.
"Hehehe... Ibu-ibu ini dari dulu suka sekali menjodoh-jodohkan saya sama mas Sonny" Ucap Arin pura-pura tidak ada yang terjadi.
"Emm... Sepertinya saya mau pulang dulu sekarang, mau angkat jemuran kayaknya sebentar lagi bakal turun hujan" Imbuh Arin beralasan.
Mendengar penutur Arin sontak yang lain menatap ke arah awan yang terang benderang.
"Ah, cerah gini kok mbak Arin" Ucap Sari.
"Tapi firasat saya bakalan turun hujan, saya pulang sekarang aja. Saya duluan ya mbak... Ayok Meimei" Meimei mengangguk dan mengikuti kemana Arin membawanya pergi.
Sedangkan para tetangga menatap aneh pada tingkah Arin.
"Mbak Arin kenapa ya?" Gumam Sari.
"Entahlah... "
***
Malam hari Meimei nampak belum ingin berpisah dengan Arin, meski Sonny sudah menjemputnya untuk kembali ke rumah namun Meimei terus-terusan menolak.
Gadis kecil itu berkata ingin menginap di rumah Arin, rasanya seharian bersama Arin masih sangatlah kurang setelah beberapa hari tidak bertemu.
Meimei terus memeluk tubuh Arin, ia takut jika sang Ayah akan memaksanya untuk pulang.
"Meimei kasihan tante Arin mau istirahat, besok kan Meimei bisa ketemu lagi sama tante Arin" Bujuk Sonny pada putrinya.
"Enggak mau! Meimei mau sama tante Arin, Meimei mau nginep disini" Ujarnya bersikukuh.
"Kan ada papah, emangnya Meimei gak kangen sama papah?" Ungkap Sonny dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
Meimei sedikit tak tega melihat wajah sedikit orang tuanya, namun hal itu tak membuat ia beralih dari Arin.
"Tapi Meimei mau sama tante Arin" Lirih nya sedikit penekanan.
Sonny menghembuskan nafas berat, ia merasa kehabisan kata-kata untuk membujuk Meimei.
"Terus papah gimana dong?" Imbuh Sonny berakting untuk kesekian kalinya.
Meimei nampak berpikir sejenak, antara kasihan meninggalkan papahnya dan ia juga tak mau berpisah dengan Arin.
"Papah nginep aja disini" Cicit Meimei memberi saran.
Sontak membuat Arin dan Sonny saling berpandangan! Jantung mereka mulai berdebar tak karuan, apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk memenuhi janji Sonny???
Apakah ia harus menuruti permintaan putri kecilnya?? Tapi... Bukankah ini hal bagus? Dengan begitu ia memiliki alasan jika Noval bertanya.
"Oke, papah bakal menginap disini, kalau tante Arin bilang boleh" Tuturnya.