Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 19 - Tekad Bella
"Maaf Nona, anda harus segera pergi," ucap pria paruh baya yang bertugas sebagai penjaga keamanan di rumah Austin. Juga pria yang pertama kali ditemui oleh Arra tadi.
"Baik Pak, saya akan pergi," jawab Arra lirih, dia masih menangis namun kini sedang coba dia hapus dan hentikan.
Dengan langkah lemah Arra meninggalkan rumah megah itu. keluar menuju jalan raya dan bingung kemana kaki mau melangkah.
Dia bahkan sampai tidak sadar jika beberapa orang suruhan Leo mengambil fotonya dan mengirimkan foto itu pada sang tuan.
*Kenapa Abang bicara seperti itu? kenapa abang berkata dia tidak mengenal ku?
kenapa*?
Sangat banyak pertanyaan yang bermunculan di kepala Arra, tapi satupun tidak ada yang bisa dia temukan sendiri jawabannya.
Arra terus berjalan seirama dengan matahari yang mulai menyingsing dan tenggelam.
Ketika malam datang dia menghentikan langkahnya di salah satu halte Bus. Tapi hingga kini Arra masih juga bingung harus bagaimana.
Hanya Austin lah yang bisa dia harapkan selama ini, tapi kenyataan ini begitu menyakitkan bagi Arra.
Disaat melamun seperti itu, ponsel di dalam tas kecilnya bergetar. Lamunan Arra buyar, dia segera mengambil ponselnya.
Hanya Bella yang tahu nomor ini, jadi bisa dia pastikan bahwa yang meneleponnya adalah sang sahabat.
"Halo."
"Astaga Arra! kamu kemana? ini panggilan kelima ku dan baru kamu jawab."
Arra terdiam, mendengar suara Bella yang mencemaskannya membuat hatinya kembali bersedih, ada rasa haru.
"Kamu dimana? kata penjaga apartemen tadi sore kamu keluar."
Arra masih diam.
"Katakan, aku akan menjemputmu!"
"Aku tidak tahu ini dimana, aku akan mengirimkan lokasinya padamu."
"Jangan lama! kirim sekarang!"
"Iya."
Panggilan itu putus, Arra langsung membuka pesan dan mengirimkan lokasinya saat ini pada Bella.
Dia terus menunggu hingga 20 menit kemudian terlihat mobil Bella yang berhenti tak jauh dari tempatnya duduk.
Bella membuka kaca mobilnya dan melambai meminta Arra untuk menghampiri.
"Kamu menemui Austin?" tanya Bella saat Arra sudah duduk di sampingnya. Wajah Arra terlihat sembab, nampak jelas jika wanita cantik ini habis menangis.
"Iya," jawab Arra pula dengan kepalanya yang juga mengangguk kecil.
"Lalu bagaimana?"
Mobil yang mereka naiki mulai melaju.
"Entahlah."
"Kenapa entah?"
"Abang mengatakan jika tidak mengenal Arra."
"Ha?! kenapa dia bicara seperti itu?"
Arra menggeleng, sungguh dia tidak tahu jawabannya. Yang dia rasakan kini hanyalah sesak yang tak berkesudahan.
"Jangan menangis, aku akan membantu mu untuk mencari tahu ini semua. Darimana austin mendapatkan semua kekayaan itu dan melupakan mu." Terang Bella yang amarahnya ikut terpancing juga.
Bella bahkan bertekad untuk membantu Arra bangkit dan membalas semua orang-orang yang pernah menyakitinya di masa lalu.
Sepanjang perjalanan pulang itu Arra dan Bella saling diam, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Hingga akhirnya mobil mewah berwarna putih itu berhenti di depan lobby apartemen Arra.
"Jangan pikirkan apapun yang menyakiti mu Ar. Bersiaplah, besok aku akan mengenalkan mu pada temanku. Dia akan memberikanmu pekerjaan."
Arra mengangguk.
Langkah awal yang harus dia lakukan memang adalah membenahi hidupnya sendiri.
Di rumah sakit tidak ada pekerjaan yang cocok untuk Arra. Bella berencana mengenalkan Arra pada temannya, Aira. Aira adalah istri dari pemilik Suryo Media Corp (SM Corporation).
Dari pembicaraan sebelumnya antara Bella dan Aira, ada sebuah lowongan pekerjaan yang mungkin akan cocok untuk Arra, yaitu bintang iklan.
Wajah cantik Arra akan memudahkan semuanya.