Jasmin Renata Luis, wanita cantik, mandiri dan tangguh, di usia yang baru 22 tahun, dia sudah terbiasa hidup susah setelah kematian kedua orang tuanya. Membanting tulang setiap harinya demi menghidupi kebutuhannya dan ke tiga anak kembarnya, Rio Putra Luis, Reno Putra Luis, dan si cantik Riana Putri Luis.
Memiliki Triple bagi Jasmin adalah anugrah yang di kirim Tuhan untuknya, Triple sek olah-olah di kirim untuk menjadi pengganti kedua orang tuanya. Dia selalu menikmati semua moment berharga bersama ke tiga buah hatinya setiap hari.
Ya akibat perbuatan yang di lakukan oleh lelaki yang dia sendiri tidak tau itu membuahkan hasil tiga malaikat bayi-bayi kecil yang tak berdosa, yang tumbuh menjadi anak-anak cerdas, suka menolong dan genius. Di tengah-tengah hinaan, cacian yang selalu dia terima karena hamil tanpa seorang suami dan menganggap Jasmi seorang perempuan nakal.
Akan kah triple berhasil mencari keberadaan ayahnya? dan mampukah tripel menyatukan kembali mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Puspitasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Meminta Izin.
Baik Papa Adam dan Wili pun kaget mendengar ucapan dari Abang Rio, barusan dan mereka berdua tidak bisa memutuskan dan memberi izin, karena yang berhak memberikan izin ialah Bima dan Jasmin, selalu orang tuanya. Jadi tadi Wili memberi ide untuk membicarakan semua ide Abang Rio pada Bima saja, itu lebih baik dari kena marah mendingan di bicarakan lebih dahulu dan meminta izin pada Daddy Bima, pikir Wili.
" Sampai mana Opa , Daddy-nya? Kok belum sampai sampai dari tadi," Ucap Abang Rio sambil memakan es buah yang di berikan Anisa tadi.
" Baru di jalan nak. Mungkin terkena macet Daddy Bima nya," Jawab Opa Adam sambil menyuapi Riana puding kesukaannya.
" Om Wili punya anak buah kan, yang badan besar besar? Kalau punya sekarang kirim ke rumah sakit tempa Mommy di rawat sekarang juga, " Pinta Abang Rio dengan wajah seriusnya.
" Punya Tuan kecil. Apa 7 orang cukup?" Jawab Om Wili yang baru saja selesai makan es buahnya .
" Cukup Om. Ini garam orang dan baju yang akan keruangan Mommy. Jadi Om tau kan harus apa?" Ucap Abang Rio sambil menyerahkan hpnya pada Om Wili.
"Baik Tuan kecil," Jawab Wili lalu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar untuk menelpon anak buahnya dan memberikan tugas apa yang harus mereka kerjakan nantinya.
"Reno sampai mana mereka bergerak? Semoga saja nanti yang kita hadapi orang-orang bodoh," Ucap Abang Rio sambil meminum jus strawberry kesukaannya itu.
"Macih mengintai tita Abang na. Meleta cepelti na Cok belani dan meleta bawa dol dol Abang na," Jawab Reno sambil mengamati Ipadnya memantau musuhnya itu.
"hmmmm. Kalian berdua yang akan menghadapinya, jadi Abang minta fokus jangan banyak bercanda. Terutama kamu Riana, jangan sampai terluka, apa lagi tergores mengerti !!!!" Ucap Abang Rio penuh dengan ketegasan dan sorot mata tajamnya.
"Ciap komandan ciap lakcanakan," Jawab Reno dan Riana berbarengan dengan tegasnya juga.
Keempat orang dewasa yang mendengar tentu kaget dengan ucapan ketiganya. Di pikirannya gimana cara ketiga bocah itu bisa menghadirkan orang jahat, sedangkan mereka bertiga masih kecil. Astaga kepala Papa Adam pusing sekali menghadapi tingkah ketiga cucunya itu, dirinya sedari tadi sudah menasehati dan melarang ketiganya untuk tidak perlu ikut campur biar orang dewasa saja yang mengatasi semuanya, tapi meraka dengan kompak mengatakan bahwa mereka yang akan bertarung. Bahkan Riana cucu perempuan satu-satunya itu sudah mempersiapkan semuanya dari tadi dengan penuh semangat dan ketelitian agar nantinya tidak mengecewakan Abangnya katanya tadi. Baik Papa Adam dan Mama Diana yang bisa terbengong-bengong dengan semua tingkah ketiga cucunya itu. Mereka berharap Bima, segara datang untuk mencegah ketiga anaknya itu.
"Maaf, Daddy telat ada sedikit sampah di jalan," Ucap Bima setelah membuka pintu ruangan sambil berjalan ke arah ketiga anaknya yang sedang duduk di sofa bersama yang lain di ikuti Galang, di belakangnya.
"Apa sampahnya bodoh? Tidak bisa menggunakan alat tempurnya dengan benar," Ungkap Abang Rio sambil melihat wajah sang Daddy yang berada di hadapannya.
" Iya kamu benar nak. Bahkan Om Galang, sudah panik karena para pengawal yang lain belum sampai, " Jawab Bima sambil mencium pipi Riana yang ada di pangkuannya.
" Daddy lihat lah ini. Nanti kami yang akan melawannya dan kalian semua harus bersembunyi. Kalian boleh keluar saat keadaan mendesak atau di antara kami butuh bantuan. Izin kan kami, Abang mohon," Ucap Abang Rio panjang lebar pada Daddynya dengan penuh harap setelah menyerahkan Ipadnya yang berisikan informasi musuhnya yang sedang menunggu di bawah perusahaan.
" Tidak!!!!" Ucap Bima dan Galang kompak setelah mereka berdua melihat Ipadnya Abang Rio.
" Sekali ini saja, Abang mohon Daddy," Pinta Abang Rio dengan wajah sedihnya.
" Liana mohon Daddy boyeh ya? Tita beldanji Atan hati hati iya tan Leno na? Ayo bantu ngomong na cama Daddy na. Dangan matan muluk nanti tambah gemblot na, " Ucap Riana tiba tiba, dirinya membantu Abangnya meminta izin.
" Tapi kalian masih kecil nak. Gimana nanti kalau kenapa-kenapa? Mommy pasti marah dan sedih," Jawab Bima mencari alasan dengan membawa nama Jasmin, agar anaknya itu tidak jadi.
" Ini liat Daddy. Tita bisa kan menghadapi dan menghajal meleta cemua, " Ujar Reno sambil memutar perkelahian ketiga menolong sek orang Nenek-nenek beberapa bulan yang lalu.
Semua yang ada di ruangan Bima, melihat bagaimana ketiganya menghajar dan membuat preman berbadan besar itu kalah dengan seorang anak kecil. Antara bangga dan kaget saat melihat video yang di putar oleh Reno. Bahkan preman itu keadaan cukup memprihatinkan dengan luka luka di wajah dan tangan mereka, dan baju sobek sobek bahkan mereka terlihat ke letihan. Riana menendang meraka semua di bagian perutnya dan menginjak pusakanya dengan tampang polos itu. Membuat yang melihatnya ngilu dengan keadaan para preman.
"Bagaimana Daddy dan yang lain ok kan? kamu berjanji akan hati-hati. Kalau tidak biar nanti Om Wili ikut dengan kami Daddy," Pinta Abang Rio pada Daddy Bima.
"Baik, tapi Om Kendra dan Om Wili akan ikut kalian. Itu keputusan Daddy kalau kalian mau Daddy, izinkan. Karena kalau Om Galang, yang ikut mereka pasti akan cepet menyadarinya kalau kita mengawasi dari jauh. kalian setuju tidak, " Jelas Bima pada semuanya walaupun dalam hatinya khawatir dan takut terjadi sesuatu pada ketiga anaknya, tapi dia sedikit lega bila Kendra dan Wili di izinkan ikut.
" Sebentar kami berdiskusi dulu," Ujar Abang Rio lalu mengajak kedua adiknya ke arah samping untuk berdiskusi terlebih dahulu.
Ketiganya terlihat serius mendengarkan ucapan Abangnya dan sesekali Riana atau Reno, juga mengungkapkan ide-idenya dan Abang Rio juga mendengar dan menanggapinya. Badannya aja kecil tapi pikiran dan tingkahnya sudah seperti orang dewasa. Dari tadi Mama Diana mereka semuanya Beliau, bangga dan terharu memiliki cucu yang geniusnya, tapi Beliau dan suaminya sebenarnya khawatir dengan keinginan ketiga cucunya itu.