NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

    Viona berjalan masuk kedalam mansion dengan kedua tangannya yang penuh memegang paper bag belanjaannya, lalu ia melihat Ziya berjalan menuruni tangga. "Viona? Gimana kabar Varell? Lo udah ngomong sama persis yang gue ajarin, kan?." Tanya Ziya dengan tergesa-gesa.

    Viona menatapnya dengan tatapan aneh. "Ziya, seharusnya lo khawatir sama gue atau Varell sih?."

    "Yang jelas, gue khawatir sama lo. Setelah lo minta maaf sama dia, dia bilang apa? Apa dia masih marah sama lo?." Tanya Ziya dengan khawatir.

    "Varell udah maafin gue dan pesta pertunangan bakal terus berjalan sesuai rencana. Ziya, lo ngga perlu khawatir." Kata Viona sembari merentangkan tangannya dengan malas.

    "Apa lo bilang?." Hati Ziya mencelos. Ia ingin berkata lebih banyak lagi, tetapi ia tiba-tiba melihat beberapa pelayan membawa sebuah kotak besar ke dalam mansion.

    Di mata kedua gadis itu, mereka terlihat kebingungan, kotak itu kemudian di buka. Didalamnya ada mahkota yang berkilauan! Di tengahnya ada batu permata biru besar, dikelilingi oleh berlian berkilauan, membuatnya sangat indah.

    "Non Viona, ini adalah mahkota yang di pilih sama ketiga Tuan muda untuk anda. Mereka bilang kalau non Viona sudah memutuskan untuk setuju menikah dengan Tuan muda Varell. Jadi, Non Viona harus berdandan dengan cantik untuk pesta pertunangan!."

    "Wow!." Seru Viona kegirangan, ia bergegas mendekat untuk melihat mahkota itu lebih dekat dengan ekspresi terkejut yang menyenangkan.

    Ziya berdiri di samping dan setelah melihat hal ini, raut wajahnya berubah gelap. Dia hendak mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba suara klakson mobil di luar menarik perhatian mereka. Tak lama kemudian, seorang pria berjas dan mengenakan sepatu kulit dengan ekspresi dingin, di temani oleh beberapa orang lainnya, masuk ke dalam mansion.

    Itu adalah Ethan, salah satu asisten Varell.

    Begitu melihat Viona, Ethan mengernyitkan dahinya tanpa berkata apa-apa. Jika bukan karena perintah bosnya, dia tidak akan mau datang dan menemui gadis tidak sopan ini.

    "Nona Viona, saya datang ke sini atas nama Bos saya untuk membawakan hadiah." Kata Ethan sembari mengulurkan tangannya kepada orang-orang yang masih berdiri di luar untuk membawa beberapa kotak hadiah besar dan kecil.

    "Hadiah-hadiah di pilih sendiri oleh tuan muda Varell untuk Nona Viona dan dia berpesan bahwa Nona harus mengenakannya di jamuan pertunangan."

    Viona tiba-tiba teringat bahwa Varell-lah yang memberinya banyak hadiah di kehidupan sebelumnya, tetapi Viona bahkan tidak meliriknya dan langsung memberikannya pada Ziya. Kenangan itu membuat kepalanya pusing.

    "Terimakasih dan bilang ke Varell kalau sangat berterimakasih sama dia." Kata Viona dengan sopan.

    Ethan terkejut karena Viona memiliki reaksi yang normal. Padahal Ethan sudah berpikir bahwa Viona pasti akan membuang hadiah-hadiah itu dengan nada meremehkan dan berkata bahwa dia tidak peduli. Ethan bertanya-tanya apakah Viona sedang merencanakan sesuatu yang lain.

    "Kalau begitu saya permisi." Ethan segera berbalik dan pergi, di ikuti oleh orang-orang suruhannya.

    Begitu Varell pergi, Viona dengan bersemangat mulai membuka kotak hadiah-hadiah itu. Ziya tetap berdiri di sana, ia memperhatikan ekspresi bahagia Viona dengan rasa iri.

    Mengapa gadis bodoh ini selalu mendapatkan semuanya? Mahkota mewah dari ketiga Kakaknya dan gaun indah dari Varell! Apa yang kurang dari Ziya di bandingkan dengan Viona, selain latar belakang keluarganya?

    "Wah! Ini cantik banget!." Seru Viona sembari membuka kotak hadiah itu, memperlihatkan koleksi perhiasan pemberian Varell.

    Kotak hadiah terbesar juga berisi sebuah gaun, yang dibuat khusus dengan kain berkualitas tinggi dalam nuansa putih pucat yang anggun. Gaun itu juga dihiasi dengan sabuk perak di pinggang. Dengan mahkota yang diberikan oleh ketiga kakak tampannya dan gaun ini, Viona pasti akan tampil memukau. Dia tidak sabar untuk mencobanya.

    "Viona, perhiasan-perhiasan ini cantik-cantik ya!." Ziya berjalan mendekat dan memeriksa hadiah-hadiah dari Varell, semuanya ia periksa satu persatu.

    Tiba-tiba, Ziya meraih gaun yang sedang Viona pegang dan menempelkan gaun itu ketubuhnya sendiri tanpa tau malu. "Viona, bentuk tubuh kita cukup mirip, kan? Apa kamu bisa kasih gaun ini ke aku?."

    Viona berdiri dari tempatnya, berpikir bahwa dirinya pasti salah dengar.  Terlalu berani untuk mengatakan hal semacam ini!. "Ziya, ini gaun pertunangan gue! Lo sadar ngga lo tadi ngomong apa?." Tanyanya dengan nada dinginnya.

    Ziya tampak malu sejenak, tidak menyangka bahwa Viona akan menanggapinya seperti itu. Dulu, setiap kali Ziya menginginkan sesuatu, Viona akan langsung memberikannya tanpa berpikir dua kali.

   

    "Viona, lo salah paham. Gue pikir kalau lo ngga mau sama barang-barang ini... karena lo kan ngga suka sama Varell." Ziya masih tidak percaya bahwa Viona benar-benar setuju untuk bertunangan dengan Varell. Padahal baru seminggu yang lalu, Viona mengancam akan bunuh diri dan menolak untuk bersama Varell. "Kalau lo ngga suka sama dia, lo ngga perlu nyimpen barang-barang dari dia, kan? Biar gue aja yang ngurus semua barang-barang ini." Sambung Ziya dengan nada lembut, tetapi kata-katanya tetap tidak tahu malu.

    

    Viona menutup kotak itu hingga terdengar bunyi 'klek' yang cukup keras. "Itu ngga perlu! Ini barang-barang gue dan terserah gue mau di apain barang-barang ini. Ziya, lo jangan ngomong aneh-aneh deh." Viona menoleh dan tatapan matanya yang tidak bisa membuat Viona merasa tidak nyaman. "Gue tau lo bermaksud baik, tapi orang lain mikirnya lo itu lagi ngincer barang-barang gue." Sambung Viona, ia sengaja mengatakannya di depan para pelayan agar Ziya punya rasa malu.

    Dan ya, Ziya merasa malu dan canggung setelah mendengar hal ini.

    Pada saat itu, Erina yang mendengar keributan dan turun dari lantai dua. Dia melihat putrinya dan Viona berdiri di sana, saling bertukar pandangan dengan curiga.

    "Apa yang terjadi sama kalian berdua?." Tanya nya segera.

    "Ibu!." Ziya bergegas mendekat, memegang lengan ibunya dan mulai menceritakan semua kejadian yang baru saja terjadi di antara mereka

    Erina mengangkat tangannya dan menoel hidung Ziya. "Dasar anak ibu!kamu ngga boleh minta barang-barang pertunangan itu dari Viona. Hari ini Viona baru aja belanja, kan? Hubungan kalian selama ini akur, dia pasti mau ngasih kamu satu atau dua baju dari belanjaannya hari ini."

    Viona tidak bisa mengagumi cara bicara Erina. Di depannya, Erina seperti membelanya, tetapi wanita itu juga tetap memanfaatkannya, mengambil miliknya dengan lembut. Jelas, kebiasaan lama sulit dihilangkan.

    "Hai Viona, apa ini baju baru lo?." Tatapan mata Ziya tertuju pada paper bag milik Viona. Ia melihat Viona masuk kedalam rumah dengan membawa banyak belanjaan. Ziya tidak percaya Viona pergi berbelanja tanpa mengajak dirinya.

    "Hmm... biar gue pilih beberapa yang cocok sama gue. Wah... gimana sama baju merah ini? Lo kan udah punya baju warna merah, jadi ini buat gue." Tanya Ziya.

    "Bukannya baju merah gue minggu lalu lo ambil?." Viona tersenyum, tetapi tatapan matanya tidak menunjukan kehangatan.

    Ziya tercengang. Memang benar bahwa dirinya telah mengambil begitu banyak barang-barang milik Viona hingga ia sendiri tidak dapat mengingatnya.

    "Ini semua barang-barang punya gue dan ngga ada seorang pun yang boleh nyentuh tanpa seizin dari gue!." Kata Viona dengan tegas. "Bik Ida, tolong bawa semua ini ke kamarku dan ngga ada yang boleh menyentuh itu tanpa izin dari ku!." Perintah Viona pada Ida.

    Erina juga terkejut dengan perkataan Viona.

    Tetapi, Erina dengan sabar kembali buka suara. "Viona, kamu bersikap agak berlebihan. Kamu sama Ziya itu keluarga dan apa yang jadi punya kamu itu juga punya Ziya. Kamu harus belajar gimana indahnya berbagi dan ngga perlu khawatir membagi-bagi sesuatu diantara satu sama lain."

    Viona dengan senyuman aneh diwajahnya mendengarkan perkataan Erina. "Omongan Tante ada benarnya juga." Viona kemudian mengulurkan baju merah dari paper bag dan memberikannya pada Ziya, yang terkejut sekaligus senang menerima baju itu dari Viona.

    Tanpa berpikir dua kali, Viona kembali buka suara. "Gimana sama barang-barang buat gue?."

    Ziya terlihat bingung. "Maksud lo apa?."

    "Kan... Tante Erina baru aja bilang kalau kita harus berbagi barang antara satu sama lain. Jadi, apa pun barang milik lo... itu artinya milik gue juga. Dan gue selalu pengen banget sama kalung yang lo terima di hari ulang tahun lo ke delapan belas. Bisa ngga lo kasih kalung itu buat gue?."

    Ziya langsung terkejut mendengar permintaan Viona tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.

    Viona hanya beberapa bulan lebih muda dari Ziya, tetapi ia telah berjuang keras selama bertahun-tahun, sementara Ziya semakin sukses.

    Dalam kemarahannya, Arga memutuskan untuk memberikan Ziya kalung yang sangat mahal pada ulang tahunnya yang ke 18 tahun beberapa bulan yang laku, untuk memotivasi Viona agar mengikuti jejak Ziya yang menjadi gadis baik.

    Kalung itu adalah harta Ziya yang paling berharga dan dia sangat menyayangi kalung itu. Ketika dia mendengar bahwa Viona menginginkan kalung itu, sikap Ziya langsung berubah. "Ngga bisa! Kalau itu punya gue! Lo ngga boleh ambil dari gue!." Jawabnya dengan tegas, bahkan setengah berteriak.

    Seluruh kejadian itu disaksikan langsung oleh para pelayan, mereka semua mengernyitkan dahinya mereka tidak setuju dengan Ziya.

    Ziya yang biasanya terlihat pengertian pada Viona, ternyata munafik. Ziya bisa mengambil barang-barang Viona, tetapi saat Viona menginginkan sesuatu dari Ziya, dia berusaha seperti musuh.

    "Lo bener-bener aneh, Ziya. Padahal hubungan kita baik banget. Kenapa lo ngga mau ngasih kalung itu ke gue? Apa ternyata lo ngga tulus ya sama gue?." Viona memasang raut wajah bingungnya, lalu wajahnya berubah dingin saat menyambar baju dari tangan Ziya hingga terdengar bunyi 'kreekk'

    "Kalau gitu... gue udah ngga percaya lagi sama lo." Sambung Viona.

    Perkataan Viona yang terakhir membuat Erina merasa terancam. Ia langsung menyenggol lengan Ziya dan menatapnya dengan penuh arti. Ziya langsung mengerti, jika Viona tidak mempercayai mereka lagi, keadaan akan menjadi rumit di masa depan.

    "Viona, lo ngomong apaan sih?." Ziya melangkah mendekat dan memegang tangan Viona. "Ya jelas gue tulus lah sama lo! Gue akan kasih kalung itu buat lo."

    "Serius?." Tanya Viona.

    "Ya iyalah... kita kan saudara." Jawab Ziya. "Tunggu bentar, gue ke kamar dulu."

    Karena kamar Ziya ada di bawah, tak membutuhkan waktu lama untuk dia mengambil kalung itu. Dia menarik napasnya dalam-dalam dan membuat keputusan sulit untuk memberikan kalung pada Viona.

    "Viona." Katanya sembari berjalan mendekat dan memberikan kalung itu. "Nih buat lo."

    "Wah... Ziya ini bagus banget. Kamu emang paling baik deh." Wajah Viona terlihat berseri-seri. Ia tersenyum polos saat menerima kalung itu.

    Berbeda dengan Ziya yang merasakan sakit di hatinya. Kalung itu lebih berharga daripada puluhan gaun Versace, tetapi Ziya hanya bisa tetap tersenyum kaku

    "Ini sebagai bukti kalau gue beneran peduli sama lo. Jangan pernah meragukan kata-kata gue lagi ya! Gue ngga mau karena hal sepele hubungan persaudaraan kita berantakan." Kata Ziya berusaha menyembunyikan emosinya.

    Viona mengangguk, palsu. "Lo benar, gue akan selalu dengerin semua nasehat-nasehat dari lo." Jawabnya, membuat Ziya dan Erina tersenyum puas.

    

 Ziya melirik kalung itu dan dengan enggan bertanya dengan suara rendahnya. "Viona, akhir-akhir ini lo belum nelpon Leo, lho."

    Viona merasa mual mendengar nama Leo, tetapi ia berhasil menahannya. "Ngga, emang kenapa? Gue sama Varell kan bentar lagi tunangan."

    Ziya menatapnya dengan raut wajah serius. "Viona, pernikahan itu untuk seumur hidup. Lo harus nikah sama orang yang lo cintai. Sedangkan kalau pernikahannya di atur itu ngga akan buat lo bahagia."

    Viona merapikan roknya dan tatapan matanya berkilat dingin. "Ya, gue perlu memahami isi hati gue sendiri." Katanya dengan senyum misterius. "Kalau gitu gue mau naik ke atas, gue cape."

    **

    Begitu Viona masuk kedalam kamar luasnya, senyuman di wajahnya sudah lama menghilang. Di wajahnya hanya terlihat raut wajah dingin dan terhina yang tidak sesuai dengan usianya.

    Pada saat ini, Viona sangat jelas tentang perasaannya. Ia mengambil kalung barunya itu dan dengan santai meletakkannya di dalam laci.

    Tiba-tiba ponselnya berdering dan dari layarnya tertera nama Leo sebagai penelpon.

    Viona sedikit menyeringai, rupanya Ziya sudah lebih cepat bertindak. Dengan malas, Viona mengangkat panggilan tersebut dan meletakan ponselnya di samping telinganya.

    "Halo?."

1
Devi Sri lestari
bgs
R@3f@d lov3😘
takut Billy 🤣🤣🤣Padahal cuma diisengin Viona
R@3f@d lov3😘
udah kalah juga masih sombong 😏😤billy"
R@3f@d lov3😘
🤣🤣🤣dikerjain habis" an itu Leo
R@3f@d lov3😘
kasihan kamu Freya 😏punya teman kayak ziya sampah dan penghianat
R@3f@d lov3😘
lanjut kak
R@3f@d lov3😘
padahal ceritanya bagus,,malah gak ada yang baca🙄tenang ja kak aq sukaaaaaaaa 🤗 ceritanya
Violetta Gloretha: maaciww kak😘🤭
total 1 replies
R@3f@d lov3😘
cinta varell sangat tulus sama Viona 😍
R@3f@d lov3😘
buat viona lebih tegas kak
R@3f@d lov3😘
emang enak dicuekin 😂🤣
R@3f@d lov3😘
ternyata ada benalu dan sampah 😏 dirumah Viona
R@3f@d lov3😘
menarik
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!