Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari Takdir cinta Ayyura_Aydeen ...
Sebuah takdir yang gak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum dikarunia seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni adalah mahasiswinya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik sendiri Zayna seorang Dokter muda cantik, harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan bahaya diluar sana, dan selalu bertemu dengan Zayna bolak balik di UGD.
Makanya Zayna menolak keras untuk di nikahkan dengannya ..
Yang penasaran kisahnya silahkan mampir readers ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi Dia?
"Zayn, Uncle ingin anak itu yang menjadi anak magang di kantor AZR Corporation". ujar Ray tegas.
Zayn menyipitkan matanya, seakan menangkap sesuatu dibalik permintaan Ray tersebut.
"Kenapa harus dia Uncle"? bantah Ray cepat.
"Apa karena wajah dan mata gadis itu mengingatkan kita pada almarhumah Azzura"? imbuhnya lagi.
"Zayn"! sentak Aydeen, dia begitu paham dengan apa yang dimaksud oleh putranya itu.
"Azura belum meninggal Zayn, kenapa kalian begitu yakin bahwa putriku itu sudah meninggal". lirih Ray.
"Kita harus berpikir logis Uncle, Azura tidak akan pernah kembali lagi, dia sudah tenang di surga". peringat Zayn kembali.
"Sebelum Aku melihat sendiri jenazah dari putriku, kita akan tetap menganggapnya hanya hilang".
"Tapi ini sudah 17 tahun Uncle"! sentak Zayn.
"Zayn"! tegur Aydeen tegas.
Pria itu kembali duduk, dan mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa orang yang sudah hilang selama 17 tahun tiba-tiba datang kembali.
"Aku tidak butuh saran dari siapapun, Aku hanya ingin gadis bernama Agatha itu bekerja di AZR". pinta Ray dengan penuh penekanan.
"Tapi Uncle". bantah Zayn merasa khawatir.
"Zayn, turuti saja permintaan kecil dari Uncle mu". nasihat Aydeen dengan nada yang rendah.
"Hmm, baiklah". ujar Zayn akhirnya mengalah.
"Jika memang Azura belum meninggal, tolong beri sedikit kami keajaiban ya Allah. Kami benar-benar letih untuk selalu berharap yang tidak pasti". gumam Zayn dalam hati berkecamuk dengan pikirannya.
*
*
*
Setelah urusannya di Kampus selesai, akhirnya Zayn bisa pulang kerumah dengan rasa letih di tubuhnya. Seharian ini dirinya begitu sibuk, dengan semua perencanaan dan rekomendasi para mahasiswa yang akan magang dan bekerja, diperusahaan besar dan terbaik yang sudah kampus pilihkan.
Setelah menunaikan kewajibannya di mushola kampus, kini Zayn beranjak menuju ke parkiran untuk bisa segera pulang, karena sore ini cuaca berubah mendung dan mulai gelap. Baru saja Zayn ingin membuka pintu mobilnya, tiba-tiba dia melihat ada seorang gadis sudah terduduk lemas di samping mobilnya, yang kebetulan bersebelahan dengannya.
"Kamu kenapa"? tanya Zayn panik.
Gadis itu membuka matanya perlahan, dan mata itu kembali bertemu. Zayn tertegun sesaat, kala melihat mata yang begitu ia rindukan selama ini.
"Astaghfirullah, ya Allah Zayn ada apa denganmu"?Zayn langsung mengalihkan pandangannya.
"Ehm Pak Zayn". panggil gadis itu lirih.
Zayn kembali menatap lembut gadis dihadapan nya.
"Apa yang terjadi? Ada apa denganmu"? tang Zayn.
"Kepala saya sakit sekali pak, benar-benar sakit". jawabnya sambil menahan rasa sakit di kepalanya.
"Apa Kau sedang tidak sehat? kalau sakit kenapa datang kekampus hari ini". cercah Zayn kesal.
"Saya butuh sekali rekomendasi hari ini pak".
"Kau lebih mementingkan pekerjaan dari kesehatan dan keselamatanmu"? sergah Zayn.
"Bukan begitu pak tapi". jawabnya semakin pelan.
"Sepertinya sakitmu sangat serius, mari ku antar Kamu kerumah sakit terdekat". ujar Zayn kembali.
"Bisakah bapak mengantarku ke Alana's Hospital"? ucapnya dengan nada yang semakin lemah.
Zayn nampak kaget saat mendengar nama rumah sakit yang dikatakan oleh gadis itu, sebab itu adalah rumah sakit besar dan adiknya berkeja disana.
"Baiklah, mari saya antar dengan mobil saya".
"Bagaimana dengan mobil saya pak"? sela gadis itu.
"Biarkan saja disini, saya akan bilang dengan pihak keamanan kampus nanti". jelas Zayn kemudian.
Gadis itu hanya mengangguk patuh lalu mencoba untuk berdiri dengan merambat pada mobilnya. Zayn ingin membantunya, tapi dia cukup tau diri dan tau hukum agama bahwa gadis didepan nya saat ini bukanlah mahramnya, terlebih dia sudah beristri.
"Maaf saya tidak bisa membantumu tadi Agatha". sahut Zayn dengan pelan, saat ini mereka sudah didalam perjalanan menuju Alana's Hospital.
Gadis itu membuka matanya pelan, karena setelah dirinya masuk kedalam mobil, dia langsung duduk lalu bersandar di kursi penumpang dengan mata yang terpejam, sebab kepalanya masih terasa sakit.
"Ehm bukan masalah besar pak, sebab setahu saya dalam islam, laki-laki dan perempuan yang bukan pasangan sah dilarang berduaan apalagi sampai bersentuhan". jawab Agatha dengan bijak.
"Syukurlah kalau Kamu tahu itu". balas Zayn datar.
Sesampainya di Alana's Hospital, Zayn langsung mengantarkan Agatha kedalam ruang UGD.
"Abang? ngapain disini"? Zayna yang baru saja ingin keluar dari ruangan itu, dikagetkan dengan kehadiran sang kakak disana, sampai matanya kini tertuju pada seseorang yang sedang terbaring lemah di ranjang sebelah kanan ruangan tersebut.
"Abang sedang". belum selesai Zayn menjelaskan, Zayna sudah berlari lebih dulu menemui seseorang.
"Agatha, apa yang terjadi? Aku kira Kamu tidak jadi datang kemari, makanya Aku mau pulang sore ini". cercah Zayna seolah gadis itu adalah temannya.
"Ehm .. maafkan Aku Dokter Zayna, Aku kesini". Agatha terlihat semakin lemah.
"Siapkan ruang perawatan untuk gadis ini, dia akan kita rawat untuk berapa hari kedepan". titah Zayna pada berapa perawat yang ada disampingnya.
"Baik Dokter". jawab mereka serentak.
"Ada apa ini? apa yang terjadi dengan mahasiswi Abang dik? kenapa sampai harus dirawat"? tanya Zayn dengan panjang lebar.
"Mahasiswi? gadis ini"? Zayna merasa heran.
"Iya dik, dia mahasiswinya Abang. Dan Abanglah yang sudah mengantarkannya kesini". jawab Zayn.
"Abang yang mengantarkannya"? tanya lagi Zayna.
"Iya dik, Abang yang mengantarnya. Abang bertemu dengannya di halaman parkir kampus, dia sudah terbaring lemas di bawah mobilnya. Dan kebetulan mobilnya bersebelahan dengan mobilnya Abang".
"Jadi Abang yang menolong dan membawanya langsung kemari". sela Zayna kembali.
Zayn mengangguk, walau sejak tadi dia berbincang seru dengan adiknya Zayna, tapi matanya tetap tertuju pada gadis lemah diatas ranjang tersebut.
"Jadi dia"? seru Zayna sembari menutup mulutnya.
"Ehmm". sahut Zayn singkat, seakan tahu apa yang sedang dipikirkan oleh adiknya itu.
semoga Zayna bisa melewatinya.