NovelToon NovelToon
Unexpected Love

Unexpected Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menyembunyikan Identitas / Bapak rumah tangga
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Berperan sebagai ayah dan ibu sekaligus tak membuat Mario Ericsson Navio kewalahan. Istrinya pergi meninggalkan dirinya dengan bayi yang baru saja dilahirkan. Bayi mereka ditinggalkan sendirian di ruang rawat istrinya hingga membuat putrinya yang baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena alergi dingin.

Tidak ada tabungan, tidak ada pilihan lain, Mario memutuskan pilihannya dengan menjual rumah tempat tinggal dia dan istrinya, lalu menggunakan uang hasil penjualan untuk memulai kehidupan baru bersama putri semata wayang dan kedua orang tuanya.

Tak disangka, perjalanannya dalam mengasuh putri semata wayangnya membuat Mario bertemu dengan Marsha, wanita yang memilih keluar dari rumah karena dipaksa menikah oleh papinya.

“ Putrimu sangat cantik, rugi sekali pabriknya menghilang tanpa jejak. Limited edition ini,” - Marsha.

“Kamu mau jadi pengganti pabrik yang hilang?”

Cinta tak terduga ! Jangan lupa mampir !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah baru (2)

Dua gadis kecil sedang duduk bersama di teras rumah baru Mario dengan salah satu gadis kecil yang memangku seekor anak guguk. Keduanya tampak seperti sudah lama mengenal, lihatlah keduanya saling berceramah dengan bahasa yang mereka miliki.

“Ibu kamu mana ?” tanya gadis kecil yang diketahui namanya Isabell.

“Nda punya …punya na mama cu..” jawab Maureen sambil mengelus kepala guguk yang tidak lagi menggonggong.

“Mama cu itu apa ? Mama bungcu ?” tanya Isabell bingung.

Maureen menggelengkan kepalanya, “ Mama cu itu mama cucuna dedek ..”

“Oooo begitu.. Cama kok kita tapi beda na Abel ada papi tili,”

“Papi tili ?” Isabell mengangguk. “ Iya, papi tili itu pengganti papi kandung kata mami,”.

“Papi kamu kemana, Abel ?” tanya Maureen penasaran.

“Kata mami cudah di culga..” Maureen mengangguk. Kedua gadis kecil itu sama-sama terdiam sambil memandang jalanan komplek yang sepi.

“ Ibu kamu juga di culga ya, Len ?” tanya Isabell setelah keduanya terdiam.

Maureen memajukan bibirnya. Matanya memicing menatap jalanan. “ Nda tau, nda ada ayah bilang di culga..”

“Celius nda bilang gitu ?”

“Celius…”

“Hiiiii… apa jangan-jangan ibumu kecempil di nelaka, Len ? Katana nelaka itu buat olang yang beldosa. Kamu hali labu becok, halus ikut labu abu ya.. dapat belkat kita…” kata Maureen menggaruk pipi gembulnya.

Walaupun Maureen memiliki riwayat sesak nafas tapi tubuhnya tetap gembul. Kata orang biarpun badan kita terlihat sehat tetap saja siapapun pasti pernah merasakan sakit.

“Labu abu itu apa ? Emangna Abel udah pelnah ?”

“Nda tau, mami bilang labu abu itu di olesin alang gosong di kening. Nda pelnah cih, cuma dengal balusan bu Ela ngingatin mami…”

“Ooo begitu.. “

Lagi-lagi keduanya diam. Mungkin sudah habis obrolan ala mereka. Langit sudah sangat sore senja di kompleks itu terlihat sangat indah. Vion yang sedari tadi duduk di sofa teras mendengar obrolan lucu cucunya dan anak tetangga. Vion senang, setidaknya cucunya tak merasa kesepian di tempat hunian baru mereka.

‘Dung ! Dung ! Dung ! Es dung dung ! Es dung dung !’.

Suara speaker terdengar nyaring, Isabell yang tahu suara itu bergegas berlari ke rumahnya untuk meminta uang kepada maminya.

“Abel mau kemanaaaa ??”

“Ambil uangggggg !!” sahut Isabell. Sebelum melewati penjual dung dung. Isabell memberi tahu kepada abang itu untuk menunggu dirinya sebentar.

“Abang dung dung ! Tunggu sebental Abel mau beliiiiiiii !!”.

“ Okey Abelll !!” seru abang penjual es dung dung. Dia sudah mengenal Isabell sehing berhenti sebentar tepat di depan mansion Mario.

“Abang itu es dung dung kayak mana ?” tanya Maureen dari celah pagar. Dibelakangnya ada Vion yang ikut menghampiri penjual es dung dung.

“Ini esklim dek, tapi dipanggilnya es dung dung !” 

“ Es klim ?” Pria itu mengangguk. maureen mengadahkan kepalanya menatap Vion.

“Nenek, dedek mau itu boleh nda ?”.

“ Dikit saja ya,” Maureen menganggukan kepalanya. “ Abang, dedek mau catu. Ada lasa apa aja bang ?”.

“Ada rasa kacang ijo, strawberry, coklat dan vanila..”

“Lasa tokat catu, abang ! Nenek nda mau ?” tanya Maureen. “Nenek nggak suka yang manis-manis..” kata Vion tersenyum.

Maureen mengangguk. Tak lama Isabell datang bukan hanya membawa uang tapi dia membawa mangkuk kosong dan sendok di tangannya membuat Maureen heran.

“Abang, cepelti biasa ! Ini uangna !” seru Isabell memberikan uang berwarna ungu muda kepada penjual es dung-dung.

“Lakus na kamu Abel. “

Isabell menoleh ke arah teman barunya. “ Abel nda lakus, biaca na Abel beli pake mangkok.. Kan abang,”

“Iya,”.

“ tuh dengal abang na bilang apa..” Mauren mengangguk  setelah pesanan mereka dapat, Vion membayar milik cucunya. Ketiganya berjalan menuju teras mansion Mario. Entahlah mansion apa rumah tapi begitu saja lebih memudahkan panggilannya.

Sementar di sisi lain, Marsha baru saja tiba di kosannya. Dia masih kepikiran tentang ucapan Kendrick yang mana membuat kepalanya sangat pusing.

“Apa maksud, opa ya ?” Tak ingin banyak berpikir. Marsha segera membersihkan tubuhnya. 

Setelah mandi, Marsha memakai skincarenya yang baru dibeli beberapa hari lalu. Dia tetap menggunakannya karena Amelia yang selalu mengirimkan uang kepadanya setiap minggu.

Marsha merebahkan tubuhnya sambil memainkan ponselnya yang baru dibeli oleh Amelia beberapa hari yang lalu. Awalnya Marsha tidak ingin menerima pemberian sang kakak namun Amelia terus menerus meminta adiknya untuk menerima ponsel keluaran baru itu.

“Hm…” Marsha memicingkan matanya melihat postingan Dora yang seketika membuatnya tertawa keras.

“Astaga Dora… apa dia nggak sadar watermarknya masih nempel di postingannya itu. Tapi yang ngelike lumayan sih sama –”

Marsha membuka kolom komentar di postingan Dora. Kedua matanya tertuju dengan username yang familiar baginya.

Setelah menyadari siapa pemilik username itu membuat Marsha terdiam. “ Jadi selama ini dia sudah mengkhianati persahabatan kami.. Tapi kenapa ? Bukannya aku tak pernah membuatnya sakit hati ? Kenapa Nensi seperti ini kepadaku ?”.

Ya, username yang hanya tiga huruf itu adalah Nensi mantan sahabat Marsha yang kepergok sedang bermesraan dengan pria yang masih menjalin hubungan dengan Marsha.

“Rasanya nggak percaya, kalau kamu seperti itu Nensi.. Kamu menipuku dengan wajah lugumu itu..”

*

*

*

*

Makan malam di rumah Mario dihiasi dengan celoteh dua gadis kecil. Mario mengundang kedua orang tua Isabell untuk makan malam bersama mereka di kediaman baru Mario dan keluarganya. Tentu saja keluarga Isabell menerima baik ajakan makan malam itu.

“Saya tidak menyangka jika kita bertetanggaan dengan Pak Mario pemilik perusahaan M itu ” kata Daniel sungkan kepada Mario.

“Haha, anda sangat senang memuji, tuan Daniel..” kata Mario tersenyum kecil.

Setelah selesai makan malam. Keluarga Mario membawa tetangganya untuk berbincang-bincang di ruang keluarga. Mereka tampak begitu  seru.

“Abel kenapa bawa guguk telus, nda di cali mama na guguk ?” tanya Maureen heran karena Isabell membawa guguknya kemanapun dia berada.

“Mama na nda ada, “

“Ooo cudah metong ya ?” kata Maureen polos.

“Ndaaa.. Memang nda ada mama na dia.. Olang dibuang cama mama na di jalan. Abel ambil bawa ke lumah. Kan mami ?” kata Isabell kepada maminya yang tengah mengobrol dengan Vion.

Mendengar kata “buang” membuat Maureen terdiam. Otak kecilnya memikirkan sesuatu yang membuat mood Maureen buruk.

“Apa dedek juga dibuang cama ibu ?” ucap Maureen dalam hati. “Tapi dedek nda pelnah bikin olang malah. Kenapa ibu ninggalin dedek cama ayah ?”.

Narel yang tak sengaja melihat raut wajah cucunya segera mendekat. Dia juga mendengar celoteh dari dua gadis kecil itu tapi dia tak menyangka jika perkataan Isabell mampu membuat cucunya diam.

“Kenapa sayang ?” tanya Narel lembut.

“Nda papa kakek, dedek lasa na ngantuk..”  ucap Maureen tersenyum. Narel membalas senyuman itu. Senyuman yang menutupi kesedihan cucunya. Seringkali Narel melihat cucunya diam di saat semua orang tengah sibuk melakukan aktivitas masing-masing.

Narel mengusap anakan rambut Maureen hingga gadis kecil itu benar-benar memejamkan kedua matanya.

“Maafkan ibumu yang sangat j4h4t itu ya… dia tidak memikirkan perbuatannya yang membuat kamu seperti ini, sayang..”  lirih Narel.

“Aduh, Iren sudah tidur. Kalau begitu kami pamit pulang ya. Isabell juga sudah menguap. “ ucap Daniel saat matanya tak sengaja menangkap putrinya yang menguap sambil memeluk Mero, guguk kesayangan Isabell.

“Oh, baiklah tuan Daniel.. Abel, sering-sering main ke rumah. Sepertinya Iren sangat senang bermain denganmu..”

Isabell mengangguk ngantuk. Kedua matanya mulai terpejam membuat Daniel segera menggendong putri sambungnya itu.

“Kami pamit ya,”

“Hati-hati…”

Setelah menutup pintu rumah, Mario menatap Narel dengan tatapan bingung. “ Ada apa ayah ?” tanya Mario.

“Bisakah, kamu memperbanyak waktu di rumah untuk Iren ?”

“Kenapa yah ? Mariokan kerja, yah”.

“Intinya kamu harus banyakan waktu untuk putrimu !” setelah mengatakan hal itu, Narel pergi meninggalkan Mario yang kebingungan.

“Ada apa dengan ayah ?”

1
♬☆❃.✮:▹alina◃:✮.❃♬☆
Semangat Kak Author ❤
Della: ditunggu ya♥︎
total 1 replies
A R
hedehhhhh
Heni Mulyani
lanjut
Della: masih direview ya, dari semalam belum lulus reviewnya huhu
total 1 replies
Della
Yuhu gess.. bentar lagi bakal masuk ke konflik semoga nyambung ya 😌.. jgn lupa bantu like dan komen..🤗♥︎
Della: guys bab 27 belum selesai direview. gatau ya seharusnya bab 27 udh muncul semalam tapi gatau sistemnya lagi error apa gimana ? aku udh coba masukin lagi tapi sampai skrg belum lulus review. huhu mohon ditunggu ya teman²kuu♡♥︎
total 1 replies
♬☆❃.✮:▹alina◃:✮.❃♬☆
Semangat Kak Author ❤
Heni Mulyani
lanjut
A R
🤣🤣🤣
A R
🤣🤣🤣🤣
Della
jangan lupa like dan komen ya teman-teman🤗👐
A R
bisa aee dedek ilenn 🤣🤣🤣😉
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
A R
aduhh nenek ngmg tutup pabrik segala 🤣🤣🤣🤣
A R
mau sedih tp ga jd 😭😭😭😭😭😭
louis
kok ya jadi nenek tledor ditinggal sendirian anak kecil. untung ada Marsha.
DISTYA ANGGRA MELANI
Kok percya aja sih sang opo gak diselidiki dulu...
Heni Mulyani
lanjut
LISA
Ceritanya bagus bangett nih
LISA
Makin seru nih
LISA
Aman Kak..bagus jg ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!