Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Rowan dan Ardi tiba digedung konvensi yang megah, keduanya segera turun dari mobil setelah Pak Nardi membukakan pintunya.
"Tuan, apa perlu nanti saya menjemput anda ?" tanya Pak Nardi
"Tidak perlu, setelah ini segera bawa Cala pulang ke Villa. Dan, pastikan para maid yang bekerja disana untuk memperlakukan istriku dengan baik". Ucap Rowan
Pak Nardi mengangguk, "Baik tuan "
Setelah itu, Rowan bergegas melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung tersebut tanpa berpamitan dengan istrinya dan Ardi segera mengikutinya dari belakang. Cala yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang, ia hampir saja menaruh harapan pada Rowan.
Pak Nardi segera kembali masuk kedalam mobil dan bergegas membawa Cala ke Villa sesuai perintah Rowan.
.
.
Dengan langkah tegap Rowan berjalan masuk menuju ruangan utama acara, dimana para pebisnis terkemuka lainnya sudah berkumpul. Rowan disambut dengan senyuman dan sapuan tangan oleh beberapa rekan bisnis yang mengenalnya.
"Tuan Rowan.. "sapa Smith rekan bisnis nya yang berasal dari negara A. Ia mengulurkan tangannya dihadapan Rowan.
"Tuan Smith, anda sudah datang ?", ujar Rowan berbasa-basi seraya membalas uluran tangan itu.
"Ya". Jawab Smith
Setelah berbincang-bincang sebentar dengan tuan Smith, Rowan segera berpamitan dan diantarkan oleh Ardi ketempat duduknya, dimana dia akan menjadi salah satu pembicara utama dalam acara tersebut.
"Tuan". Panggil Ardi berdiri disamping Rowan
"hm.. " sahutnya berdehem
"Maaf, saya izin keluar sebentar menelpon Pak Nardi. Ada berkas yang tertinggal dimobil'. Kata Ardi
"oke", balasnya. Setelah itu, Ardi bergegas melangkahkan kakinya keluar untuk segera menelpon Pak Nardi agar putar balik ke gedung pertemuan.
Sembari menunggu acara dimulai, Rowan duduk dengan tenang sambil mata nya memandang sekeliling ruangan. Namun, seketika matanya langsung memicing saat melihat Julian rival bisnis nya juga turut hadir diacara tersebut. Dilihatnya, Julian juga menatap kearahnya sambil mengulas senyum tipis, kemudian ia melangkahkan kakinya mendekati Rowan.
"Rowan.. "sapa Julian. "Apa kabar ?"tanyanya basa-basi
Rowan berpaling, menatap Julian dengan mata yang sedikit tajam, "Seperti yang kau lihat". Jawab Rowan dingin, lalu kembali mengalihkan pandangannya menatap lurus kedepan kearah panggung.
Jujur saja, Rowan paling muak jika berhadapan dengan Julian. Lelaki yang duduk disampingnya ini dulu adalah sahabatnya bersama Daniel saat masa kuliah. Tapi karena kesalahan pahaman dan pengkhianatan yang dilakukan oleh Julian membuat persahabatan mereka terpecah, sekarang hanya Daniel yang masih bersahabat baik dengannya.
Melihat sikap dingin Rowan, Julian tersenyum miring. Ternyata pria disampingnya ini masih menyimpan dendam dan terus menganggapnya sebagai rival.
"Aku mendengar berita duka yang menimpa mu. Rowan, aku turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Laras", ucap Julian dengan tulus
"Hmm.. thanks " Sahut Rowan dingin
Julian menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Rowan.. Ak-"
Ucapannya terpotong saat seorang pembawa acara mulai naik keatas podium dan memulai acaranya. Pembawa acara itu memperkenalkan seorang pembicara utama yang pertama, Tuan Smith pebisnis sukses dari negara A. Rowan yang melihat itu, langsung memperhatikan dengan seksama apa yang akan disampaikan oleh tuan Smith, sambil menunggu giliran namanya dipanggil untuk berbicara tentang strategi bisnis dan investasi. Rowan sampai menghiraukan keberadaan Julian yang masih duduk disampinganya.
Didalam ruangan tersebut dipenuhi oleh para pebisnis sukses dari berbagai mancanegara, mereka semua tahu bahwa pertemuan ini adalah kesempatan yang langka untuk berbagi pengetahuan, membangun jaringan dan juga mencari peluang bisnis baru.
Dan, Rowan sebagai salah satu pebisnis sukses di Asia Tenggara tentu sangat dihormati dan disegani oleh para peserta, hingga nama nya dipanggil untuk naik keatas podium semua orang langsung mem-fokuskan diri mereka pada Rowan, mereka semua ingin mendengar strategi dan pengalaman bisnisnya, serta bagaimana Rowan bisa berhasil membangun lebih jaya kerajaan bisnis keluarganya hingga sebesar ini.
.
.
Acara pertemuan itu berlangsung selama tiga jam lamanya, setelah itu Rowan segera berpamitan undur diri dari sana dan bergegas pulang.
"Tuan.." panggil Ardi yang berjalan dibelakangnya.
"Hmm", sahut Rowan berdehem
Sesampainya didepan gedung tersebut, sudah ada taksi online yang Ardi pesan sudah menunggunya. Rowan bergegas masuk kedalam taksi itu setelah Ardi membukakan pintunya.
"Villa dikomplek X pak". Kata Ardi sesaat setelah dirinya ikut masuk kedalam mobil taksi tersebut dan duduk disamping sopir
"Baik tuan". Sahut sopir itu dan segera melajukan mobilnya
Tak ada obrolan selama dalam perjalanan menuju Villa. Waktu yang ditempuh untuk sampai di villa tersebut hanya memakan waktu 30 menit.
Sesampainya disana, pak Nardi yang melihat taksi online yang ditumpangi Rowan bergegas membukakan pintu gerbang. Sopir memberhentikan mobilnya setelah masuk diarea pelataran Villa yang luas itu.
Rowan segera keluar dan langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam Villa tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Bi Romlah, dimana istriku?" tanya Rowan pada Bi Romlah yang hendak menyiapkan hidangan makan malam.
Bi Romlah yang mendengar suara Rowan pun menoleh, "Den Rowan. Non Cala ada dikamar sedari tadi dan belum keluar".
"Cala ada dikamar mana bi?" ujar Rowan bertanya
"Dikamar itu Den, tadi bibi sudah minta non Cala buat kelantai atas dikamar Den Rowan tapi non Cala tidak mau dan milih kamar itu". Jawab Bi Romlah seraya menunjuk pintu kamar yang terletak didekat anak tangga.
Mendengar itu, Rowan hanya menghela nafas pelan dan segera berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya. Ia akan menemui Cala nanti setelah membersihkan diri.
Bi Romlah dan Pak Nardi adalah sepasang suami istri yang Rowan pekerjakan untuk mengurus Villa miliknya. Dan, Pak Nardi juga sudah menceritakan siapa Cala itu agar Bi Romlah dan dua orang pembantu lainnya bisa memperlakukan Cala dengan baik seperti yang Rowan pinta.
.
Selesai membersihkan diri, Rowan kembali turun kelantai satu. Ia berpapasan dengan Ardi yang tengah menenteng sebuah paper bag besar ditangan kanannya.
"Tuan". Sapa Ardi
"Kau sudah mendapatkan nya ?" tanya Rowan
"Sudah tuan, ini". Ardi menyodorkan paperbag itu pada Rowan, dan lelaki itu segera menerimanya dan membuka sekilas paperbag itu untuk memastikan jika isinya sesuai dengan apa yang dia minta.
"Hmm, terimakasih. Kau boleh istirahat sebentar. Kita masih punya waktu satu jam sebelum pergi keacara itu". Kata Rowan
Ardi mengangguk,"Baik tuan". Kemudian, ia berpamitan undur diri lalu berbalik badan dan bergegas menuju kamarnya.
Sedangkan, segera melangkahkan kakinya menuju kamar Cala.
Tok..
Tok..
Tok...
Rowan mengetuk pintu kamar Cala dan tak terdengar ada sahutan. Ia kembali mengetuk pintunya hingga ketiga kali ketukan tak ada sahutan, Rowan yang merasa cemas segera meraih handlenya dan mencoba membukanya. .
Ceklek...
Rowan berdecak kesal, kebiasaan Cala atau memang perempuan itu suka lupa tidak mengunci pintunya.
Ia segera meraih saklar lampu agar kamar tersebut terlihat lebih terang.
Blaammm ...
"Aaahhhh...."
.
.
.
To be continue..
jgn bkin patah semangat tuk Rowan dong KK... pertemukan mereka dn berikan kebahagiaan tuk Rowan dn chalanta....