Laras ialah cewek primadona di kampusnya. Parasnya yang cantik bak cewek bule dan wajah imutnya membuat ia banyak disukai kaum adam. Suatu hari Laras diajak sang kakak bernama Fito ke kantor tempat kakaknya bekerja. Laras tidak sengaja tertidur di ruangan kerja Fito. Saat yang bersamaan ada pemeriksaan ruangan karyawan oleh CEO. Ketika CEO masuk ke ruangan Fito betapa terkejutnya ia melihat ada seorang cewek yang disembunyikan karyawannya di dalam ruangan kerja. Bagaimanakah nasib Fito akankah ia dipecat oleh sang CEO? Atau bisakah Laras membantu sang kakak untuk meluruskan kesalahpahaman tentang keberadaannya di ruangan sang kakak? Mari simak ceritanya agar tidak penasaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mai story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
You're Mine Baby Girl
Laras shock saat keluar dari kampus saat melihat Cherry diculik oleh 4 orang laki-laki.
"Weh, sore-sore gini masih bisa ya culik anak orang. Kayaknya komplotan penjahat kemarin nambah lagi nih dua anggota?"
"Bener-bener ya mereka, nggak ada kerjaan lain apa selain culik anak orang?"
"Lagian tuh yang diculik mana pasrah aja lagi"
"Hem, kalau bukan kakak tingkat, ogah gue nolonginnya "kata Laras.
Tetapi dari tampilan salah satu penculik tersebut Laras merasa ia mengenalinya. Sehingga ia memutuskan untuk tidak buru-buru menolong Cherry.
"Itu orang kayaknya gue kenal deh, siapa ya?"
"Kalau dilihat dari belakang lebih mirip...."
"Ah, gue tau itu pak Sandy?"
"Tapi ngapain dia culik Cherry?"
"Nggak bener ini mah, gue harus ikutin. Kalau perlu nanti gue laporin sama kak Bryan "kata Laras sambil mengintai.
"Pak Sandy gawat, sepertinya ada yang ikutan kita "kata Jacky.
"Siapa, berani sekali orang itu?"
"Sudah biarkan saja nanti dia tau sendiri akibatnya "kata Sandy sambil menengok ke belakang.
Ya yang menculik Laras memang Sandy and friends tetapi atas suruhan dari tuan muda Bryan lah pastinya.
"Gue penasaran sebenarnya mereka mau dibawa kemana si Cherry? "kata Laras sambil terus mengikuti Sandy and friends.
Cherry dibawa ke sebuah gudang di belakang kampus. Disana sudah ada Bryan yang telah menunggu.
"What, kak Bryan juga ada disana? "kata Laras terkejut melihat Bryan.
"Tuan muda kita harus hati-hati karena ada orang yang mematai kita, orangnya ada di belakang. Dia sedang bersembunyi "kata Sandy berbisik pada Bryan.
"Aku tau orangnya, kita lanjutkan saja. Mari kita introgasi dia! "kata Bryan perlan.
"Heh, emang ya semua cowok tuh nggak ada yang bener. Bilangnya 'aku terus kepikiran sama kamu, pokoknya kamu harus tanggung jawab. Kalau nggak kamu aku laporin ke polisi'. Nyatanya loe yang bakalan gue laporin ke polisi! "kata Laras pelan sambil merekam kegiatan yang akan dilakukan Bryan dan bodyguardnya.
Introgasi dimulai....
"Loe tau apa alasannya gue bawa kesini? "tanya Bryan pada Cherry.
"A... Ampun tuan, a...aku emang ada salah Laras. Tttttt.... Ta....tapi tadi aku sudah minta ma...af sa...ma di... dia! "jawab Cherry dengan gemetar.
"Hah, kok malah ngomongin gue sih? "kata Laras.
"Gue tau Laras memang baik, sampe dia berkorban untuk tolongin loe dari penjahat tadi malam. Ya meskipun nggak kalah lebih jahatnya dari dua penjahat itu "kata Bryan.
"Maksudnya apa? "tanya Cherry.
"Kenapa loe pergi saat Laras nolongin loe? "tanya Bryan balik.
"Karena takut Laras lapor sama pak Bryan tentang kejahatan aku sama dia waktu di kampus kemarin. Aku nggak mau beasiswa aku dicabut. Aku pengen tetap kuliah di kampus ini pak, tolong ja..."jawab Cherry.
"Hanya karena itu? "tanya Bryan.
Cherry hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Oh tapi gue nggak percaya, karena menurut gue pasti dua penjahat itu adalah suruhan loe. Dan untuk menghilangkan jejak kejahatan loe bunuh mereka, iya kan? "kata Bryan dengan penuh amarah.
"Nggak pak, aku nggak pernah suruh mereka buat celakai Laras apalagi...... "kata Cherry.
"Kamu jangan bohong, gue nggak perduli tentang hubungan loe sama Rangga temen gue. Tapi gue akan pastikan loe nggak cuma keluar dari kampus ini, tapi juga loe akan mendekam di penjara! "kata Bryan.
"Jadi kak Bryan salah sangka dia kira kalau kejadian semalam ada hubungannya sama Cherry?"
"Aduh salah banget ini mah, mendingan gue tolong Cherry sebelum dia diseret ke penjara sama kak Bryan! "kata Laras dalam hati.
Laras lalu menghampiri Bryan and bodyguard, karena tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan pada Cherry.
"Kak Bryan jangan bawa Cherry, dia nggak salah. Dan bukan dia pelakunya "kata Laras sambil memegang tangan Bryan.
"Iya, bener yang dibilang sama Laras "kata Cherry.
"Oke, loe gue lepasin. Tapi loe harus jawab dulu pertanyaan dari gue, kasih gue alasan yang paling masuk akal kenapa loe bisa berbuat jahat sama Laras?"
"Kalau alasannya bisa diterima baru gue lepasin! "kata Bryan.
"Alasannya karena sejak Laras datang ke kampus, dia jadi primadona banyak cowok-cowok yang ngejar dia. Apalagi pas hari pertama kuliah pakaiannya Laras seksi banget dan make up juga menor "jawab Cherry.
"Apa, loe gila ya?"
"Mana ada gue kayak gitu?"
"Sumpah ya loe udah gue tolongin...."kata Laras.
"Nggak usah dengerin omongannya Laras, coba terusin alasannya "kata Bryan.
"Apa sih kak Bryan, kenapa jadi dengerin dia? "kata Laras pada Bryan.
Ya karena gue saat ini menjabat sebagai ratu kecantikan di kampus, gue nggak mau kalau posisi gue di geser sama Laras. Tapi setelah hari ini Laras bilang kalau dia pacaran sama pak Bryan aku jadi lega, karena aku yakin pak Bryan yang bakalan biarin pacarannya ini buat tebar pesona sama cowok-cowok yang ada di kampus, jadi gelar ratu kecantikanku tidak akan tergeser meskipun saat ini Laras ada di kampus "jawab Cherry.
"Aduh, pake diomongin lagi. Padahalkan gue cuma bohongin Cherry aja. Kalau gue pacaran sama kak Bryan. Niat gue kan nolongin Cherry tetapi kenapa sekarang justru gue butuh pertolongan ya. Gimana ya caranya supaya terhindar dari amukannya kak Bryan? "kata Laras dalam hati.
Karena aku yakin pak Bryan yang bakalan biarin pacarannya ini buat tebar pesona sama cowok-cowok yang ada di kampus, jadi gelar ratu kecantikanku tidak akan tergeser meskipun saat ini Laras ada di kampus "kata Cherry.
"Bener-bener diluar rencana ini mah, belum juga jadian. Malah gue udah percaya diri duluan pake bilang kalau kak Bryan pacar gue "kata Laras dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
Tanpa banyak bicara Bryan lalu menggendong Laras dan membawanya pergi. Lalu bagaimana dengan nasib Cherry ya?
Pastinya dilepasin dong!
"Jadi aku dibebasin pak? "tanya Cherry.
"Iya, kamu bebas! "jawab Sandy.
Kembali lagi ke Laras dan Bryan. Laras sepertinya sudah pasrah Bryan membawanya kemana. Meskipun begitu tetapi saat ini justru Bryan membawanya ke sebuah restoran.
"Kak ngomong dong, dari tadi diem aja? "kata Laras sambil memegang tangan Bryan.
"Maaf ya, soal gue bilang kita pacaran. Abisnya gue nggak mau punya musuh apalagi di kampus, lagian gue pindah kesini buat kuliah kok. Bukannya cari musuh. Terus kata Cherry, kak Bryan itu punya segalanya pasti dia bakalan tolongin orang yang dicintainya apalagi pacarnya. Ya udah tanpa pikir panjang gue bilang aja kalau kita pacaran "kata Laras panjang lebar.
"Duduk sini! "kata Bryan sambil menepuk pahanya.
Laras mengerutkan kedua alisnya pertanda bahwa ia bingung.
"Mau dimaafin nggak?"
"Kalau mau, duduk sini! "kata Bryan.
Demi mendapatkan maaf dari Bryan akhirnya Laras duduk di pangkuan Bryan.
"Hari ini sibuk banget ya? "tanya Bryan sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Laras.
"I....I...ya, kak! "jawab Laras dengan gugup.
"Stop, jantung jangan berdetak kencang dong. Kita harus bisa kerjasama ya, supaya kak Bryan nggak tau kalau saat ini gue udah beneran jatuh cinta sama dia "kata Laras dalam hati.
"Hari ini jadwal kuliahnya padat ya, sampe nggak sempet buka hp? "tanya Bryan sambil memainkan rambut Laras.
"Iya kak, padat hehe "jawab Laras.
"Em, coba kamu cek chat di grup Squad Goals sekarang pake hp aku sekarang! "kata Bryan sambil memberikan handphonenya pada Laras.
"Hah kok wallpapernya foto gue sih kak? "tanya Laras saat melihat hp Bryan yang memasang fotonya sebagai wallpaper.
"Ya abisnya aku susah tidur kalau belum liat foto kamu, makanya aku jadiin wallpaper. Nggak papa kan? "tanya Bryan sambil mengeratkan pelukannya pada Laras.
Laras bersusah payah menelan air liurnya mendengar perkataan Bryan.
"Kak, kenapa kakak bilang di grup kalau kita pacaran? "tanya Laras saat melihat isi chat Squad Goals.
"Loh bukannya kita memang pacaran?"
"Bukannya tadi kamu juga udah bilang sama Cherry? "tanya Bryan.
"Iya, tapi kan aku udah jelasin alasannya tadi sama kakak "jawab Laras.
"Oh kalau itu aku juga punya alasan?"
"Mau denger nggak alasannya? "tanya Bryan sambil menatap wajah imutnya Laras.
"Em, emang alasannya apa kak? "tanya Laras.
"Penasaran ya? "tanya Bryan balik sambil mencubit hidung Laras.
"Aaaaa, kakak mah gitu! "jawab Laras sambil menyembunyikan wajahnya di dada Bryan.
"Alasannya karena aku nggak mau keduluan sama cowok lain. Aku nggak mau kamu dimiliki cowok lain selain aku. Karena aku cuma mau kamu jadi milik aku bukan cuma pacar aku, mau ya? "tanya Bryan sambil mengusap pipi Laras.
"Kakak nembak nih ceritanya? "tanya Laras sambil memegang tangan Bryan yang mengusap pipinya.
"Ya bisa dibilang begitu. Tapi kalau kamu nggak mau juga nggak papa, karena kamu tetap jadi milik aku. Aku nggak butuh juga persetujuan dari kamu "kata Bryan sambil menatap dalam wajah Laras.
"Ih itu namanya pemaksaan tau, kakak mah nggak romantis banget. Masak nembak cewek yang super spesial dan imut kayak aku pake cara nggak romantis! "kata Laras dengan manja.
"What ever, but you're forever mine! "kata Bryan.
"Apphhhhhppppmmmmttttt "
Bryan mencium bibir Laras dengan melumat dan menghisap bibir Laras dengan lembut. Bahkan kini Bryan menggerakkan wajahnya ke kiri dan kanan mencari posisi yang pas untuk memakan bibir Laras. Cukup lama mereka berciuman hingga akhirnya Bryan melepaskannya karena keduanya merasa kekurangan udara untuk bernafas.
"Well, apakah sekarang sudah romantis? "tanya Bryan sambil mencium pipi Laras.
"ih, you're jerk, Bryan"
"I hate you "kata Laras dengan tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Bryan.
"I know, but you're mine baby girl! "kata Bryan sambil mengeratkan pelukannya pada Laras