NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:443
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Entering the center of the World

Ebenveth mengangkat tangannya, dan seketika ruang di sekitar mereka berubah. Mereka kini berada di dalam Menara Ilusi, dikelilingi oleh cermin-cermin yang menampilkan berbagai versi kehidupan Noah.

"Setiap cermin," Ebenveth menjelaskan, "menunjukkan pilihan yang bisa kau ambil. Yang telah kau ambil. Yang mungkin akan kau ambil."

Noah melihat dirinya dalam berbagai situasi - ada Noah yang memilih untuk tetap menggunakan Venuszirad untuk kekuasaan, Noah yang menyerah dan hidup sebagai mahkluk biasa (tidak abadi), Noah yang berhasil menemukan keseimbangan lebih awal.

"Tapi mana yang nyata?" tanya Noah.

"Semuanya nyata," Lera menjawab. "Di Ebensijven, setiap kemungkinan adalah realitas tersendiri."

"Dan itulah tantanganmu," Ebenveth menambahkan. "Kau harus memilih - bukan versi terbaik dari dirimu, tapi versi terbenar dari dirimu."

Noah melangkah mendekati cermin-cermin itu. Setiap bayangan memiliki ceritanya sendiri, pengalaman dan pelajaran yang berbeda.

"Bagaimana aku bisa tahu mana yang benar?" Noah bertanya pada Lehfilma.

"Gunakan apa yang telah kau pelajari," Lehfilma menjawab melalui Vianemur. "Kristal Penyembuhan mengajarkan tentang kehidupan. Kristal Kendali tentang keseimbangan."

Noah memejamkan mata, merasakan energi dari kedua kristal yang dia bawa. Saat dia membuka mata, dia melihat sesuatu yang berbeda di salah satu cermin - versi dirinya yang tidak tampak terlalu kuat atau terlalu lemah, tidak terlalu baik atau terlalu jahat.

"Versi itu," Noah menunjuk, "tampak paling... nyata."

"Karena itulah dirimu yang sebenarnya," Ebenveth mengangguk. "Bukan yang terkuat atau terlemah, tapi yang paling seimbang. Yang memahami bahwa kekuatan sejati datang dari penerimaan akan semua sisi dirimu."

Saat Noah melangkah mendekati cermin itu, bayangan-bayangan lain mulai bereaksi. Beberapa mencoba menariknya, menggodanya dengan janji-janji kekuatan atau kedamaian absolut.

"Jangan tertipu," Lera memperingatkan. "Kesempurnaan bukan tujuanmu."

"Aku tahu," Noah tersenyum. "Kesempurnaan adalah ilusi. Keseimbangan adalah kenyataan."

Dia mengulurkan tangan, menyentuh cermin yang menampilkan versi dirinya yang seimbang. Seketika, cermin itu bersinar terang, dan dari dalamnya muncul kristal ketiga - berwarna biru safir yang berkilau dengan cahaya dalam.

"Kristal Kebenaran," Lehfilma menjelaskan. "Aspek ketiga dari Venuszirad."

Noah mengambil kristal itu, merasakannya beresonansi dengan dua kristal lainnya. Penyembuhan, Kendali, dan Kebenaran - tiga aspek yang perlahan mulai membentuk pemahaman utuh tentang kekuatan sejati.

"Selamat," Ebenveth tersenyum. "Kau telah menemukan dirimu yang sejati. Tapi perjalananmu belum selesai."

"Masih ada banyak dunia lagi," Lera menambahkan. "Dimensi Juranghaya."

Noah mengangguk. Tiga kristal telah ditemukan, masing-masing membawa pelajaran yang berbeda.

Noah mengeratkan genggamannya pada ketiga kristal itu, merasakan energi mereka yang berputar dan saling terhubung. Sensasi hangat menjalar dari tangannya ke seluruh tubuh, seolah ketiga kristal itu sedang berkomunikasi satu sama lain, berbagi rahasia kuno yang telah lama tersembunyi.

"Dimensi Juranghaya," Noah mengulang kata-kata Lera. "Apa yang menungguku di sana?"

Ebenveth melangkah mendekat, jubah hitamnya berdesir lembut. "Juranghaya adalah tempat di mana semua dimensi bertemu - seperti titik pusat dari roda yang tak terhingga. Di sana, kekuatan Venuszirad mencapai puncaknya."

"Tapi juga tempat yang paling berbahaya," Lehfilma menambahkan, suaranya bergema melalui Vianemur. "Banyak yang mencoba mencapai Juranghaya. Sedikit yang kembali."

Noah menatap ketiga kristal di tangannya. Kristal Penyembuhan berwarna hijau zamrud berpendar lembut, mengingatkannya akan pelajaran tentang kehidupan dan empati. Kristal Kendali memancarkan cahaya merah delima, simbol dari kekuatan dan keseimbangan. Dan kini, Kristal Kebenaran berwarna biru safir, berkilau dengan kebijaksanaan yang dalam.

"Aku siap," kata Noah mantap. "Tapi bagaimana cara mencapai Juranghaya?"

Lera mengangkat tangannya, dan udara di sekitar mereka bergetar. Cermin-cermin di Menara Ilusi mulai berputar, menciptakan spiral cahaya yang memukau. "Juranghaya tidak bisa dicapai dengan cara biasa. Kau harus menggunakan kekuatan ketiga kristal secara bersamaan."

"Tapi ingat," Ebenveth memperingatkan, "kekuatan sebesar itu bisa menghancurkanmu jika kau tidak siap. Bahkan dengan semua yang telah kau pelajari."

Noah mengangguk, memahami risiko yang dia hadapi. Dia telah belajar bahwa kekuatan sejati bukan tentang dominasi, melainkan tentang pemahaman. Tentang menerima semua aspek dari dirinya - kebaikan dan kegelapan, kekuatan dan kelemahan.

"Pegang kristal-kristal itu," Lehfilma menginstruksikan, "dan bayangkan mereka sebagai satu kesatuan. Bukan tiga kekuatan terpisah, tapi satu kekuatan yang utuh."

Noah memejamkan mata, memusatkan konsentrasinya. Dia merasakan energi dari ketiga kristal mulai berpadu. Kristal Penyembuhan memberikan kehangatan yang menenangkan. Kristal Kendali menawarkan kekuatan yang stabil. Kristal Kebenaran membawa kejernihan pikiran yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Ruangan mulai berputar lebih cepat. Cermin-cermin berkilau semakin terang hingga cahayanya membutakan. Noah merasakan tubuhnya seolah ditarik ke segala arah sekaligus.

"Jangan melawan!" dia mendengar suara Lera berseru. "Biarkan energinya mengalir!"

Noah melepaskan semua resistensi dalam dirinya. Dia membiarkan energi ketiga kristal membawanya, mempercayai bahwa keseimbangan yang telah dia temukan akan menuntunnya.

Ketika cahaya mulai meredup dan ruangan berhenti berputar, Noah membuka matanya. Pemandangan di hadapannya membuat napasnya tercekat.

Mereka tidak lagi berada di Menara Ilusi. Di sekeliling mereka terbentang lansekap yang mustahil - puluhan, mungkin ratusan dunia yang berbeda, semua terlihat secara bersamaan seperti mozaik realitas yang rumit. Langit di atas mereka dipenuhi dengan galaksi-galaksi yang berputar, sementara di bawah kaki mereka, tanah seolah terbuat dari kristal yang merefleksikan semua dimensi yang ada.

"Selamat datang di Juranghaya," kata Reghel sang penjaga pelan. "Pusat dari segala dunia dibawahnya, kau harus menjelajahi lagi dunia - Juranghaya adalah Dunia yang menopang dunia yang dia pilih - terdapat tujuh Dunia. Jelajahi lah terus pengetahuan dan keseimbangan."

Reghel mengangkat tongkatnya yang berkilau keemasan, menggambar sebuah lingkaran di udara. Di hadapan mereka, muncul proyeksi tujuh lingkaran yang saling terhubung, dengan Juranghaya di pusatnya.

"Tujuh dunia," Reghel menjelaskan, "masing-masing memiliki perannya dalam menyeimbangkan realitas. Dan yang pertama harus kalian jelajahi adalah Ifthur Eidifnator."

Noah melirik ke arah adiknya, Exiriazurna. Gadis itu mengangguk mantap, tangannya menggenggam erat Vianemur yang berpendar lembut.

"Ifthur Eidifnator," Exiriazurna berkata pelan, "dunia pertama di bawah Juranghaya. Apa yang membuat dunia ini istimewa?"

"Dunia ini adalah tempat di mana energi murni terbentuk," Reghel menjawab sambil menunjuk ke arah salah satu lingkaran yang berpendar keunguan. "Di sana, kalian akan menemukan sumber dari kekuatan yang mengalir ke semua dunia lainnya."

Noah merasakan ketiga kristalnya beresonansi lebih kuat. "Kristal-kristal ini... mereka seperti merespons sesuatu."

"Tentu saja," Lera menimpali. "Kristal-kristal Venuszirad berasal dari energi murni Ifthur Eidifnator. Mereka merasakan panggilan untuk kembali ke asal mereka."

Reghel mengayunkan tongkatnya sekali lagi, dan sebuah portal mulai terbentuk - gerbang berpilar kristal dengan energi keunguan yang berputar di tengahnya.

"Kalian harus berhati-hati," Reghel memperingatkan. "Ifthur Eidifnator, Disana banyak penjagaan yaitu para Hewan kasar dan malaikat. Aku adalah penopang itu sendiri jika kau mengalahkan aku semua - Noah kau akan mendapatkan semua ini."

"Tidak, aku tidak lagi memikirkan kekuasaan."

Noah dan Exiriazurna saling pandang, komunikasi tanpa kata yang hanya bisa dipahami oleh saudara. Mereka telah melalui banyak hal bersama, dan ini adalah babak baru dalam perjalanan mereka.

"Kami siap," kata mereka bersamaan.

Mereka melangkah. Noah merasakan kristal-kristalnya berdenyut semakin kuat, sementara Vianemur dalam genggaman mulai memancarkan cahaya yang lebih terang.

"Satu hal lagi," Reghel berkata saat mereka hampir mencapai ruang. "Di Ifthur Eidifnator, masa lalu dan masa depan kadang bertemu. Jangan terkejut jika kalian menemukan jawaban atas pertanyaan yang belum kalian tanyakan."

Dengan kata-kata misterius itu bergema di telinga mereka, Noah dan Lera melangkah memasuki dunia bawah. Cahaya keunguan menyelimuti mereka, dan mereka merasakan tarikan yang kuat ketika dimensi di sekitar mereka mulai berubah.

Petualangan mereka di dunia pertama di bawah Juranghaya - Ifthur Eidifnator - baru saja dimulai.

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!