NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?

..."Bukan cinta, jika saja tidak merasakan tulusannya cinta yang luar biasa. Bukan cinta, jika saja rasa memiliki tidak lagi ada. Buktinya cinta hanya akan hadir, setelah rasa itu tumbuh di dalam hati yang mulai terbuka."...

...~~~...

Melihat Azura yang bergumam sendiri, seakan ingin membuat semua orang yang berada di dalam rumah itu tertawa, termasuk Mahen yang sedang menggendong tubuh Azura.

Puas memandangi atap rumahnya, Azura memutar matanya ke samping kanan. Dan begitu terkejutnya ia, pada saat melihat seorang laki-laki berwajah tampan, dengan iris mata tajam yang sudah menatapnya dalam.

Deg.

Keduanya saling beradu pandang untuk yang kedua kalinya lagi. Dan benar saja, rasanya seakan kembali merasakan, sebuah rasa yang sudah hilang sebelumnya.

Untuk beberapa menit keduanya saling menatap, seakan melupakan semua orang yang ada di dekatnya, termasuk Abi Ibrahim dan Ummi Safa yang menyaksikan momen itu.

Namun, detik kemudian Azura mulai tersadar kembali, dan begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki tampan itu yang berada tepat di dekatnya, apalagi dengan posisi yang sedekat sekarang ini.

"Aaaaaa! A Mahen," pekik Azura dengan menutup mulutnya karena reflek berteriak, melihat wajah tampan yang dikaguminya itu berada tepat di dekatnya.

"Suttt! Berisik, nanti kamu jatuh," ucap Mahen dengan menegur Azura yang telah membuat gandeng telinganya itu sakit, karena teriakan dari gadis itu.

"Hah, jatuh? Aaaaaa, A Mahen gendong aku?" tanya Azura merasa begitu bahagia bisa digendong oleh laki-laki yang disukainya itu.

"Iya, tapi cukup Azura! Jangan seperti itu, nanti jatuh. Lagian, tadi kamu tidurnya pulas banget makanya Mahen gendong sampai rumah. Eh, malah udah bangun saja sekarang," jelas Mahen agar tidak membuat gadis itu terlalu kepedean nantinya.

Wajah Azura tiba-tiba berubah menjadi cemberut, karena memang jawaban dari Mahen tidak seperti yang diinginkan olehnya itu. Namun, hal terduga malah dilakukan oleh Mahen. Laki-laki itu menurun kembali tubuh Azura seperti semula, karena gadis itu telah bangun dari tidur pulasnya.

"Eh, kok diturunin? Kan belum sampai di kamar Azura," kata Azura yang heran, melihat Mahen yang menurunkan tubuhnya.

"Azura, kamu itu sudah besar Nak! Enggak boleh di gendong terus gitu sama Mahendra dong. Sudah masuk kamar saja sendiri ya? Mahen pasti sudah pegal-pegal sudah gendang kamu tadi," ujar Ummi Safa memberikan pengertian.

"Ih, Ummi! Azura kan masih mau dekat sama A Mahen," kata gadis itu tidak sengaja berucap yang akan menimbulkan kecurigaan kedua orangtuanya itu.

"Hah, maksudnya apa Azura?" tanya Abi Ibrahim yang merasa heran akan ucapan Azura barusan.

"Eh, maksudnya itu Azura masih mau berlama-lama dulu sama A Mahen, gitu Abi. Soalnya kan' selama di Bandung, Azura enggak bisa bebas ketemu A Mahen seperti sekarang ini," jawab gadis itu dengan mencari alasan yang tepat.

"Oh ya udah, kita masuk ke dalam sambil istirahat. Pasti Mahen capek banget itu, karena sudah menempuh perjalanan cukup jauh," kata Abi Ibrahim dengan begitu pengertian.

"Iya, betul itu Mahen. Kamu di sini dulu istirahat, biar Ummi buatkan teh hangat untuk kamu," sahut Ummi Safa yang ikut menimpali perkataan suaminya.

Mahen hanya tersenyum dan mengangguk. "Iya Tante, Paman. Mahen akan di sini dulu," ucapnya dengan mengikut langkah Abi Ibrahim dan Ummi Safa yang membawanya ke sofa ruang tamu.

"Nah gitu dong, Mahen. Kamu itu harus sering-sering ke sini, biar kita tuh dekat dengan kamu," kata Abi Ibrahim setelah sekian lama tidak bertemu dengan keponakannya itu.

"Iya, Paman. Ini juga kebetulan Mahen anterin Azura pulang sesuai janji. Dan sekalian nanti mau ketemu sama Umma dan Baba," seru Mahen yang juga memiliki niat lain.

"Wah kebetulan sekali, nanti kamu bawa Azura ke rumah ayahmu itu ya? Azura katanya pengen banget ketemu sama Om dan Tante nya itu," ucap Abi Ibrahim dengan begitu ramah.

"Iya, Paman. Insya allah, Mahen bawa Azura nanti," jawab Mahen sembari melirik Azura yang sedari tadi hanya senyum-senyum saja, memandanginya dari jarak yang lumayan dekat.

Beberapa menit kemudian, seseorang laki-laki tiba-tiba datang ke rumah Abi Ibrahim, dengan memakai pakaian khas santri yang sama seperti Mahen. Dan ia adalah Jibril, sosok yang sempat akan dinikahkan dengan Azura sebelumnya.

"Assalamualaikum, Abi Ibrahim Ummi Safa. Maaf menggangu waktu kalian semua," ucap Jibril dengan begitu sopannya, walupun terkesan tidak pas waktunya.

Semua mata tiba-tiba tertuju kepadanya, seakan ada sebuah badai yang akan datang di dalam damainya lautan.

"Waalaikumsalam. Iya, Jibril. Ada apa datang ke sini? Tumben-tumbenan, biasanya ngasih kabar dulu, jika ingin datang ke mari." Abi Ibrahim mulai bersuara.

"Iya, Abi. Maaf belum sempat kasih kabar, soalnya Jibril buru-buru datang ke sini, setelah tahu jika calon istriku telah kembali lagi ke rumah Abi Ibrahim," jawab Jibril dengan sesekali melirik Azura yang nampak diam saja.

"Emmm ... iya, Azura telah kembali. Dan baru saja di antar oleh sepupunya, Mahen." Ummi Safa menyahut ucapan dari Jibril.

"Alhamdulillah, syukurlah. Azura kamu baik-baik saja, kan?" tanya Jibril yang tiba-tiba saja mendekati Azura dan berjongkok di hadapan calon istrinya itu.

Pandangan semua orang langsung tertuju kepada Jibril yang tiba-tiba saja menghampiri Azura, dengan tanpa berbasa-basi dulu. Dan itu pun dapat menarik perhatian Mahen untuk melihatnya.

"Iya, Azura baik-baik saja kok Jibril," jawab Azura begitu ketus, karena emang dari awalnya gadis itu tidak ingin menikah dengan Jibril.

"Alhamdulillah, aku sangat merindukanmu selama ini. Dan akhirnya, kita bisa kembali bertemu lagi. Aku sangat senang, kita bisa segera melanjutkan acara pernikahan kita lagi yang sempat tertunda dua minggu yang lalu, Azura." Jibril tiba-tiba berucap seperti itu di hadapan kedua orangtuanya Azura dan juga Mahendra.

Azura hanya diam, dia nampak tersenyum tipis, karena bingung harus menjawab apa. Dan dia juga, belum mau untuk menikah dalam waktu dekat ini. Terlebih, laki-laki yang dicintainya juga berada di dalam rumahnya sekarang ini, apalagi melihat Jibril bersamanya.

Ummi Safa dan Abi Ibrahim tidak mempermasalahkan itu, jika saja Azura masih menginginkan pernikahannya di adakan kembali. Namun, keduanya begitu khawatir, jika saja hal yang sama terulang kembali kepada putrinya.

Mahen yang melihat drama dari Jibril, seakan merasa tidak suka, karena dirasa sikap Jibril terlalu berlebihan, dan terkesan terburu-buru sehingga membuat Azura tidak nyaman. Dan ia juga tidak suka, jika Azura berdekatan dengan laki-laki yang bernama Jibril itu, walaupun Jibril telah menjadi calon suaminya Azura.

"Entah kenapa, aku tidak begitu menyukai laki-laki itu. Dan aku seakan ingin marah, jika laki-laki itu sampai berdekatan dengan Azura. Apa mungkin, aku cemburu?" gumam Mahen di dalam hatinya, dengan kedua mata yang menatap kepada Azura dan Jibril, dan tidak luput dari pandangan matanya.

.

.

.

Hayo, cemburu gak tuh? Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan berikan like sama komentar kalian yang banyak ya! Jangan sampai ketinggalan loh!

Oh ha, info sedikit. Untuk Chapter 17, kalian bisa baca lagi ya reader, soalnya ada perubahan dan penambahan, karena kemarin itu banyak typonya dan ada beberapa yang belum ketulis. Kalian bisa baca ulang lagi ya! Maaf atas ketidak nyamannya loh! Happy reading, oke?

1
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!