Menjalani Takdir Pernikahan yang Begitu Rumit Untuk Sania..
" Katakan Apa Salah Ku Sehingga Kau Memberikan Aku Ujian Seberat Ini! " Sania Terduduk Pilu Saat Menyadari Takdir Pernikahan Nya Tidak Sesuai Dengan Semua Nya....
Mampukah Sania Bertahan Atau Ia Akan Memilih Pergi....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal-10
( Mempertaruhkan Kebahagiaan Hati Demi Menjaga Sebuah Hati Yang Lain )
Aditya gusar Mengusap Wajah Nya Yang Pucat, Netra Nya memandang Foto Dirinya Dan Karina Di Meja Rias Nya.
Foto Saat Kelulusan Masa SMA Dulu, Dan tidak Di Sadari Kala Lulus Kuliah Asmara Itu Tumbuh Aditya Dan Karina Menjalin Hubungan Sampai Sekarang Mungkin Sudah Lima tahun.
" Ahh.... Ini Tidak Mungkin!" Tiba-Tiba Saja Ingatan Aditya Mengarah Pada Pernikahan Dirinya Dan Sania.
Kepalanya Mendadak Pusing, Kala Mengingat Semua Yang Telah Terjadi.
TOk...
TOK...
TOK...
Suara Ketukan Pintu Membuyarkan Lamunan Aditya..
" Permisi Pak, Saya Mengatrkan Makan Malam " Terlihat Sania Membawa Nampan, Seperti Biasa Jika Makan Malam Sania Selalu Mengantarkannya Pada Aditya.
Namun Bukanya Senang Entah Menggapa Saat Melihat Sania Dirinya Malah Ingin Meluapkan Segala Kekesalnya.
" Lagi-Lagi Kenapa Kau Yang Datang? " Tanyanya Dengan Raut Wajah Yang Sangat Datar
" Ibu Yang Menyuruh Ku Pak'' Sania Juga Malas Jika Lagi-Lagi Di Protes Oleh Aditya.
Akhirnya Dirinya Memilih Segera Keluar Dari Kamar Aditya Dan Lebih Memilih Bermain Bersama Difa Dan Juga Naura Di Kamar Mereka.
" Kak Sania... Coba Ceritakan Bagaimana Desa Kaka? " Naura Berpangku Tangan, Dirinya ingin Sekali Mendengar Cerita Kampung Halaman Karena Kan Mereka Tidak Punya Kampung Halaman.
" iya Kak, Coba Ceritakan " Difa Juga Tidak Sabar Mendengar Cerita Sebuah Desa.
" Iya- Desa Kaka Sangat Sejuk, Jika Pagi Semua Orang Akan Mandi Di Kali, Namun Disana Setiap Pagi Semua Orang Akan Sibuk Dengan Aktifitas Mereka Masing-Masing " Sania Mengelus Kedua Rambut Bocah Kecil Itu, Difa Dan Juga Naura Berganti Berbaring Memeluk Tubuh Kecil Sania Mereka Berdua Sepertinya Sudah Sangat Nyaman Dengan Sania.
" Lalu Teruskan Kak? Apa Saja Yang Ada Dalam Desa mu? " Ucap Difa Matanya Sudah Sangat Sepat.
Sania Tersenyum Hangat, Saat Tahu Difa Dan Naura Senang Mendengar Cerita Nya. " Disana Ada Sawah, Dan Setiap Sore Juga Kaka Selalu Mencari Rumput Untuk Makan Kambing, Dan Suatu Ketika Saat Kaka Selesai Mencari Rumput Hujan Turun Dengan Lebat Dan- " Sania Tidak Melanjutkan Cerita Nya Karena Ternyata Difa Dan Naura Sudah Terlelap.
Namun Tiba-Tiba Saja Air Matanya Jatuh Di Pelupuk Mata, Hatinya Pilu Saat Ingat Kejadiannya Di Kampung..
Hari Sudah Larut Malam, Sania Segera Melepaskan Tautan Kedua Gadis Itu, Dan Dirinya Segera Pindah Ke Kamar Nya.
Sania Berjalan Melewati Undakan Tangga, Semua Kamar Memang Berada Di Lantai Dua. Hanya Kamar Aditya Yang Berada Di Atas Dan Gudang Yang Di Jadikan Kamar Sania.
Semua Orang Sudah Tidur, Hening Dan Juga Sepi, Namun Terdengar Aditya Sedang Mengambil Air Minum Di Dispenser
Sania Melihatnya Namun Tidak Berani Menyapa! Takut Jika Aditya Akan Meluapkan Semua Kekesalnya Lagi. Aditya Juga Melakukan Hal Yang Sama Diam Dan Juga Acuh!
Sania Menutup Pintu Kamar Perlahan, Tubuhnya Sangat Lelah Menjalani Aktifitas Dan Mental Yang Di Hajar Habis Oleh Aditya.
" Aku Akan Meminta Talak Saja, Pada Pak Aditya! " Entah Mengapa Tiba-Tiba Saja Pikiran Sania Mengarah Kesana.
Sania Mengepalkan Kedua Tangan Nya, Sambil Mengigit Bibir Bawah Nya. Kembali Lagi Membuka Pintu Kamar Berharap Aditya Masih Ada Di Luar Kamar Mereka Namun Ternyata Aditya Sudah Masuk Kedalam Kamarnya Lagi.
" Huh... Apa Ini pilihan Terbaik ku Ya Allah? " Sania Memegangi Dadanya.
Namun Harapannya bangkit Kembali Saat Ia Ingin Mencari Rindu Untuk Sang Ibu, Setidaknya Keberadaannya Di Kota Bisa Mencari Kabar Dan Berita Ayahnya entah Itu Masih Hidup Atu Sudah meninggal.
.
.
Setelah Selesai Bekerja Aditya Menemui. Kekasih Hatinya Karina Yang Baru Saja Keluar Dari Mall.
Aditya Memeluk Karina Hangat Karena Mereka Sudah Lama Tidak Bertemu, " Bagaimana Kabar Ibu Aditya? " Ucap Karina Sambil Duduk Di Mobil.
Sebenernya pertemuan ini Aditya akan memberitahu soal pernikahan dirinya dan Sania. Karena hal itu terus mengusik fikiran Aditya " ibu Baik " Ucap Aditya Sambil Ia keluar Dari Parkiran Mobil.
" Sayang ada yang ingin Aku bicarakan " Aditya Memasang mimik Wajah Serius Namun dirinya juga bingung harus bicara Dari mana dulu?
" iya bicara Apa? " Karina Menoleh Aditya Dengan Hangat
" Sebenarnya Ini Soal Saat Diriku Di Desa itu " Aditya Sedikit Gugup, Ia Menepiskan Mobil Nya Pada Tepi Jalan.
" Iya. Apa Katakan Saja? " Karina Mencondongkan Wajahnya Siap Mendengar Ucapan Aditya.
" Sebenarnya Aku..."
Tiba-Tiba Saja Ponsel Aditya Berdering Pangilan Dari Ibunya nya..
" Sebentar Aku Angkat Dulu Telfon Nya " Aditya Memencet Tombol.
" Hallo Bu..."
" Iya Aditya Kau Sudah Sampai Mana Cepatlah Datang, Ibu Sudah Memasakan Menu kesukaan Karina " Bu Ratih Terlihat Sangat antusias Menyambut Calon Menantu Nya.
" Iyah Baik Bu Kami Akan Segera Datang " Aditya Menutup Sambungan Telfon
ia Melirik Kembali Karina Wanita Yang Ia Cintai Selama Lima Tahun Ini, Ada Rasa Terselubung Dalam Hatinya Takut Jika Ia Kehilangannya. Akhirnya Aditya mengurungkan niatnya untuk Tidak Membicarakan Hal itu.
" Aditya Tadi Kau Mau bicara Apa? "
" Tidak Papa Karina, Kita Kerumah Sekarang Yah Semua Sudah Menunggu " Aditya Tersenyum Hangat..
Karina Membenarkan Anak Rambutnya Yang sedari Tadi Menutupi Mata, ia Menarik Nafasnya Dalam Sambil Dirinya Masih Penasaran Dengan Kata-Kata yang Akan Aditya Ucapkan Padanya.
.
.
Sementara Di Rumah Keluarga Aditya Sedang Sibuk Menyiapkan Makan Dan Minuman Untuk Menyambut Datangnya Calon menantu.
" Sania Tolong Kau Ambilkan Piring Dilemari " Pekik Bu Ratih.
" Iya. Bu " Sania Segera Bergegas Mengambil Piring Di Lemari, Kelihatnya Piring Yang Sangat Mahal Pada Saat Itu.
Bahkan Sania Yang Biasanya Makan Dengan Piring Plastik Saja Sampai Takjub melihat Piring Bermerek Dirumah Kelurga Suaminya.
" Ayo Taruh Disana Sania, Soalnya Karina Calon istrinya Aditya Akan Datang " Bu Ratih Terlihat Sangat Bahagia Kala Menyebut Namanya.
Sania manguk-manguk, Dan Langung Merapihkan Meja Menaruh piring Dan Juga menata gelas Disana.
" Andai Saja Aku Yang ada Disini " Sania Menunduk Pilu, Sambil Mengelus Bangku Yang Akan Di Duduki Oleh Calon Menantu.
Setelah Selesai beberes Sania Izin Mandi Sejenak Kepada Bu Ratih, Setelah Mendaptkan Izin Ia Langung Menuju Ke Kamar Nya. Lagi-Lagi Saat Sedang Sendiri Air Matanya Selalu Jatuh Entah Mengapa?
" Aku Tahu Pak Pernikahan Kita Memang Hanyalah Pernikahan Yang Kau Anggap Palsuh, Tapi Saat Dirimu Mengucapkan Ijab kabul Malaikat Telah Mencatat Semuanya Dan Tiang Ars telah Terguncang karena Janji Mu DiDepan Penghulu menikahi ku Artinya Aku Adalah Tanggung jawab mu Kan? " Dadanya Sesak Sania berbicara Dengan dirinya Sendiri.
Setelah ia Selesai Mandi Ia Melihat Wajah nya Di Cermin, Matanya Melihat Nyalang Kala Mengingat Tadi Semua Orang Bahagia Menyambut kedatangan Karina.
" Aku Kalah Segalanya! " Sania Mengusap Wajahnya yang sembab, ingatan nya Langsung Mengarah pada pernikahan Nya Karena Saat menikah Pun ia Hanya Di Kasih Mahar Sebesar Limapuluh Ribu Rupiah Saja.
.
.
" Perkenalkan Karina... ia Adalah Sania Art Baru Di Rumah ini, Aditya Yang membawa Nya Dari Desa " Ucap Bu Ratih Sambil menunjuk Ke Arah Sania. Namun Terlihat Senyuman Di Wajahnya Begitu Nyata!
.
.
.
" Bersambung "