NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

Pagi ini Zayden begitu rewel, dia tak ingin lepas dari Pricilla maupun Maxwell. Bayi itu terus menangis dan suhu tubuhnya pun naik pasca imunisasi kemarin.

"Zayden ikut Mama ya, nanti ketemu aunty Chelsea." bujuk Pricilla.

Zayden terus menangis memegangi jas yang Maxwell pakai. "Paa."

"Ya  sudah Zayden ikut Papa ya?" tanya Maxwell menggendong Zayden.

Zayden kembali menangis saat Pricilla berjalan menjauh, dia merentangkan tangannya ingin di gendong sang ibu.

"Mamaa, hwaa. Maaa.”

Pricilla menghela nafasnya sebelum kembali menggendong Zayden. Dia dan Maxwell sama sibuk pagi ini jadi Zayden harus ikut dengan Pricilla karena setidaknya di rumah sakit ada tempat penitipan anak kepercayaan Pricilla.

"Oke Zayden ikut Mama ya, lepaskan Papanya sayang, Papa mau kerja." bujuk Pricilla sembari menyodorkan asinya ke arah mulut Zayden

Zayden melahap itu tapi tangannya tetap memeluk tangan besar Maxwell. Anak itu sedang rewel sehingga Maxwell maupun Pricilla jadi merasa serba salah dengan keinginan sang putra mereka itu. Mereka belum mengerti apa yang Zayden inginkan karena keterbatasan kata yang Zayden bisa ucapkan. Selain itu tangisan Zayden juga membuat pikiran mereka kalut.

"Zayden, Papa ada rapat penting pagi ini, sayang. Zayden bersama Mama dulu ya. Atau Zayden mau ikut Papa ke kantor?" bujukan Maxwell justru malah membuat Zayden kembali menangis.

"Ssstt ssstt, jadi Zayden maunya apa sayang? Ikut Mama gak mau, ikut Papa juga gak mau, Zayden mau dengan siapa?" ucap Pricilla lembut.

"Paa."

"Kalau gitu Zayden mau ikut Papa?"

"Maaa."

Maxwell menghela nafasnya, jadi begini rasanya saat anak sedang rewel? Dia salut pada Pricilla yang tetap sabar menenangkan Zayden.

Sedangkan dia, sedari tadi sudah menahan kekesalan dalam dirinya.

"Zayden mau ikut dengan Papa dan Mama?" tanya Pricilla.

Zayden mulai tenang mengangguk.

"Tapi Papa dan Mama tempat kerjanya berbeda sayang. Zayden harus ikut salah satunya." ucap Pricilla memberikan pengertian meskipun tak yakin Zayden akan mengerti.

"Aboyeh, Maa aboyeh ja." Zayden kembali menangis. (Tidak boleh, Mama tidak boleh kerja)

"Iya iya sssttt, tapi Mama harus bekerja, sayang." ucap Pricilla membuat tangisan Zayden kencang kembali.

"Aboyehh, hwaa."

"Sstt ssttt, Zayden dengar Papa, jadi Zayden mau ikut Papa dan Mama? Kalau begitu Zayden ikut dengan Papa ya ke kantor, dengan Mama juga." final Maxwell.

Pricilla menengok pada Maxwell tak setuju.

"Aku tak bisa ikut denganmu, aku ada operasi pagi ini."

Zayden semakin kencang menangis. "Iya iya, sayang, Mama dan Zayden ikut Papa ya, sstt jangan menangis lagi."

Tangisan Zayden berhenti, dia kembali menyusu meskipun masih sesegukan sambil memeluk tangan Maxwell tak memperbolehkannya pergi. Maxwell bergerak mengambil ponselnya lalu menelepon Edric.

"Hallo, Pricilla hari ini ambil cuti, Zayden sedang demam dan rewel." ucap Maxwell lalu mematikan sambungan teleponnya.

"Kau gila? Kau tak bisa melakukan itu." protes Pricilla.

"Tentu saja bisa, Edric akan mengurus semuanya. Ayo bersiap, kalian ikut aku ke kantor." Jawab Maxwell.

Pricilla merotasikan bola matanya, bau - bau nepotisme, huh?

"Aku ada operasi hari ini, bagaimana bisa kau tiba- tiba menyuruh aku untuk cuti."

"Kau tak lihat bagaimana kondisi anakku sekarang? Dia sedang demam, kau lebih mementingkan pasienmu itu daripada anakmu? Lagi pula disana banyak dokter lainnya yang bisa menggantikanmu." ujar Maxwell.

"Tapi tak bisa seenaknya seperti itu, bagaimana dengan omongan dokter dan perawat lainnya kalau aku seenaknya meminta cuti seperti ini, Chelsea saja tak pernah seenaknya tiba - tiba minta cuti seperti itu pada Edric." protes Pricilla.

Maxwell mendengus. "Bisakah kau simpan protesan mu itu untuk nanti? Berhentilah mendebatku sekali ini saja. Segera bersiap dan cepat ikut aku."

Akhirnya, Pricilla kembali mengalah pagi ini.

Namun, kegiatan bersiap Pricilla tak bisa dilakukan karena Zayden masih terus menyusu sehingga pergerakannya terhambat. Dan berakhirlah Maxwell yang menyiapkan keperluan Zayden dengan instruksi darı Pricilla.

Pria itu juga yang menyisir rambut panjang Pricilla yang belum sempat wanita itu rapikan.

.

.

.

Kantor pusat Zeus mendadak heboh saat Maxwell datang ke kantor sambil menggendong seorang bayi, juga seorang wanita yang membuntutinya dari belakang.

"P-Pak Maxwell-" sang sekretaris tampak terkejut saat Maxwell datang dengan bayi di gendongannya.

"Berapa menit lagi rapatnya akan dimulai?" tanya Maxwell memotong ucapan sang sekretaris saat mereka sampai di ruangan CEO.

"L-lima menit lagi, Pak. Dewan direksi sudah hadir di ruang rapat." jawab sekretaris itu dengan mata yang memindai pada Pricilla dan Zayden.

"Oke, kau boleh pergi, aku akan segera menyusul." usir Maxwell.

"Nah Zayden bersama Mama dulu ya disini, Papa rapat sebentar." ucap Maxwell memberikan Zayden pada Pricilla.

"Tunggu disini, rapatnya mungkin akan sedikit lama. Jadi kalau kau butuh apa - apa hubungi Rowon, dia akan standby diluar." sambung Maxwell mencium kening Pricilla sebelum pergi dari ruangan itu.

Pricilla menghela nafasnya setelah Maxwell menutup pintu. Dia mendudukan Zayden di karpet bulu yang tadi Maxwell gelar disana.

Dia ikut duduk disamping Zayden yang mulai anteng bermain dengan mainan yang dia bawa tadi.

Pricilla merasa tak nyaman saat sepanjang jalan tadi, dia terus mendengar bisikan - bisikan dari karyawan. Yang paling membuat dia tak nyaman adalah bisikan mereka tentang Zayden.

Pricilla tak suka ketika ada bisikan negatif tentang anaknya, telinga Pricilla memanas tak suka. Apalagi dengan sekretaris Maxwell tadi yang menatap dirinya dengan Zayden tidak suka secara terang - terangan.

Ini adalah pertama kalinya Maxwell dan Pricilla membawa Zayden pada publik, apalagi dengan kedudukan Maxwell yang tinggi. Pricilla yakin setelah ini pasti akan ada pemberitaan tentang anaknya.

"Apa itu anak dan istrinya Pak Maxwell?"

"Setahuku Pak Maxwell belum menikah."

"Benarkah? Lalu mereka siapa?"

"Oh astaga aku patah hati."

"Mungkin dia jalang yang menggoda Pak Maxwell, dan anak itu adalah anak haram mereka."

"anak haram?"

"Ya, Pak Maxwell kan orang terkemuka, pasti pernikahannya pun akan di sebar ke publik, tapı nyatanya status Pak Maxwell yang diketahui publik adalah single. Sudah pasti mereka kumpul kebo dan anak itu adalah anak haram yang lahir diluar pernikahan."

"Wah aku tak sangka, lalu kenapa mereka belum juga menikah, padahal anaknya sudah sebesar itu.”

"Kau tahu, Pak Maxwell itu anti relationship. Jadi mana mungkin dia mau menikah, dia hanya melakukan one night stand dengan para wanita panggilan."

"Aku rasa anak itu hanyalah pancingan supaya dia bisa mendapatkan Pak Maxwell."

"Aish wanita licik, dia memanfaatkan anak kecil untuk kesenangannya."

"Tapi anak itu adalah anak haram, jadi tak salah kan kalau mau dimanfaatkan seperti itu."

Telinga Pricilla memanas, dia mengepalkan tangannya saat mendengar para pegawai itu bergosip tentang dia dan mengatai anaknya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!