Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 pembunuh bayaran
"A-apa maksudmu aku harus mati dulu, Arjuna?" tanya
Erik syok.
"Jangan bilang aku harus bereinkarnasi seperti di
film-film," ucap Erik.
Arjuna terkekeh.
"Itu cuma kiasan, Erik," ucap Arjuna.
"O-oh begitu. Lalu apa maksudnya mati?" tanya Erik.
Arjuna terdiam.
"Kenapa Arjuna?" Erik heran karena Arjuna tiba-tiba
terdiam.
"Cepat keluarlah! Aku tau kau mengawasiku sejak pagi,"
ucap Arjuna agak lantang.
"Apa?" Erik terkejut dan melihat-lihat sekitar. Pasalnya ia
tak merasakan apa-apa.
"Hahaha... hebatjuga kau bocah menyadari
keberadaanku," ucap seorang pria yang muncul tiba-tiba.
"Siapapun akan menyadari jika kemampuan
mengintainya payah sepertimu," ejek Arjuna.
“Apa katamu?" kesal pria itu.
"Si-siapa kau?" tanya Erik.
la sedikit ketakutan melihat pria itu, pasalnya pria itu
berada di level Langit Tingkat 1.
“Aku tak ada urusan denganmu bocah. Urusanku hanya
dengan temanmu itu," ucap pria itu.
Pria itu bernama Jacob.
Dia adalah seorang pembunuh bayaran dari organisasi
terkenal di dunia bawah tanah.
"Ada perlu apa denganku?" tanya Arjuna santai.
"Maaf, bocah. Tapi kau harus mati," kekeh Jaco b.
Jacob begitu bersemangat saat mendapatkan misi
membunuh seseorang yang tak lain adalah Arjuna.
Sejak tadi pagi, ia diam-diam mengawasi Arjuna.
la tak langsung membunuh Arjuna dan berhati-hati untuk
bertindak, karena kliennya mengatakan Arjuna begitu kuat.
Awalnya ia merasa kecewa karena setelah mengawasi
Arjuna sejak pagi, ia tak merasakan ancaman apapun dari
Arjuna.
Namun kini penilaiannya sedikit berubah.
la kagum bocah SMA seperti Arjuna bisa menyadari
keberadaannya. Apalagi saat ini Arjuna begitu tenang.
"Aku menolak," ucap Arjuna enteng.
"Kau tak berhak menolak," ucap Jacob.
Jacob lalu menerjang ke arah Arjuna dan mencoba
mendaratkan pukulan.
"Minggir, Erik," ucap Arjuna sambil mendorong Erik
menjauh.
Duarr...
Gelombang pukulan itu menghempaskan sekitarnya,
termasuk Erik.
Arjuna bisa menahan pukulan Jacob dengan satu
tangannya.
'Dia kuat,' batin Arjuna.
"Hoo, boleh juga kau, bocah," puji Jacob.
"Tapi bagaimana dengan ini?" ucap Jacob dengan
memutar tubuhnya dan menendang Arjuna.
Arjuna bisa menghindarinya, namun Jacob kembali
mencoba memukul dan menendang Arjuna bertubi-tubi.
*Apa kau cuma bisa menghindar, bocah?" ejek Jacob.
Arjuna diam dan hanya menghindar. la masih mengamati
gaya bertarung Jacob. Meski Jacob berada 1 tingkat di
bawahnya, ia tak ingin sembarangan bertindak.
Arjuna melompat menjauh namun Jacob dengan cepat
menerjang ke arah Arjuna.
"Jangan kabur!" teriak Jacob.
Pukulan Jacob meluncur dengan cepat, namun Arjuna
bisa menghindarinya.
Duarr...
Tembok gedung itu jebol sampai membuat lubang yang
cukup besar.
"Kau licin juga, bocah," kesal Jacob.
"Namun jangan pikir kau bisa menang hanya dengan
menghindar," ucap Jacob sambil mengeluarkan pisaunya.
Jacob adalah pembunuh bayaran yang mempunyai
spesialis senjata pisau.
Jacob mengalirkan tenaga dalam pada pisaunya lalu
melemparkan pisau itu ke arah Arjuna.
Arjuna bisa menghindarinya, namun Jacob dengan cepat
berada di belakang Arjuna dan mengambil pisau itu.
Greppp...
Jacob mencoba untuk menebas punggung Arjuna.
Crassh..
Tebasan itu hanya menggores pakaian Arjuna.
"Hmm... boleh juga kau bocah," puji Jacob dengan
mengatur nafasnya.
'Sialan, padahal aku sudah mengerahkan kecepatan
maksimal, tapi dia bisa menghindarinya,' pikir Jacob.
Erik yang melihat itu pun terkejut.
la tak bisa melihat pergerakan Jacob barusan saking
cepatnya, namun Arjuna bisa dengan mudah menghindari
serangan itu.
"Baiklah, cukup main-mainnya," ucap Arjuna.
Arjuna mengeluarkan Dark Sword nya.
Deg...
Seketika tempat itu bergetar, seolah tak kuat menahan
aura dari pedang itu.
"Pe-pedang apa itu?" Jacob ketakutan.
la merasakan kekuatan yang sangat besar pada pedang
itu.
Dark Sword sendiri jauh bertambah mengerikan
dibandingkan saat Arjuna mendapatkannya. Karena Arjuna
selama ini menggunakannya untuk membunuh, pedang itu
menyerap darah korbannya sehingga semakin kuat dari waktu
ke waktu.
Arjuna mengayunkan pedang itu dari jarak jauh sehingga
muncul kilat tebasan berwarna hitam yang meluncur ke arah
Jacob.
"Cepat sekali, " ucap Jacob panik.
la menahan tebasan itu dengan pisaunya, namun pisau
itu hancur berkeping-keping tak kuat menahan tebasan itu.
Jresss..!!
"Aarghh!!" teriak Jacob saat sisa tebasan itu mengenai
dirinya.
Duaghh
Jacob terlempar menabrak tembok.
"Hah... hah..." Jacob kesulitan berdiri.
Arjuna berjalan mendekat dan bertanya. "Siapa yang
menyuruhmu?"
"Ma-mana mungkin aku membocorkan klienku," ucap
Jacob dengan menahan sakit.
la adalah pembunuh bayaran profesional. la takkan
pernah melanggar aturan dengan membocorkan informasi
mengenai kliennya.
"Baiklah jika kau tak mau bicara," ucap Arjuna dengan
tatapan dingin.
Glekk...
Jacob menelan ludah saatmenatap Arjuna. la merasa
neraka akan segera mendatanginya.
Arjuna menendang Jacob hingga tersungkur.
Duaghh...
la menginjak luka di tubuh Jacob hingga pria itu berteriak
kesakitan.
"Aaarghh!!!"
Arjuna menyiksa Jacob untuk buka mulut, namun Jacob
begitu gigih tak memberitahu.
Arjuna menancapkan pedangnya ke telapak tangan kanan
Jacob, lalu tangan kiri, turun ke kaki hingga perut.
Jacob masih tak mau bicara. Kini kondisinya begitu
memprihatinkan.
“Bu-bunuh saja aku," lirih Jacob.
"Sepertinya aku tak punya pilihan lain," ucap Arjuna.
Demon's Eye!!'
Arjuna mengeluarkan skill Demon's Eye. la memberikan
ilusi dimana Jacob melihat istrinya disandera oleh
sekelompok orang. Jacob begitu panik, namun dalam ilusinya
Jacob tak bisa berbuat apa-apa karena diikat dengan kuat.
Jacob merasa begitu hancur saat orang-orang itu
memperkaos istrinya di depan matanya, bahkan
membunuhnya dengan kejam.
"Tidaaakkk!!" teriak Jacob sambil menangis.
Sringg...
Jacob merasa bingung. la melihat sekelilingnya dan
merasa aneh.
"A-apa yang terjadi?" Jacob bingung.
"Itu adalah gambaran yang terjadi jika kau masih diam
dengan prinsip bodohmu. Aku akan membunuh orang yang
berharga bagimu, seperti yang kau lihat barusan," ucap Arjuna.
Deg...
Jacob tentu saja begitu takut. la tak ingin istrinya atau
anaknya mengalami hal seperti yang dia lihat tadi.
"Ba-baiklah, aku akan mengatakannya. Tapi tolong
jangan sentuh keluargaku," ucap Jacob panik.
"Baiklah, aku berjanji," ucap Arjuna.
"Ramirez. Ramirez lah yang menyewaku," Jacob akhirnya
mengakui.
la menceritakan saat Ramirez menghubunginya dan
memintanya untuk membunuh Arjuna.
Jacob tanpa ragu menerima misi ini, karena ini bukan kali
pertama ia bekerja untuk pria itu.
"Cih, sepertinya aku terlalu baik membiarkannya hidup,"
kesal Arjuna.
"A-aku sudah mengatakan semuanya. Tolong lepaskan
aku," pinta Jacob.
Jress...
Arjuna menebas kepala Jacob hingga terbelah dua secara
horizontal.
Jacob pun tewas seketika dengan kepala yang hilang
setengah di bagian atasnya.
Arjuna tak mengampuni siapapun yang mencoba
mengusiknya.
Glekk...
Erik yang melihat hal itu pun menelan ludah. la begitu
merinding melihat Arjuna yang begitu kejam membunuh tanpa
ekspresi.
la merasa begitu bodoh saat menantang Arjuna tempo
hari.
'Dia benar-benar monster, ah tidak. Iblis...' batin Erik.
Arjuna menyimpan pedangnya kembali ke ruang
penyimpanan.
Erik membolakkan matanya.
'Bagaimana bisa pedang sebesar itu lenyap begitu saja?
Dimana Arjuna menyimpannya?'
Begitulah pikiran Erik, namun ia tak berani
menanyakannya.
Arjuna mendekat ke arah Erik.
"Huh ada saja gangguan," ucap Arjuna.
"Sebenarnya seberapa kuat kamu, Arjuna?" tanya Erik.
"Entahlah," ucap Arjuna.
"Apa kau terlibat masalah sebelumnya? Kenapa seorang
pembunuh bayaran mengincarmu?" tanya Erik.
Tentu Erik tahu siapa Ramirez yang disebut Jacob tadi.
Ayahnya adalah pengusaha, dan ia pernah bertemu
beberapa kali dengan Ramirez di acara perusahaan.
"Hanya masalah kecil. Beberapa waktu yang lalu sampah
itu mencoba mengusik milikku. Sepertinya aku harus
melenyapkannya," ucap Arjuna enteng.
Glekk...
Erik menelan ludah. la syok Arjuna berani mengusik salah
satu pengusaha terkaya di kota ini.
"Baiklah lupakan yang barusan. Kita lanjutkan yang tadi,"
ucap Arjuna.
"Tentu saja," ucap Erik semangat.
Lalu Arjuna menceritakan bagaimana proses yang harus
dilakukan untuk membuka potensi kekuatan Erik.
"Aku akan mengalirkan energi khusus ke dalam tubuhmu,
lebih tepatnya ke arah jantungmu. Setelah itu jantungmu akan
serasa meled ak dan kau akan merasakan rasa sakit yang luar
biasa hingga akhirnya jantungmu akan berhenti," ucap Arjuna.
"Ja-jadi itu yang kamu maksud aku harus mati tadi?"
tanya Erik.
"Ya. Itu hanya sementara, anggap saja mati suri. Namun
saat dalam keadaan mati suri, alam bawah sadarmu akan
membawamu bertemu dengan sosok dirimu yang lain. Sosok
itulah yang membawa semua kekuatan tersembunyi milikmu.
Kau harus mengalahkannya jika ingin mendapatkan kekuatan
besar itu," ucap Arjuna.
Glekk...
Erik lagi-lagi menelan ludah.
"Apa yang terjadi jika aku gagal mengalahkannya?" tanya
Erik sedikit takut.
"Paling kamu hanya berakhir di kamar mayat rumah sakit
" Arjuna terkekeh.
Erik mendelik.
"Yang benar saja!" protes Erik.
"Itu resiko yang sebanding dengan apa yang akan kau
dapatkan, Erik. Terserah kau akan melakukannya atau tidak,"
ucap Arjuna enteng.
Sejujurnya ia hanya bercanda mengenai kegagalan tadi.
Karena jika Erik gagal pun, paling hanya mengalami cedera
yang cukup parah, tak sampai mati.
la hanya ingin menguji Erik.
"Baiklah," ucap Erik.
la akhirnya setuju untuk melakukanya.
"Kau yakin?" tanya Arjuna.
"Ya. Aku sudah membulatkan tekadku," tegas Erik.
"Baiklah jika itu maumu," ucap Arjuna.
"Sekarang duduklah dengan posisi bersila," perintah
Arjuna.
Erik lalu duduk sesuai perintah Arjuna. Kemudian Arjuna
berjalan ke arah punggung Erik.
la meletakkan telapak tangannya ke punggung Erik tepat
ke arah jantung.
Arjuna mengeluarkan energi khusus ke jantung Erik.
Deg...
Jantung Erik langsung bereaksi seolah akan meledak.
"Aaarrghh!!" teriak Erik kesakitan.
Lalu tak lama Erik pun tak sadarkan diri, dikuti
jantungnya yang berhenti berdetak.
'Baiklah, aku hanya tinggal menunggu,' batin Arjuna.
**********k****
Setelah 1 jam berlalu, tubuh Erik tiba-tiba mengeluarkan
ledakan energi yang kuat.
Duarr...
Ledakan itu begitu kuat hingga bisa membuat gelombang
yang menggetarkan gedung.
Erik pun membuka matanya.