CEO Tampan Dingin Dan Manja

Alfa baru saja pulang dari kantor. Dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Baru saja hendak merebahkan tubuhnya diranjang, terdengar seseora mengetuk pintu kamarnya.

"Al, ini Ayah. Ayah masuk ya." Hugo sang ayah ternyata yang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk aja Yah." Jawab Alfa yang sedang memejamkan matanya.

Ayah Hugo pun lalu membuka pintu kemudian masuk kedalam kamar anaknya dan tak lupa menutup pintu itu kembali lalu menghampiri sang anak.

"Ada apa Yah?" Tanya Alfa.

"Ayah mau bicara sesuatu sama kamu," Ujar Hugo.

"To the point aja ga usah berbelit." Alfa menjawab dengan malas.

"Ayah ada proyek besar disini, tapi Ayah nggak bisa menghandlenya karna perusahaan Ayah yang di Singapura sedang ada masalah besar yang mengharuskan Ayah untuk turun tangan.." ucap Hugo menghela nafas panjang lalu melanjutkan kembali kalimatnya "Ayah minta tolong, kamu handle dulu proyek Ayah yang disini. Nanti kalo Ayah udah pulang dari Singapura, Ayah bakal ambil alih lagi" Ujarnya.

"Tapi aku masih ada proyek lain Yah," Jawab Alfa.

"Proyek kamu, biar Roy aja yg pegang, dan kamu pegang dulu punya Ayah. Ini proyek besar, Ayah gak mau terjadi sesuatu yg buruk dalam pelaksanaannya." Jelas Hugo lagi.

"Baiklah, Al akan usahakan. Kapan Ayah berangkat nya?" tanya Alfa sembari mendengus pelan, tidak tega dengan kondisi sang ayah sehingga dia tidak berani menolaknya.

"Besok, besok Ayah harus berangkat pagi-pagi. Semua berkas ada diruangan Ayah, kamu ambil aja. Sama filenya nanti bakal Ayah kirim ke email kamu," Jawab Hugo berbinar.

"Terimakasih Al, kamu sudah mau membantu Ayah." Sambungnya.

"Yaa," Jawab Alfa singkat.

Alfa keluar dari kamar putranya dengan hati lega. Dia sekarang bisa fokus mengurus masalah yang ada di perusahaan cabang yang di Singapura tanpa khawatir dengan proyek yang sedang dia kerjakan dinegara ini. Hugo masuk ke kamarnya, menghampiri sang istri yang menunggunya sambil bersiap untuk tidur.

"Bagaimana Ayah? Apa Alfa mau menggantikan Ayah sementara waktu?" Tanya Mira penasaran.

"Iya, dia mau Bun," Jawab Hugo sembari meletakkan jasnya diatas ranjang.

"Syukurlah kalo dia mau. Tapi mama ga bisa nemenin Ayah ke Singapura kali inj, gak papa kan?" Tanya Mira pada sang suami sembari membantu melepaskan dasi yang masih menggantung dileher suaminya.

"Iya gak papa, kamu juga kan ada acara penting disini. Aku janji bakal usahain buat nyelesaiin masalah disana dengan cepat. Mas juga gak tega kalo Alfa mengurus banyak perusahaan sendiri. Dia juga kan perusahaannya punya banyak cabang, bahkan lebih banyak dari Mas, aku takutnya dia terus bekerja terus dan dia gak nemuin pasangan kalo tiap hari kerja terus." Jelas Hugo pada sang istri.

"Iya Bunda juga paham, anak kita juga sekarang sangat susah kalo ditanyain tentang pasangan. Bunda pengen jodohin dia sebenernya sama anak rekan Bunda, Yah. Tapi baru rencana sih Yah." Sarah menceritakan apa yang dia rencanakan pada sang suami.

"Biarkan saja Alfa cari yang dia mau, Bun. Jangan terlalu dipaksa, nanti dia pergi lagi dari rumah Bun." Hugo mengingatkan istrinya dengan kejadian pada masa beberapa tahun lalu yang membuat mereka harus kehilangan putra satu-satunya itu begitu lama.

"Iya Yah, ya udah sana mandi dulu terus kita tidur." Kata Sarah.

"Iya sayang." Hugo mengecup singkat pipi istrinya itu lalu berlalu ke kmar mandi.

Sedangkan dikamar Alga, dia bangkit dari ranjangnya, melangkah menuju kamar mandi lalu berjalan ke bathtub menyediakan air hangat dan memberikan cairan aromaterapi, kemudian dia memenyandarkan tubuhnya dibathtub.

Merilekskan tubuhnya yang sangat letih karna bekerja seharian penuh. Satu jam sudah Alfa bersantai didalam bathtub, diapun bangkit untuk membilas tubuhnya lalu masuk kedalam walk in closet untuk mengambil pakaian tidur. Setelahnya, dia membaringkan dirinya diatas ranjang bersiap untuk tidur. Namun saat matanya mulai bisa terpejam, dering handphone mengusiknya. Alfa mengambil handphone diatas nakas itu dengan satu tangan lalu mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Selamat malam tuan, maaf malam-malam saya mengganggu istirahat tuan." Sapa orang disebrang telfon.

"Ya, ada apa?" Hanya dengan mendengar suaranya telponan tersebut Alfa sudah tau itu adalah asistennya yaitu Roy.

"Begini tuan, tadi saat perjalanan pulang dari mengantar tuan, saya melihat seorang perempuan ditengah jalan yang terlihat kasihan sekali. Dia bilang sedang mencari kerjaan dan belum mendapatkannya sama sekali. Saya juga sempat mengantarnya pulang ke kosan dia, dia bilang disini sedang merantau..." Suara Roy berhenti karna terpotong dengan ucapan Alfa.

"To the point aja," Ucap Alfa.

"Jadi, saya mau minta ijin untuk mempekerjakan wanita itu diperusahaan tuan, apa boleh tuan?" Suara Roy terdengar sedikit takut.

"Terserah kamu saja. Pastikan tidak mengusikku dan tidak masuk kedalam ruanganku," Ucap Alfa lalu mematikan sambungan telfonnya sebelum Roy kembali berbicara. Jawaban Alfa jauh dari ekpetasi Roy yang selama ini memang tidak mau menerima siapapun tanpa adanya seleksi. Tapi kali ini entah setan baik darimana yang membuat Alfa berbaik hati menerima orang tanpa mencari tau latar belakangnya.

Sebelum ini memang Alfa dengan tiba-tiba membawa Zahra kekantor untuk melayani keperluannya didalam kantor.

Setelah mematikan handphone dan meletakannya diatas nakas kembali, lalu memejamkan matanya menyelami cerita indah dialam tidurnya.

Alfa benar-benar bermimpi dalam tidurnya, dia berlari sangat kencang dikejar angin puting beliung yang begitu dahsyatnya menerjang apapun yang ada didekatnya. Alfa terus berlari dengan cepat tanpa melihat ada apa diujung jalan. Tiba-tiba Alfa terjatuh kedalam jurang yang sangat dalam dan terjatuh di sebuah taman bunga yang sangat indah dan menenangkan jiwa. Lalu, dia melihat seorang wanita dengan tubuh mungil dan rambutnya yang ikal terurai begitu indah. Sayangnya, wajah wanita itu terlihat tidak begitu jelas sehingga Alfa tidak tau siapa wanita itu. Sang wanita lalu berjalan menghampiri Alfa dengan membawa sekuntum bunga edelweis dan memberikannya kepada Alfa. Kemudian Alfa pun lalu menerimanya dan wanita itu menggandeng tangan Alfa, membawa Alfa menyusuri taman bunga yang indah. Sang wanita yang entah siapa, membawa Alfa kesebuah rumah dan masuk kedalamnya. Alfa melihat 2 anak kecil laki2 dan perempuan yang begitu mirip dengan dirinya. Dia bingung dan bertanya kepada wanita itu, tapi tak ada satupun jawabannya. Wanita itu menuntun Alfa menemui anak-anak tadi.

Wajah berbinar terlihat dikedua wajah anak-anak itu yang langsung berlari memeluk kaki Alfa. Entah kenapa hati Alfa tersentuh dengan wajah polos mereka.

Alfa mengangkat kedua anak itu dengan satu tangan untuk menyangga satu anak yang satunya lagi disangga dengan tangan sebelah. Senyum bahagia terpancar diwajah mereka berempat.