WHO'S THE NEXT

Padahal Evan sudah berjanji akan ikut besok. Tak mungkin ia tiba-tiba pergi entah ke mana kan? Di tambah lagi mereka hanya libur besok. Shavinna tak berani mendekati mereka. Ia hanya memperhatikan dari jauh. Shavinna sudah cukup terkejut bertemu Evan di sana. Dan hal yang lebih mengejut kan terjadi. Aelin dan Reza menghampiri Evan dan perempuan itu.

“Hah? Ngapain Kak Aelin sama Reza malah ngehampiri mereka? Emang mereka saling kenal ya?” Gumam Shavinna yang sangat terkejut.

Apa lagi mereka berempat terlihat sangat akrab. Shavinna sampai berfikir kapan ia pernah melihat sosok Evan yang begitu hangat kepada orang lain? Di tambah lagi Reza bisa tertawa lepas dengan mereka. Apa hubungan mereka berempat sebenar nya? Mengapa Reza atau pun Aelin tak pernah menceritakan Evan sebelum nya. Shavinna tahu bahwa Aelin dan Reza pasti memiliki banyak teman di luar sana. Tapi yang satu ini benar-benar plot twits bagi Shavinna. Karena rasa penasaran nya sudah tak bisa di kontrol lagi, akhirnya Shavinna menghampiri mereka berempat.

Aelin adalah orang pertama yang menyadari bahwa Shavinna mengintip dari tadi. Ia hanya menunggu rasa penasaran Shavinna menang dari rasa ragu nya. Aelin sangat senang ketika melihat Shavinna setelah sekian lama. Aelin langsung berlari dan memeluk Shavinna. Tentu nya semua orang terkejut akan hal itu, terutama Shavinna. Shavinna kira persembunyian tadi sangat aman, ternyata Aelin sudah menyadari nya dari tadi.

“Anna! Ya ampun, Liny kangen banget sama kamu,” sahut Aelin yang terlihat sangat bahagia.

“Ah, Anna juga kangen banget sama Kakak,” balas Shavinna yang merasa pelukan itu sangat hangat.

“Ngapain kamu ikut nyusul di sini? Kan aku udah bilang tunggu di mobil Shavinna. Aelin lihat dia sekarang, sifat nya sama kaya kamu,” celetuk Reza yang tampak kesal.

Shavinna hanya bisa tersenyum karir ke arah Reza. Ia tahu ini memang kesalahan nya, tetapi siapa yang tak akan khawatir kepada orang yang mereka sayangi?

“Kamu kok kurusan sekarang? Ih, ini udah ngga kaya bakpao lagi. Ga imut lagi kamu,” Aelin mengabaikan ucapan Reza.

Aelin sibuk dengan adik kecil nya itu. Bahkan ia tak peduli dengan ucapan Reza dari tadi.

“Kan aku udah remaja, Kak. Aku diet soal nya temen ku pada diet, hehe,” jawaban Shavinna membuat Aelin agak jengkel.

“Anna, kamu mau di bilangin berapa kali sih? Ga usah peduliin gimana pendapat mereka soal kamu. Kamu itu sempurna di mata orang yang tepat. Sekarang udah ga gemes, ga imut lagi. Aku suka nya Anna yang imut,” ucap Aelin dengan ekspresi wajah yang lucu.

“Aku ngomong loh dari tadi, kok kalian ga dengerin aku sih?” sahut Reza yang kesabaran nya sudah habis.

“Ah, orang aneh satu ini juga ga usah di dengerin. Orang Anna ku yang udah ga imut ini kangen kok sama Aku. Ngapain di larang-larang? Suka-suka Shavinna lah, dia udah gede juga sekarang,” jawab Aelin dengan enteng nya.

Karena tak terima Reza langsung membalas Aelin.

“Kamu ga pernah mikir keamanan dia ya. Nanti yang kena marah itu aku,” balas Reza.

Akhirnya mereka berdua bertengkar di depan Shavinna. Sudah lama Shavinna tidak merasa kan kehangatan ini. Berada di antara orang-orang yang peduli pada nya, terasa sangat menyenang kan bagi Shavinna. Karena Aelin, Shavinna jadi lupa bahwa ada Evan di sana. Shavinna melirik ke arah Evan. Namun ia malah melihat Evan tersenyum hangat. Dari mata Evan, Shavinna merasa bahwa mereka berdua merasakan kehangatan yang sama saat ini. Meski tak tahu apa hubungan mereka, Shavinna merasa Aelin dan Reza tak pernah berhenti menyebarkan kebahagiaan pada siapa pun itu.

“Udah dong. Ada dua anak kecil di sini, masa kalian mau berantem?” tanya perempuan yang tidak di kenal Shavinna.

“Oh iya, maaf ya imut. Lagian cowo aneh itu minta di hajar sih,” ucap Aelin yang akhirnya berhenti mengoceh.

Shavinna terlihat kebingungan melihat perempuan itu. Muka itu terasa sangat tak asing bagi Shavinna, namun Shavinna lupa siapa dan di mana ia pernah melihat perempuan itu.

“Eh, jangan liatin aku kaya gitu. Aku jadi malu nih,” sahut perempuan itu pada Shavinna.

“Ya siapa yang ga terpana? Kamu cantik soal nya,” balas Evan tiba-tiba.

Shavinna langsung terpaku di tempat. Ia terkejut, sejak kapan Evan bisa mengatakan hal yang membuat Shavinna langsung merinding seperti ini. Namun jika melihat ekspresi perempuan itu, seperti nya ia sudah sering mendengar Evan mengatakan hal menjijikan seperti itu. Bahkan perempuan itu mulai salting dan malu. Jika Shavinna berada di posisi perempuan itu, ia akan langsung muntah saat ini juga.

Ternyata bukan hanya Shavinna yang merasa jijik. Aelin dan Reza juga merasakan hal yang sama dengan Shavinna. Bahkan dari ekspresi mereka saja sudah menjelaskan semua yang mereka pikirkan.

“Demi apa? Ni bocil dari kapan belajar kata-kata aneh kaya gitu?” tanya Aelin yang tak percaya.

“Kenapa? Kamu mau?” balas Reza.

“DIH, GILA LU? Eh gapapa deh coba aja,” tantang Aelin.

“Kamu emang cantik kok,” jawab Reza yang berusaha meniru cara bicara Evan.

“HUEK, DEMI APA? JIJIK BANGET DENGER NYA, HAHA,” teriakan Aelin sudah cukup membuat mereka semua menjadi pusat perhatian.

“Kak, jangan kenceng-kenceng plis,” ucap Shavinna yang merasa malu.

“Eh, iya. Kamu belum kenal sama Katrine ya? Dia itu nama nya Katrine,” jelas Aelin yang baru menyadari bahwa ia menjadi pusat perhatian.

“Pacar nya Evan kan?” sahut Shavinna yang tampak terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut nya secara spontan.

Melihat kelakuan Shavinna membuat Aelin dan Katrine tertawa. Shavinna merasa malu dengan apa yang ia kata kan. Sedangkan Reza berfikir apa yang salah dari kata-kata nya tadi. Ia sudah cukup percaya diri tadi, namun balasan Aelin sangat berbeda dengan Katrine.

“Iya, Aku pacar nya Evan. Kamu Shavinnna kan? Aelin sering banget nyeritain kamu pas ngejalani misi,” jawaban Katrine membuat Shavinna tambah terkejut.

“HAH? BENERAN KAK?” ucap Shavinna yang berusaha memastikan.

“Bener. Kenapa emang nya?” celetuk Evan.

“Kak Aelin, beneran mereka pacaran?” tanya Shavinna pada Aelin.

“Mereka emang pacaran kok, Anna. Kamu pasti syok ya?” Shavinna mengangguk mendengar jawaban Aelin.

Shavinna yakin bahwa Katrine seumuran dengan Aelin dan Reza. Jarak Shavinna dengan Aelin saja 5 tahun, lalu bagaimana bisa Evan berpacaran dengan Katrine? Umur mereka terpaut sangat jauh, hanya bagaimana bisa?

“Haha, jangan kaget gitu. Umur kami emang beda jauh. Tapi itu ga jadi penghalang bagi kami. Oh iya, kamu rahasia in aku dari temen-temen mu yang lain ya? Nanti Evan bakal marah,” penjelasan Katrine masih tak bisa di terima dengan Shavinna.

“Iya, cukup lu sama Jovan aja yang tahu. Kalau anak-anak yang lain tahu, malah mancing masalah aja nanti,” tambah Evan

“Ah iya, iya. Tapi kok bisa sih? Juga kok Jovan bisa tahu?” sangat banyak pertanyaan yang ingin di tanyakan Shavinna saat ini juga.

“Kami bisa deket karena sebuah misi. Wajar sih kamu kaget. Sama kaya Jovan waktu itu. Awal nya aku ga ada niatan masuk ke dalam pekerjaan ini. Tapi karena Evan yang udah nyelamatin aku, aku jadi berhutang banyak hal ke dia. Aku juga mau ngelindungin dia kaya dia ngelindungin aku selama ini. Kalau bukan dia yang nyelamatin aku, mungkin aku udah mati dari lama gara-gara penembakan itu. Dulu aku pernah jadi target dari orang yang emang ga suka sama aku. Dia sampai bayar pembunuh bayaran untuk bunuh aku. Aku awal nya juga ga pernah nyangka bakal memiliki kehidupan kaya gini. Tapi aku seneng bisa kenal sama Evan. Dia hangat, baik, dan selalu menjaga apa yang di miliki nya. Karena dia juga, aku jadi kenal sama orang-orang baik kaya Aelin dan Reza. Jovan juga orang nya baik kok, sama kaya Evan. Semua nya berjalan begitu aja, Shavinna. Mungkin kalau sekarang kamu belum bisa memahami apa lagi menerima hal kaya gini. Tapi cinta itu buta, kalau kamu udah jatuh cinta sedalam itu sama seseorang, ga akan ada jalan untuk naik lagi. Kecuali kamu mati di dalam jurang itu. Ah, aku ga maksud bikin kamu takut. Tapi kamu harus tahu satu hal, cari pasangan yang bener-bener cinta sama kamu. Satu hal lagi, jangan pernah suka seorang pahlawan yang rela ngorbanin kamu demi dunia. Tapi cari pasangan yang rela ngorbanin dunia nya buat kamu. Kita ga akan tahu apa yang terjadi di masa depan nanti. Semua nya berasal dari diri mu sendiri, paham?” Shavinna sekarang paham mengapa Katrine bisa memiliki hubungan dengan Evan.