Seorang Wanita yang berjuang bertahun-tahun menghadapi badai hidupnya sendirian, bukan sebuah keinginan tapi karena keterpaksaan demi nyawa dan orang yang di sayanginya.
Setiap hari harus menguatkan kaki, alat untuk berpijak menjalani kehidupan, bersikap waspada dan terkadang brutal adalah pertahanan dirinya.
Tak pernah membayangkan, bahwa di dalam perjalanan hidupnya, akan datang sosok laki-laki yang mampu melindungi dan mengeluarkannya dari gulungan badai yang tak pernah bisa dia hindari.
Salam Jangan lupa Bahagia
By Author Sinho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My LB-21
Tatapan mata yang tajam kini didapatkan Evan, sosok laki-laki yang sepertinya paling berkuasa di Mansion itu.
"Pergi, karena kedatangan mu tidak diinginkan di Mansion ini!"
"Tidak, asal kalian ingat, ini Mansion ku, milik kakek dan orang tuaku, kalian hanya numpang!"
"Lancang!"
"Paman yang keterlaluan, selama ini aku diam, kalian berbuat semau kalian pun aku biarkan, tapi tidak mulai saat ini"
"Bagus, kau tau aturannya bukan?, jika kau yang meninggalkan Mansion ini, maka secara otomatis akan berpindah menjadi atas namaku, begitu juga dengan perusahaan mu, jika kau tak bisa membayar semua hutangnya ke Keluarga Gurven, maka Mozart Company akan menjadi milik Gurven Company, kau tau konsekuensi itu bukan?"
"Paman keterlaluan!"
"Itulah kenyataannya, dan kau hanya tinggal menentukan pilihan!"
Evan masih terdiam, hanya mengamati sejauh mana komplotan penjahat berkedok keluarga itu akan berbuat semaunya.
Dryana tak keberatan jika harus kehilangan semuanya, tapi kerja keras dan keringat Daddy-nya saat memajukan Mozart Company membuatnya merasa berdosa, apalagi Mansion yang penuh dengan kenangan indah masa kecil bersama dengan almarhum kedua orang tuanya.
"Tenanglah" bisik Evan, lalu membingkai wajah Dryana dan dengan lembut mencium bibirnya.
"Shit!, kau kuranga ajar!" Teriak Sandiago tak terima melihat pemandangan yang memang disengaja oleh Evan.
Bahkan Dryana juga sebenarnya terkejut akan apa yang dilakukan oleh Evan disaat seperti ini.
"Maafkan saya, dorongan alamiah sebagai laki-laki selalu tak tahan melihat Dryana, jadi saya sedikit melewati batas" ucap Evan dengan tenang.
"Dan untuk semua kekacauan malam ini, saya juga minta maaf, mungkin aku akan memikirkan lagi hubungan ini, mengingat Dryana tidak dapat apapun dari hak nya, saya merasa tidak tega" lanjut Evan berbicara.
"Tidak_, apa-apaan kau Ev, bukankah kau sudah berjanji akan membawaku pergi?!"
"Tidak Sweety, sebaiknya kamu pikirkan lagi"
"Ev!"
Segera Evan memberikan kode dengan genggaman tangan yang sedikit lebih erat, Dryana menatap matanya, lalu kemudian mengerti jika Evan menginginkan sebuah permainan untuk saat ini.
Evan melepaskan genggaman tangannya, dan Dryana juga menampakkan wajah kecewa, sedangkan di depan sana ke empat orang itu merasa memenangkan keadaan.
"Baiklah, sebelum saya pergi dari sini, bolehkan saya menemui Grandpa, saya juga akan pamit padanya" ucap Evan dengan sopan.
Tak ada lagi percekcokan, dan keluarga abal-abal Dryana itu segera mengijinkan.
Keduanya masih terdiam, berjalan beriringan menuju ke sebuah kamar yang sangat besar.
"Nona Dryana, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pelayan setia yang tak lain adalah LHENIA.
"Pastikan saja mereka tak mendekati kamar Grandpa, dan jika itu terjadi, berikan aku kode, mengerti?" Ucap Dryana.
"Baik Nona"
Ada senyuman tipis terbit di bibir Evan, melihat Dryana segera tanggap akan apa yang harus dilakukan.
"Ternyata Dryana ku, mengerikan juga" gumam Evan dalam senyuman.
"Aku sudah terbiasa, harus satu langkah maju dari para parasit itu"
"Hem, lalu kenapa kau tadi hampir saja ceroboh dan terbawa permainan mereka?"
"Aku tidak terima ada orang yang menghina mu Ev"
"Sepertinya ada yang mulai jatuh cinta padaku, bagaimana kalau kita segera menikah saja, aku semakin tidak sabar melu-cuti pakaian mu Dry"
"Dasar!" Ingin sekali Dryana menggetok kepala Evan, tapi tak mungkin dilakukan mengingat saat ini harus memainkan perannya dengan baik.
Tangan Dryana sudah menyentuh gagang pintu yang cukup kokoh itu, perlahan membukanya, dengan Evan yang masih setia di belakangnya.
"Grand pa?" Ucap Dryana menyapa laki-laki tua yang ternyata masih membuka matanya.
Ada senyuman disana, dan tatapan hangat penuh cinta menyambutnya, lalu sedikit terkejut saat muncul Evan di belakang Dryana.
Nampak sekali sang kakek yang tak lain Darel Mozart hendak berusaha bangkit, dan Dryana segera berlari menahannya.
"No Grandpa, jangan memaksa, kondisi Grandpa belum kuat, berbaring saja" ucap Dryana.
"Tuan Darel Mozart" sapa Evan, seperti tak asing akan wajahnya, tapi entahlah, Evan tak berhasil mengingat apapun tentangnya, mungkin hanya pernah melihat di majalah atau surat kabar yang dulu pernah dia baca.
Darel Mozart tersenyum, mengangguk tanda menerima kedatangan Evan dengan hati yang bahagia.
"Maaf, saya meminta Dryana untuk menemui anda, karena saya ingin_"
"Nona!" Teriakan seseorang menghentikan ucapan Evan.
"Ada apa?" tanya Dryana terkejut.
"Mereka menuju kemari" jawab lhenia yang kini mengawasi didepan pintu.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dryana bingung.
Evan hanya sekejap menatap sang Grandpa, lalu meminta ijin untuk berdiri kembali.
"Kau lhenia?"
"I iya Tuan"
"Pergilah dari sini secepatnya, jika mereka melihat apa yang kau lakukan, pasti kau akan mendapat hukuman" ucap Evan.
"Tapi_"
"Aku bisa menjaga Tuan dan Nona mu, jangan khawatir"
"Ba baiklah, saya pergi Tuan"
"Hem" Evan mengangguk.
Evan menatap Dryana, lalu melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kamar.
"Mau kemana Ev?"
"Aku keluar sebentar, aku pastikan akan aman"
"Tapi_"
Sang Grandpa segera memegangi tangan Dryana saat akan mencegah Evan keluar dari kamarnya.
Dua langkah berikutnya, Evan sudah berada di area luar kamar, dengan senyuman tipisnya, satu tangan terangkat dan melakukan sesuatu disana.
"Beres"
Evan kembali masuk ke dalam, lalu kini duduk dengan nyaman di kursi yang di bawanya ikut mendekati pinggiran ranjang Grandpa.
Tolong KOMEN ya, jangan lupa LIKE, VOTE, HADIAH, dan Tonton IKLANNYA.
Bersambung.
segera halalkan Dryana lepaskan dia dari keluarga parasitnya
tinggal cling udah nyampe 😂