Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 18. Usaha Nurul.
Di kantin sekolah, Mona dan Nando telah memesan makanan soto yang diinginkan.
Sehabis olahraga, membuat perut mereka lapar. Selain lapar, ada juga dahaga yang menyerang karena energi nya terserap sinar matahari.
Mona tak henti-henti nya membeli minuman dingin untuk mengikis rasa dehidrasi, begitu juga dengan Nando.
Disaat Mona dan Nando saling diam karena gugup, Disitu ada Nurul yang memecah keheningan mereka.
Nurul tidak ingin mengganggu kasmaran mereka, hanya saja dia tetap pada tujuan awal nya, yaitu ingin Nando sepenuh nya bertanggung jawab.
"Pokok nya tanggung jawab kamu!" Labrak Nurul. Mona sampai kaget dan menatap Nurul dengan tatapan tak biasa. "Lah?" Kata Mona, perkataan dari Nurul ngiranya untuk Mona.
Nando sekilas menoleh raut wajah Mona yang kebingungan, lalu bangkit dari tempat duduk nya, Ia membawa Nurul ke rooftop sekolah untuk menetralisir gosip liar tentang dirinya.
"Saya sudah sabar hadapin sikap kamu, dari awal saya bilang, saya gak pernah buat kamu bunting" Kata Nando dengan tatapan tajam, dia kekeh dengan pendirian nya yang kuat itu.
"Karena ada murid baru itu? Iya! Kamu itu bener-bener egois tau gak" Kata Nurul dengan mata berkaca-kaca. Air mata nya pun perlahan mengalir di pipi nya.
"Terserah, intinya kalau berani bilang seperti itu lagi di depan umum, liat aja nanti" Ancam Nando, selepas bicara dia langsung pergi meninggalkan Nurul sendirian di rooftop.
"Saya sudah gugurin kehamilan!" Kata Nurul dengan nada tinggi. Menghentikan langkah kaki dari Nando.
"Terserah mau bilang apa, gausah banyak drama" Kata Nando sambil memberi gestur pergelangan tangan sebelum dia melanjutkan langkah kaki nya.
Nurul semakin mendalami nasib yang amat pilu pada dirinya, Ia langsung jalan mengekor dengan gerakan frustasi sambil menunduk kepala, tujuan nya untuk murid lain tidak melihat dirinya tengah menangis.
Nando sudah sampai kantin kembali, tapi Mona sudah tidak ada di tempat semula, dia kini telah pergi dibawa Novia ke kelas nya.
Nando berusaha mencari keberadaan, hal yang pertama Nando kunjungi adalah kelas nya. dan dia berhasil melihat tubuh gadis itu. Mona melihat wajah Nando yang seperti habis meluapkan emosi.
Nando berusaha agar wajah nya tetap stay cool, tetap saja tidak bisa —karena dia marah banget sama Nurul yang sengaja ingin membongkar aib di masa lalu.
**
Mona sekarang sedang berjalan ke arah parkiran, niat dia ingin pulang sekolah dengan tenang.
hanya saja dia kelupaan Nando yang berangkat bareng, pulang pun juga harus bareng.
"Main tinggal aja kamu"
Mona sedikit terkekeh "Haha, ya maaf kelupaan, habisnya situ ga ingetin"
Pemicu utama Mona yang lupa, karena dia terus kepikiran tentang omongan Nurul di kantin sekolah.
"HAH Capek"
Keluh Mona dibarengin menyerahkan kunci motornya kepada Nando.
Nando hanya sekilas mendengar, tidak ingin mendengar gerutuan dari Mona, dia tahu betul apa yang akan dibahas.
Mona mulai kembali melangkah saat Nando main nyelonong ke arah motornya.
Di jalan Mona dan Nando terhening, tak seperti tadi pagi. Alasan nya karena sama-sama mendalami ucapan Nurul.
Nando paham betul, namun Mona tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi.
"Mampir dulu gak?"
Mona yang fokus menatap samping langsung menoleh ke arah pantulan spion motor "Ya, kemana?"
"Beli seblak Bandung yang enak"
"Hah, seriusan enak? Enak banget atau enak aja nih?"
"Banget dong, soalnya harganya mahal"
Mona tersenyum konyol, bukan mau menolak, tapi sangat penasaran dengan rasa seblak itu.