Embun adalah gadis yang baik dan juga penurut, saking penurutnya embun harus rela menjadi penebus hutang.
Embun tidak bisa menolak karena embun tidak memiliki pilihan lain selain menerima pernikahan tanpa dasar cinta ini.
Setelah menikah Afkar selalu bersikap dingin, acuh dan bahkan tidak pernah menganggap embun sebagai istrinya.
Walaupun begitu embun selalu berusaha untuk tetap bersikap baik dan sopan, embun tidak ingin menjadi seorang istri yang durhaka.
Bagaimana kelanjutan kisah embun? yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 JALAN PAGI
Seperti biasa embun akan bangun pagi-pagi sekali, menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim dari sholat tahajud, mengaji dan juga sholat shubuh.
Namun kali ini berbeda, karena embun melakukan kewajibannya bersama sang suami.
Satu persatu impian embun terwujud. Salah satunya adalah memiliki imam yang akan membawanya ke surga nanti.
Saat ini embun dan afkar sedang jalan-jalan di komplek rumah, mereka berjalan seperti pasangan pada umumnya.
Afkar terus memegangi genggaman tangan embun seolah ia tidak ingin melepaskannya.
" Pagi ini kita sarapan apa? " Tanya Afkar.
" Aku mengikuti mas aja " Jawab embun sambil tersenyum
" Apa kamu tidak menginginkan sesuatu gitu? setahuku ibu hamil muda itu sering ngidam "
" Alhamdulillah... Anak kita baik sekali jadi aku tidak seperti ibu hamil pada umumnya "
Afkar melihat kearah embun " Jika kamu menginginkan sesuatu beritahu aku ya "
" Aku tidak ingin merepotkan mas "
" Aku tidak akan pernah direpotkan, kamu adalah istriku, sudah kewajiban aku memenuhi keinginan kamu dan juga anak kita nanti " balas Afkar.
Embun tersenyum" Benarkah? "
" Tentu saja "
" Lebih baik kita sarapan dulu, kebetulan di sini ada yang jual bubur ayam " Ajak afkar yang langsung di anggukkan oleh embun.
Sedangkan di rumah utama. Karin baru saja bangun tidur di saat yang lain sedang sibuk menyiapkan sarapan.
Karin turun ke bawah mencari keberadaan afkar namun nihil, Karin tidak menemukan keberadaan afkar.
" Jasmin, afkar mana, kenapa aku tidak melihatnya? " Tanya Karin sambil melihat kearah kiri dan kanan.
Jasmin yang di tanya langsung tersenyum tipis " Kak afkar bukan hanya milikmu saja, jadi jika kak afkar tidak ada, maka dia sedang bersama istri pertamanya" Ucap Jasmin dengan sinis " jangan merasa hanya anda saja istrinya kak afkar " Lanjut Jasmin
Karin memutarkan kedua bola matanya malas " Jika tidak tau kemana perginya afkar, tidak perlu menggurui. Kamu itu tidak tau apa-apa " Ucap Karin langsung pergi
" CK.. Ck.. Ck.. Dasar wanita aneh " Gerutu Jasmin.
" Kamu kenapa nak? " Tanya mamah
" Itu, ada orang aneh mah " Jawab Jasmin " Berasa hanya dirinya saja yang menjadi istri dari kak afkar padahal ada kak embun " Lanjut Jasmin
" Sudah jangan seperti itu, bagaimana pun Karin adalah wanita pilihan kakak kamu " Ucap mamah " Kamu harus tetap sopan dan hargai dia sebagai orang yang lebih dewasa dari kamu "
Bagaimana pun mamah tidak ingin hanya karena gara-gara afkar salah pilih, Jasmin menjadi gadis yang tidak bisa menghargai orang lain yang lebih dewasa darinya.
" Iya.. Iya mah " Jawab Jasmin cemberut
Mamah menggelengkan kepalanya pelan " Jangan di ulangi lagi "
" Iya mah "
Di taman afkar dan embun sedang menikmati bubur ayam yang biasa afkar beli semasa dirinya tinggal di rumah utama.
" Bagaimana enak kan?"
" Enak mas.. nanti aku sekalian pesan buat orang-orang rumah ya " Kata embun
" Tidak perlu, orang rumah pasti sudah sarapan " Kata afkar
Embun mengangguk " Yasudah kalo begitu "
" Kalo masih mau, bilang ya "
" Ini aja sudah kenyang mas malah kebanyakan " Kata embun.
" Hmmm.. baiklah kalo begitu "
Mereka melanjutkan menikmati kenikmatan bubur ayam langganan afkar. kapan lagi mereka bisa jalan-jalan pagi sambil sarapan seperti ini.
" Mas.. Makasih ya mas, sudah ajak aku jalan-jalan pagi sambil menikmati sarapan. aku seneng banget " Kata Embun tulus
Afkar tersenyum lembut, selama ini selama menikah dengan Karin. Karin tidak pernah mengatakan kata terimakasih padahal semua kebutuhan dan keinginan Karin terpenuhi semuanya.