NovelToon NovelToon
THE WAR PRINCESS

THE WAR PRINCESS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Perperangan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Himme

Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curigaan Kepada Keandra

DHUARR! BLARRR

"TIDAK! "

"Arlina! "

"Arlina! " teriak Hikari melihat ledakan didepan. Mereka terbelalak lokasi pertandingan itu meledak dan putrinya masih ada disana.

"Arlina! " teriak mereka semua.

"Arlina... "

BRUK!

"Hikari/ Bunda! " mereka menoleh melihat seruan Hikosi dan Jargan. Mereka membelalak terkejut melihat Hikari pingsan.

Hikosi menggendong Hikari membawanya pergi menuju menshion. Mereka yang mengetahui hubungan Arlina dengan keluarga Kimendra menangis melihat Hikari yang tak sadarkan diri. Sementara yang lainnya yang tidak mengetahuinya menatap bingung.

Selepas kepergian Hikosi dan Hikari.

"Arlina! " teriak Jargan dan pangeran Keandra. Mereka akan berlari ke lokasi namun keburu ditahan.

"Jargan, pangeran. Jangan! " cegah Anshel.

Terlihat Nikolas dan Fasya menahan tubuh Jargan. Sementara pangeran Reandra, Leandro dan Andrean menahan tubuh pangeran Keandra meski keduanya terus memberontak.

"Lepaskan aku! Adikku disana biarkan aku membebaskannya! " berontak Jargan.

"Lepas! Tidak Arlina! " berontak Keandra.

"Jargan aku mohon tenanglah.. "

"Pangeran Keandra.."

"Bagaimana Aku bisa tenang! Disana adikku aku harus menyelamatkannya! " bentak Jargan.

Mendengar itu orang terkejut terutama murid-murid yang mengetahui kebenaran itu.

"Lepaskan aku! " berontak pangeran Keandra.

Melihat itu mereka merasa heran. Jika Jargan mereka masih bisa memahami. Tapi ini, pangeran Keandra apa hubungannya dengan Arlina. Mereka melihat ketakutan dimata pangeran Keandra.

"Tidak! Arlina. Jangan..kau harus selamat..kau harus selamat. " bathin Keandra.

BRUKK

Keandra terduduk menatap kobaran api didepan sana sementara Leandro dan Andrean merangkul Pangeran Keandra untuk memberikan ketenangan meski keduanya juga merasakan ketakutan yang sama.

"Tapi ini aneh, sebelumnya saat kami sampai ditempat yang akan dilakukan pertandingan kedua belum ada bom. Tapi saat sandera tiba-tiba hilang entah dari mana muncul peledak! " ucap salah satu panitia.

Mendengar itu membuat lainnya menatap kearah panitia itu.

"Apa maksudmu? " tanya Vincent.

Panitia itu melihat kearah Vincent kemudian lainnya yang juga menatapnya.

"Aku ingat betul saat kami mempersiapkan rintangan itu hingga pertandingan kedua dimulai. Aku ingat dengan jelas jika tidak ada bom disana dan kami tidak memasang peledak itu. Yang kami gunakan hanya panahan, luncuran bola api dan kami berperan sebagai pelaku penyanderaan. " jawabnya.

"Apa kalian yakin? " tanya raja Alaska.

"Kami yakin Yang mulia. Kami tidak pernah memasang peledak diarea kedua apalagi bom. Kami tidak melakukannya. "

"Jika memang begitu berarti ada yang sengaja memasangnya. " ucap Duke

"Aku setuju apa yang dikatakan Duke. Ini sengaja untuk membuat celaka saat pertandingan kedua dilangsungkan. " ucap Arenga

"Tapi siapa yang melakukan hal keji itu? " tanya ratu Lusiana.

"Itu yang perlu diselidiki Yang mulia ratu. " jawab Carlos.

"Aku bersumpah akan membalas orang itu. Dia tidak hanya membahayakan Arlina tapi juga murid lainnya! " seru Jargan dengan marah.

Begitupun dengan Keandra. Tangannya terkepal kuat.

"Lihat saja siapapun kau! Aku akan membuat hidupmu menderita. Tidak ada kata perdamaian Untukmu! " bathin Keandra.

Saat mereka tengah membahas pelaku peledakan.

****

Disisi lain.

Terlihat Arlina tengkurap begitu satu bom yang tidak sempat teratasi meledak membuat tubuhnya terpental dan terluka namun dia selamat.

"Brengsek! Dari mana asal bom ini. Tidak mungkin jika perserta tanding yang menyiapkannya! " umpat Arlina dengan marah.

Arlina bangun dengan tangannya mengenggam erat tujuh bom yang berhasil dia matikan dan bom satu meledak.

"Aku harus cari tahu! " bathinnya.

Lalu Arlina dengan tertatih berjalan keluar arena dengan beberapa luka ditubuhnya. Dia melihat orang-orang berkumpul di lapangan.

Sementara itu saat lainnya larut kesedihan perasaan gundah, marah dan sedih. Aluna yang pandangan yang dari tadi tidak teralihkan menatap lokasi. Dia membelalak melihat sosok siluet dibalik asap dan cahaya pantulan matahari. Orang itu makin mendekat dan akhirnya jelas. Dia terkejut namun bahagia.

"Arlina! " seru Aluna.

Mendengar seruan Aluna mereka menoleh dan melihat kedepan.

"Arlina! " seru mereka bahagia mereka. Jargan dengan cepat berlari setelah dekat langsung memeluk tubuh adiknya itu.

Greb!

"Kakak.. " terkejut Arlina diterjang dan dipeluk kakaknya tiba-tiba.

"Kakak bahagia kau selamat dari ledakan itu. Kakak benar-benar khawatir. " ucap Jargan penuh dengan kelegaan.

Mendengar itu Arlina tersenyum.

"Aku baik-baik saja kakak. " ucapnya.

Setelah puas Jargan melepaskan pelukannya mengusap lembut pipi adik semata sayangnya.

"Arlina. "

Mendengar panggilan pangeran didepannya membuat Arlina menoleh.

"Pangeran. " ucapnya.

Greb!

Arlina terkejut, pangeran Keandra memeluknya. Bahkan lainnya tidak kalah terkejut, apalagi untuk raja Alaska, ratu Lusiana, pangeran Reandra, Jargan dan ke-enam temannya lainnya berserta ke-enam menteri.

"Pangeran? "

"Syukurlah kau selamat.. " liriknya ditelinga Arlina.

Hal itu membuat Arlina mendesir dan merasakan pelukan lembut dari pangeran Keandra memeluknya.

"Aku bahagia kau selamat. Aku takut kehilangan dirimu Arlina.. " bathin Keandra merasakan kelegaan.

Lalu Keandra melepaskan pelukannya.

"Em.. Arlina kau baik-baik saja? " tanya Leandro mencairkan suasana.

"Ah iya, aku baik-baik saja kak Leandro. " jawab Arlina membuat mereka semua menghela nafas lega.

"Arlina! " seru Ghea dan Aluna. Keduanya memeluk erat Arlina. Mereka benar-benar khawatir.

"Aku baik-baik saja kalian tidak perlu khawatir. " ucap Arlina begitu melepaskan pelukannya.

Ghea dan Aluna yang mendengar itu bernafas lega. Mereka tersenyum bahagia dan mengangguk. Keduanya kemudian bergeser disamping kiri Arlina.

"Oh, ya ini. " Arlina menyerahkan tujuh bom didalam dekapannya. Melihat itu Fasya mengambil bom yang berhasil dimatikan dengan sempurna meski satu bom sudah meledak.

"Baiklah aku akan menyelidiki nya. " ucap Fasya.

"Baiklah karena sudah seperti ini maka pertandingan ketiga untuk sementara akan ditunda. Lainnya memerlukan istirahat terutama kau Arlina. Obati lukamu. " ucap Raymond.

"Baiklah! " balas Arlina dan lainnya.

*

*

*

Dikediaman Kimendra.

Arlina kini sudah duduk diruangan biasanya. Diruangan ini lengkap Jargan, Keandra, Leandro, Andrean, Nikolas, Anshel, Fasya, Vincent. Saat pulang, Arlina langsung disambut Hikari yang sempat pingsan tadi. Baik Hikari maupun Hikosi merasakan kelegaan begitu melihat Arlina berhasil selamat.

Terlihat Arlina duduk dengan beberapa plester dan perban untuk menutup lukanya.

"Jadi bisa kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi dipertandingkan kedua? " tanya Jargan.

"Jadi setelah pertandingan dimulai semuanya berlari menuju titik dimana sandera berada. Baik aku maupun lainnya bersama melewati rintangan yang ada. Baik anak panah atau bola api. Hingga sampai disandera. Kami melawan panitia yang memang menjadi penyandera. Aku melihat asap dibelakang dan saat menoleh aku terkejut melihat bom yang memiliki jumlah 8. Apalagi bom itu aktif dan khawatir akan membunuh semua orang aku meminta menghentikan pertandingan ini karena bom itu. Panitia itu awalnya terkejut dan meminta semua orang untuk pergi dari lokasi. Panitia, Aluna atau Ghea memintaku untuk ikut bersamanya namun aku menolaknya. Karena khawatir jika bom itu akan meledak saat orang sedang berusaha menyelamatkan diri. "

"Lalu... "

Flashback

Selepas kepergian panitia, Aluna, Ghea dan lainnya Arlina mengeluarkan sinai miliknya untuk memotong sumbu dan pemicu ledakan.

SREET

SREET

SREET

Satu persatu bom berhasil Arlina matikan. Dan tersisa satu orang.

"Tinggal satu.. " Arlina mendekati bom terakhir dan berniat mematikan juga. Namun dan dia terkejut melihat sumbu itu hampir habis otomatis bom itu akan meledak.

Arlina dengan cepat mengamankan bom yang sudah dia matikan dan berlari secepat mungkin menghindari bom.

DHUARR! BLARRR

DHUAGH

BRUKK

Arlina mental karena efek ledakan yang cukup besar membuat dirinya menghantam dinding dan jatuh. Dengan cepat dirinya melindungi kepalanya agar tak terkena puing-puing ledakan. Dan Arlina selamat meski dia harus terluka terutama bahu, kaki dan kepala yang memar.

Flashback Off

Mendengar itu Jargan dan lainnya terkejut.

"Lain kali jangan lakukan itu! " seru Keandra.

Hal itu membuat Arlina tersentak terkejut. Menatap kearah pangeran yang kebetulan berada disamping kirinya sejak awal datang. Sementara disamping kanannya adalah Jargan. Sementara Jargan dan lainnya juga menatap kearah Keandra. Mereka curiga jika Keandra menyukai Arlina terlihat bagaimana sikap Keandra beberapa kali kepada Arlina apalagi tadi.

"Pa-pangeran.. "

"Aku serius, lain kali jangan ulangi. " ucap Keandra terlihat kesungguhan dimatanya.

"Ya sudah Arlina kau istirahatlah. Apalagi lukamu belum kering. " ucap Jargan akhirnya.

"Pergilah istirahat. " tambah Keandra melihat Arlina akan protes.

Hingga Arlina akhirnya pergi dari keruangan ini menuju kamarnya untuk istirahat. Selepas kepergiannya, Jargan melihat kearah Keandra. Beberapa kali sikap Keandra aneh.

"Kenapa kalian menatapku begitu? " tanya Keandra dingin.

"Keandra beberapa kali aku melihat reaksi berbeda untuk Arlina. Apa kau menyukainya?" tanya Nikolas to the point.

"Kenapa kau bertanya begitu? " bukannya menjawab justru Keandra melemparkan pertanyaan.

"Aku curiga jika kau menyukai Arlina. Apalagi reaksimu saat dipertandingkan tadi. ' tambah Anshel.

"Mungkin cuma perasaan kalian. " ucap Keandra beranjak dari duduknya dan pergi dari ruangan itu.

Melihat kepergian Keandra begitu saja membuat keyakinan mereka semakin meningkat.

"Aku semakin dengan reaksimu jika kau menyukai adikku pangeran Keandra. Jika itu benar maka aku mengizinkan kamu selama kau tidak akan pernah menyakiti Arlina. " bathin Jargan.

"Kami tau kau menyukai Arlina. Kau tidak bisa membohongi kami. " bathin Nikolas, Vincent, Fasya, dan Anshel.

"Perasaan ini tidaklah asing. Namun aku percaya kau menyukai Arlina. " bathin Leandro dan Andrean.

"Aku tidak hanya sekedar menyukaimu. Perasaan Ini lebih dari apapun. Kau milikku, baik dulu maupun sekarang. Selamanya kau milikku. " bathin Keandra yang sudah meninggalkan meshion Kimendra.

"Siapa kau sebenarnya Keandra? Apakah kau... " bathin Arlina yang saat ini berada dikamarnya.

Dua perasaan yang mengalir dan saling terhubung, menyatu menjadi satu. Meski ditempat berbeda namun hati keduanya saling melengkapi hingga mereka memiliki perasaan dan rasa yang sama.

1
Naturelight
bru ngintip
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺
Garl4doR
Gegara masih 5 tahun pikiranku menggambarkan Arlina kayak Anya Forger/Slight/ semangat terus thor/Grin/
Tiểu long nữ
Kehabisan kata-kata. 😶
shora_ryuuka shoyo
Gemesin banget karakternya!
Amalia Mirfada
Cerita ini memikat emosi dan perasaanku sepanjang waktu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!