Embrace The Journey

Cahyaka

Setelah beberapa hari berlalu aku tak mendapatkan kabar apapun darinya lagi, pernikahan nya hanya tinggal 4 hari lagi. Wajar saja bukan, dia pasti sedang sibuk sibuknya untuk persiapan acara pernikahannya. Semalam mamah dan ayah menelpon ku mereka katakan bahwa sedang sibuk sibuknya mempersiapkan acara pernikahan askara karena setelah akad dan resepsi selesai, di rumah askara akan ada acara ngunduh mantu. Mereka juga sudah mengingatkanku agar ada waktu untuk pulang.

"Jangan lupa, nanti hadir di acaranya ska, dia pasti ingin kamu hadir"

"Iya mah, Aya juga udah janjian sama temen Aya untuk barengan dari sini ke acara pernikahannya askara"

"Temen yang mana ay?"

"Temen Aya dan ska waktu SMA mah, kebetulan pas askara habis nganter Aya ke kost, kami bertemu sebentar untuk reuni bertiga"

"Ya sudah kalau begitu, jangan lupa selalu kabari mamah dan ayah ay"

"Iya mah"

Bukankah sekarang semuanya sudah benar benar terasa jelas bahwa aku harus melupakan nya, melupakan kenangan yang membuat ku selalu jatuh cinta kepada nya. Aku harus menghapus semua jejaknya, agar aku benar benar bisa melupakan perasaan ini terhadap nya. Mari lakukan cahyaka, kamu pasti bisa setelah menghadiri pernikahan nya nanti, kamu sudah harus benar benar merelakan dia yang sudah menjadi First love mu selama ini. Mari ucapkan selamat tinggal askara semoga kamu bahagia selalu, selamat tinggal untuk kisah cinta yang bahkan belum aku mulai. Terima kasih sudah pernah menjadi bagian dari hidup ku. Kini aku harus berhenti berharap. Akan aku genggam hati ku sendiri dan akan selalu ku simpan di dalam lubuk hati. Perpisahan kali ini hanya untuk ku, untuk perasaan ku. Semoga dia adalah takdir yang terbaik untuk mu.

Askara

Hari ini akan ada acara pengajian di rumah mempelai wanita. Sudah sangat dekat dengan acara inti. Aku harap semua ini akan berjalan lancar sampai selesai acara. Bahagia, itu lah yang ku rasakan. Hampir selesai sudah perjuangan ku, setelah ku jabat tangan ayahnya nanti dan semua orang mengatakan SAH, dia akan benar benar menjadi milik ku se utuhnya. Aku akan bekerja lebih keras lagi, akan aku buktikan pada seluruh dunia bahwa aku pantas untuk mendampinginya di sisa hidupnya. Akan aku persembahkan yang terbaik untuk kekasih hati ku ini.

Setelah waktu kurang dari setahun ini aku manfaat waktu sebaik mungkin untuk mencapai semua yang ingin di raih dan di cita citakan. Akhirnya setelah semua stabil, dan aku rasa inilah akhirnya aku putuskan untuk melamarnya untuk menjadi istri dan ibu dari anak anak ku. Setelah dia menerima lamaran ku aku sungguh sangat bahagia. Kami sudah lama menjalin hubungan ini dan aku tak ingin lama lama membuang waktu untuk sebuah hubungan yang hanya terikat oleh status pacaran saja. Aku sudah cukup mengenal nya dan dia pun sudah cukup mengenalku, jadi apa lagi yang harus di tunggu lagi oleh ku, setelah mendapatkan seseorang yang ku rasa sudah pantas ku miliki, kalau bukan ke pelaminan kemana lagi bukan.

Mau ku beri tahu rahasia ku. Viola bukan cinta pertama ku, tapi dia adalah seorang wanita yang pantas ku miliki, jadi aku tidak menyesal mencintainya, meski dia buka yang pertama tapi aku berharap dialah pelabuhan terakhir untuk cintaku ini. Kalian ingin tau siapa cinta pertamaku, Cahyaka ya dia adalah cinta pertamaku. Saat pertama kali aku bertemu dengannya saat aku baru pindah ke kompleks ini, aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya. Aneh bukan kah aku masih kecil waktu itu kenapa aku bisa merasakan jatuh cinta kepadanya, tapi setelah bertahun tahun kemudian kita tumbuh bersama kalian tau, perasaan ini masih sama. Saat melihatnya jantung ku berdebar sangat kencang, tapi aku cukup pengecut untuk mengutarakan perasaan ku kepadanya. Ingin menyangkal perasaanku sendiri terhadap nya, membuat ku sempat beberapa kali menjalin hubungan dengan perempuan lain. Berlindung atas nama sahabat aku selalu berada di sampingnya, melindunginya dan mencintai dia secara diam diam. Bodoh bukan? Aku memang laki laki yang bodoh. Aku tak ingin jauh darinya jika saja aku memulai hubungan dengannya dan akhirnya hubungan kita tidak terjalin lancar lancar saja, bukan kah nantinya kita akan menjadi orang asing, aku tak ingin itu terjadi dan inilah akhirnya aku hanya menyimpan perasaan ku sendiri, biarlah hanya aku yang tau tentang perasaan ku terhadap nya. Sampai pada akhirnya setelah lama kami berpisah dan jarangnya komunikasi. Dan saat aku berada di luar negri kamipun benar benar tak ada komunikasi, hanya aku yang selalu melihatnya di media sosial miliknya, tak ingin mengganggu hari harinya akupun tak berani untuk memberi kabar kepadanya terlebih dahulu. Aku takut dia sudah memiliki dambaan hati, jadi biarlah semua berjalan seperti ini saja, asal dia bahagia dan baik baik saja itu sudah cukup untuk ku.

Aku pikir dia adalah first love never die bagiku tapi ternyata aku salah setelah bertemu dengan seorang wanita ini, ya viola setelah beberapa kali bertemu dengannya dan berbincang aku merasa hati ku berdesir, seperti ada yang berbeda, meski awalnya tak ku rasakan seperti saat bersama cahyaka, tapi bukan kah ini lebih baik untuk ku. Akhirnya setelah lama ku pertimbangkan lagi, aku pun memutuskan untuk memulai hubungan dengan perempuan ini. Setidaknya aku bisa mencintainya seiring berjalannya waktu. Terbukti setelah cukup lama menjalin hubungan dengannya, kami baik baik saja, dan sekarang kami sudah berada di tahap akhir dari hubungan yaitu sebuah pernikahan. Semoga pernikahan kami akan selalu bahagia.

Tapi setelah bertemu dengannya lagi setelah waktu yang cukup lama. Rupanya dia masih memiliki tempat di hatiku. Dia berbeda tak seperti dahulu. Melihatnya seperti ini, membuat ku ingin melindunginya, ber\*\*\*\*\*k bukan, ada apa dengan ku, aku merasa seperti sedang berkhianat kepada viola. Aku minta maaf vio, pria mu ini ternyata belum sepenuhnya benar benar melupakan perasaannya terhadap perempuan ini. Maafkan lelakimu ini sempat goyah sedikit dengan perempuan yang ternyata masih memiliki ruang di hatinya ini. Tapi aku berjanji viola, ini tak akan mengubah apapun tentang kita. Aku tak ingin di goyahkan lagi dengan kehadiran wanita ini, aku tak ingin menyakiti hati mu viola. Biarlah wanita ini menjadi sebuah cerita di masa lalu bagi ku. Sekarang kamu lah yang akan menjadi cerita di masa depan ku. Selamat tinggal cahyaka, aku benar benar harus merelakan mu, memang sudah jalan takdirnya seperti ini. Pernikahan ini membuat aku sadar, jika inilah saat yang tepat untuk aku benar benar melupakan mu. Semoga kamu mendapatkan pasangan yang baik nantinya. Dan aku selalu ber do'a untuk mu agar kamu selalu bahagia.