NovelToon NovelToon
BINTANG DI SURGA

BINTANG DI SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Karir / Romansa
Popularitas:749
Nilai: 5
Nama Author: Arnesh Yadha

kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.

Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.

Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.

Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan Lagi

Kanaya yang berlari mundur tidak menyadari jika dia sudah berada dipintu lift, karena kaget dengan apa yang dipijaknya dia pun oleng sehingga menabrak tubuh kekar kenzio, pria itu kaget karena ditabrak dipunggungnya dan berbalik, ternyata malah Kanaya sudah terjengkang di belakangnya dengan posisi yang tidak etis. Tawa pun menyembur melihat posisi gadis kecil itu. Kanaya mencebik karena malu , akibat posisi jatuhnya, dia pun salah tingkah sendiri. Beruntung pintu lift segera tertutup sehingga tak banyak yang melihatnya bahkan didalam lift hanya ada mereka berdua, karena lift ini adalah lift khusus para petinggi perusahaan.

Zio membantu kay untuk berdiri meskipun masih tertawa.

" OMG.. Appa.. " Ucap Kanaya sambil memegang pipinya.

" Apaan sih, ga jelas deh kamu"

" Hehehe... Om ganteng banget sih, baru diimpor mama ya dari Korea?? " Tanyanya sambil mengerjap kan matanya sok cantik

" Makin ga jelas kamu dhèk.. " Ucapnya sambil tersenyum.

" Emm... Om baru ya disini, soalnya aku baru liat, dulu saat mendiang papa masih adapun aku ga pernah tuh liat om disini..? "

" Iya, aku baru hari ini datang kesini, soalnya baru mau mengikuti seleksi"

" Seleksi apa om, jangan bilang kalo seleksi.. Omg.. Ga boleh ... " Ucapnya sambil melotot dan menggelengkan kepalanya

" Ga boleh apalagi sih dhek, kamu aneh tau gak?! "

Percakapan mereka berhenti kala mereka sampai dilantai yang dituju. Zio melangkahkan kakinya lebar keluar dari lift sambil menggelengkan kepala karena heran dengan tingkah gadis kecil didepannya. Kay pun langsung melesat berlari bahkan melewati zio menuju ruangan mamanya. Tanpa mengetuk dia langsung masuk dan menghambur ke mamanya yang tengah duduk di kursi kebesarannya.

" Astaghfirullah... Kay, apa-apaan sih kok pakai lari kayak gitu, sampai ngos-ngosan lagi, itu lagi pak tomo malah ditinggal, untungnya beliau sampai duluan.. " Ucap tantri sambil memeluk putrinya dan mendudukkan dipangkuannya sambil merapikan rambut berantakan Kay. Gadis itu malah dengan asik meneguk minuman digelas mamanya hingga habis.

" Ahhh... Alhamdulillah.. Seger... Hehehe.. "

Tantri menggeleng dan menciumi pipi gembul putrinya.

" Aku mau ajakin mama makan siang, pasti belum makan kan, eh iya ma tadi ada oppa oppa Korea lho dikantor ini, aku bareng dia tadi tapi ga tau dia mau kemana" Kata Kay sembari turun dari pangkuan sang mama dan berjalan menuju sofa dimana pak tomo tengah menata makanan dimeja.

" Non, ibu.. Bapak pamit kebawah dulu njeh, "

" Lho ga ikut makan sekalian pak?! " Tanya Tantri

" Mboten bu, tadi bapak udah makan sambil nunggu non Kay keluar, hehehehe.. "

" Oh... Ya udah pak, maturnuwun njeh.. "

" Injeh bu, permisi"

Tantri mengangguk dan pak tomo pun meninggalkan ruangan itu. Sesampainya di luar , pak tomo bertemu zio, pemuda itu nampak celingukan mencari sesuatu, dia terlihat agak risih karena Marsya nampaknya sengaja menghadang pemuda itu. Marsya adalah sekretaris baru disana, dia baru direkrut dua bulan lalu menggantikan wulan yang sedang cuti melahirkan. Dia memang centil dan suka menggoda pria tampan yang ada di perusahaan itu. Pak tomo pun menghampiri mereka.

" Aden lagi cari siapa ya, aden ... Den kenzi kan, putra mendiang pak abim?! " Tanya pak tomo, karena memang dia kenal dengan  kenzio yang dulu suka ikut papanya ketika mengadakan pertemuan bisnis dengan Bima.

" Eh.. Pak.. Tomo ya, ya ampun pak.. Ternyata bapak masih ingat saya... Hahaha.. "

" Ya inget lah den, kan bapak belum pikun, cuman tambah tinggi aja kan aden, tapi mukanya masih familiar lho dan makin ganteng.. " Jawab pak tomo sambil ikut tertawa. Marsya mencibir sinis ke pak tomo karena dianggap mengganggu aktivitas nya.

" Eh iya pak, ruangan mbak Tantri yang mana ya, tadi saya ada janji ketemu sama beliau. "

" Oh.. Yang itu den, tempat saya keluar tadi, cuman mungkin sekarang beliau sedang makan bareng Non Kay, kalau aden mau gabung silakan, langsung masuk saja"

" Oh.. Trimakasih pak.., permisi mbak saya mau lewat.. " Zio pun melangkahkan kakinya menuju keruangan Tantri. Sementara Marsya makin sewot sama pak tomo, namu  hanya dibalas gelengan kepala oleh pria paruh baya itu.

" Untung sekarang pimpinannya bu Tantri, coba kalo masih mendiang pak Bima , pasti ulet gatel ini akan berulah, astaghfirullah.. Kok ada ya makhluk macam ini" Gumam pak tomo dalam hati sambil mengelus dadanya, lalu berlalu dari tempat itu, tujuannya kini ke pos satpam mau istirahat disana sambil menemani satpam yang bertugas.

Zio mengetuk pintu dan terdengar sahutan dari dalam yang mempersilahkan dia masuk. Setelah mengucap salam, dia pun masuk dan melihat Tantri sedang menikmati makan siangnya bersama celotehan putrinya.

" Eh.. Zi.. Sini ikut makan bareng yuk, Kay bawa lebih kok makanannya.. " Ajaknya ramah

" Makasih mbak, tadi saya sudah makan kok sebelum kesini.. "

" Lho oppa... "

" Hus.. Masih bayik ga boleh gitu, ga sopan Kay.. " Tegur Tantri

" Oh iya kenalin ini anakku zi, namanya Kanaya, biasa dipanggil Kay, dan ini kak zio Kay namanya kenzio putranya om abim. "

Kay hanya mengangguk takut ditegur lagi sama mamanya, dia pun kembali menikmati hidangan yang ada didepannya.

Zio dengan tenang menunggu mereka selesai makan sambil mengecek file laporan di HP nya yang dikirim oleh sang mama tadi.

Usai makan Tantri langsung kembali ke mejanya dan ngobrol bersama zio.

" Kenapa kamu ga langsung aja handle perusahaan papamu, kan bisa sekalian belajar juga, lagian ilmu yang kamu dapat dari sekolahmu lebih mumpuni lho dari aku, disini aku ga bisa gaji kamu sebesar di perusahaanmu.. "

" Aku ga peduli gajinya mbak, aku cuman ingin pengalamannya aja, kan cara mbak memimpin sudah terbukti, lagian ada mama yang masih sanggup handle disana sembari kubantu dari sini kan gapapa mbak.. "

" Aku hargai usahamu, dan nanti minta jadwalku sama Marsya, kamu bisa mulai kerja hari ini, selamat datang dan selamat bergabung."

" Hati-hati om, nanti di caplok tante Marsya" Celetuk Kay sambil tertawa

*

*

*

Sore pun tiba, Kay dan mamanya pulang dari kantor tersebut. Pak tomo sudah siap didepan mobil dan langsung membukakan pintu untuk kedua majikannya. Kemudian bergegas mengemudikan mobil menuju kediaman Bimantara.

Kali ini perjalanan cukup lancar karena tak ada kemacetan walaupu  arus lalu lintas lumayan padat. Tiba dirumah Kay langsung mencari mbok yem dan meminta dimandikan. Yups memang kalau manjanya kambuh Kay akan minta dimandika meski usianya sudah hampir remaja.

Pada malam hari selepas makan malam Tantri mengeluhkan sakit dikepalanya, bahkan dia pun merasa mual. Mbok yem dengan sigap memberi pijatan lembut dibahu majikannya. Dia menduga sang majikan kecapean sehingga masuk angin.

" Mbok bikinin teh jae anget njeh bu, biar reda pusingnya.. " Tantri hanya mengangguk sambil memijat pelipisnya.

" Mama kenapa, sakit ya?, kedokter yuk? "

" Gapapa sayang mama mungkin cape, nanti habis  minum teh mama akan tidur "

Kanaya mendekat lalu mengelus perut mamanya " Dedek jangan nakal ya, jangan buat mama sakit" Lalu mengecup perut datar mamanya.

" Hhhh.. Kay, berapa kali mama bilang, mama ga hamil sayang.. " Keluh Tantri, namun kay hanya tersenyum.

Sesuai kata Tantri tadi setelah meneguk teh jahe hangat dia langsung kekamarnya dan tidur.

Pagi harinya Tantri terbangun akibat rasa mual yang mengaduk-aduk perutnya, segera dia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya disana. Terhitung sudah lima kali sejak subuh tadi dia mual dan muntah. Hingga kali ini hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya. Tubuhnya terasa lemas, namun dia tidak boleh menyerah dan malah rebahan.

Dia pun jadi teringat ucapan Kay yang hampir setiap hari mengelus dan mengecup perutnya.

" Astaghfirullah... Apa benar ucapan Kay jadi kenyataan " Gumamnya sambil membuka kalender diponselnya. Memang kalau dilihat sudah hampir bulan ketiga dia belum datang bulan, dia awalnya tetap santai karena memang semenjak kelahiran Kanaya, siklus haid nya memang tidak lancar. Kadang bisa sampai lima bulan dia tidak kedatangan tamu bulannannya. Dia menerapkan kb kalender karena kb hormonal tak ada yang cocok dengan  tubuhnya, kalau iud dia kurang yakin. Akhirnya ingatannya menerawang ketika mendiang suaminya masih hidup. Dari Kanaya berusia delapan tahun suaminya memang meminta menambah momongan tapi belum dikasih rezeki dari Allah meskipun mereka berhubungan dimasa subur, hingga Tantri tak lagi menerapkan kb itu sekitar satu tahun yang lalu. Sejak itu mereka tak pernah melihat kalender lagi setiap berhubungan intim.

Setelah lama termenung Tantri pun menghubungi zio dan meminta pemuda itu untuk menghandle semua pekerjaannya hari ini karena akan periksa ke dokter untuk memastikan kondisi tubuhnya. Dia menyetir mobilnya sendiri, sementara pak tomo mengantarkan Kay ke sekolah.

Tiba dirumah sakit,tantri langsung menemui dr. Pratiwi sahabat sekaligus dokter kandungan yang dulu membantunya ketika mengandung Kanaya. Tadi mereka sudah membuat janji, sehingga bisa langsung melakukan pemeriksaan tanpa harus mengantri.

Dokter Pratiwi meminta Tantri untuk berbaring dibrankar, lalu menyingkap bajunya dan mengoleskan gel pada perut bagian bawahnya sambil menunggu hasil lab keluar. Alat transduser digerakkan perlahan. Mata dokter iwik pun berbinar, nampak hari memandang layar monitor dihadapannya.

" MasyaAllah... Selamat Tri, lihat mereka memang ada dalam rahimmu.. "Sembari mengusap sudut matanya yang berair

" Hah.. Mereka.. Apa maksudmu wik? "

" Iya, mereka Tri, kamu mengandung bayi kembar, kalau aku perkirakan usianya sudah jalan empat bulan.. "

Mendengar itu tangis Tantri pun pecah, dIa tidak menyangka bahkan menyadari bahwa apa yang mereka nantikan saat ini terwujud. Ucapan putrinya jadi kenyataan. Antara sedih dan bahagia itu yang ia rasakan saat ini. Merekapun akhirnya berpelukan, kedua wanita berhijab ini sama-sama menangis haru dalam ruangan itu.

" Kamu harus jaga kesehatan kamu, jangan diporsir bekerja terus, kasian si kembar nanti, jujur saja kandunganmu agak lemah Tri. "

" Aku tau, karena saat hamil Kay dulu juga begitu kan, dan saat itu aku hanya sanggup mempertahankan Kay, dan meluruhkan kembarannya. "

" Tapi tenang aku akan meresepkan vitamin supaya kandunganmu kuat. "

Tantri memutuskan pulang untuk beristirahat saja dan nanti baru memberikan kabar bahagia ini. Kanaya tau kalau mamanya tak ke kantor hari ini, sesampainya dirumah dia langsung berlari masuk lalu melemparkan tasnya sembarangan dan berlari kembali menuju kamar mamanya.

" Assalamu'alaikum mama.... Gimana tebakanku benar kan ma? "

"Iya sayang kamu benar , ada dua dede bayi disini.. "

" Alhamdulillah.... Terimakasih ya Alloh... Terimakasih pa.. " Dia pun memeluk mamanya dan kembali menangis.

*

*

*

Enam bulan sudah usia kandungan Tantri, dan perutnya pun sudah nampak membesar. Dia tetap ke kantor meskipun tak lama disana, sebenarnya dia diharuskan bed rest hingga melahirkan nanti, sama dengan kasus kehamilan pertamanya dulu, namun saat itu, diusia kehamilannya yang ke 20 minggu satu janinnya luruh dengan sendirinya, sementara hanya satu yang bertahan hingga dilahirkan.

Kali ini Tantri tak mau bed rest, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan meskipun sudah ada zio yang membantunya, tetap dia tak ingin membuat zio kerepotan.

" Mbak harusnya istirahat aja dirumah, percaya deh mbak, disini aman kok, semuanya lancar yah walaupun harus kerja dengan cewek segenit Marsya tapi sungguh itu hiburan mbak.. Hahaha.. "

" Justru itu zi, aku ga mau dia gangguin kamu, bukan apa tapi aku yakin kamu pasti risih kan? "

"Hehehe.. Iya sih tapi hasil kerjanya kan bagus, sekalian nunggu mbak wulan balik kan lumayan ada boneka mainan. .. Hahaha... "

" Hust.. Kamu itu ngaco lho.. "

Tiba-tiba Tantri merasakan sakit diperutnya, ia pun meremas sandaran kursi ketika berdiri. Zio panik melihat wajah wanita dihadapannya berubah pucat, ditambah keringat dingin mulai mengucur. Zio tak berani menyentuh wanita itu karena dia tau bahwa Tantri sangat menjaga balasannya dengan lawan jenis, bahkan Kanaya yang kadang agak pecicilan juga sama seperti ibunya, dia tau cara menjaga batasannya meskipun dia belum mau berhijab.

Ketika Tantri hendak jatuh barulah dengan terpaksa zio membopongnya. Zio makin panik ketika tangannya yang tepat memegang bokong Tantri terasa basah, tanpa pikir panjang dia membawa Tantri keluar menuju lift dan langsung ke mobilnya lalu dibawa kerumah sakit. Tantri sudah tak sadarkan diri ketika didudukkan di mobil. Dengan tangan bergetar karena melihat darah ditangannya zio pun bergegas melakukan mobilnya.

Sampai dirumah sakit, dia berlari menuju petugas jaga dan meminta bantuan untuk membawa Tantri masuk, ia pun langsung dibawa ke igd.

Zio menelpon pak tomo meminta agar mengantarkan Kanaya kerumah sakit, kondisi mamanya sedang kritis. Selang lima belas menit Kanaya pun sampai dengan berderai air mata. Dia melihat zio menandatangani berkas yang disodorkan seorang dokter . Kanaya mendekat dan mulai bertanya,dokter tiwi menjelaskan kondisinya. Kanaya pun setuju, baginya asalkan mamanya selamat, kehilangan kedua calon adiknya tak masalah.

Hampir dua jam mereka menunggu didepan ruang operasi. Dokter tiwi pun keluar nampak wajah lelahnya namun juga kelegaan disana.

" Alhamdulillah Kay... Mamamu selamat dan kondisinya sekarang sudah baik, tapi maafkan tante yang gagal menyelamatkan calon adikmu.. Tante.. "

" Gapapa tan, asalkan mama selamat, Kay udah bersyukur, mungkin dede twins lebih disayang sama Alloh dan dipilih untuk mendampingi  papa. "

Zio merasa kagum dengan ketegaran gadis kecil yang baru berusia  sebelas setengah tahun ini. Dia saja sempat down ketika kehilangan papanya dulu. Merekapun menuju kamar rawat Tantri, sementara pak tomo mengebumikan jasad dua janin Tantri di pemakaman umun tepat disebelah pusara papanya.

Tantri sudah sadar dari pengaruh anastesi pasca operasi tadi. Matanya nampak sendu memandang wajah sembab putrinya.

" Kay.. Maafin mama ya.. Mama gagal menjaga dede twins.. "

" Gapapa ma, asal mama selamat dan tetap disisi Kay , Kay udah seneng, dede udah bahagia bersama papa disana ma.. "

" Makasih ya om, udah bawa mama aku.. "

1
Kaworu Nagisa
Seru banget nih cerita, aku gk bisa berhenti baca! 💥
Kaworu Nagisa
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Aki
Duh, ga nyangka ini bagus banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!