NovelToon NovelToon
Pendekar Hantu Kabut

Pendekar Hantu Kabut

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Adidan Ari

Cerita ini mengisahkan tentang diri seorang pendekar muda bernama Lin Tian. Seorang pendekar pengawal pribadi Nona muda keluarga Zhang yang sangat setia.

Kisah ini bermula dari hancurnya keluarga Zhang yang disebabkan oleh serbuan para pendekar hitam. Saat itu, Lin Tian yang masih berumur sembilan tahun hanya mampu melarikan diri bersama Nona mudanya.

Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada pemuda itu. Lin Tian terpaksa harus berpisah dengan sang Nona muda demi menyelamatkan nyawa gadis tersebut.

Dari sinilah petualangan Lin Tian dimulai. Petualangan untuk mencari sang Nona muda sekaligus bertemu dengan orang-orang baru yang sebagian akan menjadi sekutu dan sebagian menjadi musuh.

Kisah seorang pengawal keluarga Zhang untuk mengangkat kembali kehormatan keluarga yang telah jatuh.

Inilah Lin Tian, seorang sakti kelahiran daerah Utara yang kelak akan menggegerkan dunia persil

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adidan Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Penderitaan Sang Tuan Muda 2

"Tuan muda, ternyata anda ada di sini."

Ucap seorang pria yang berumur sekitar tiga puluh tahunan. Dia datang bersama tiga orang lainnya yang sepertinya seumuran.

"Tuan muda, pemimpin memanggil anda untuk segera menghadiri acara pesta malam ini." ucap salah seorang lainnya.

Mereka berempat adalah pelayan-pelayan Hu Tao yang paling setia. Setelah ayahnya menjadi pemimpin, banyak para tetua dan anggota-anggota keluarga Hu yang telah menyeleweng. Akan tetapi, keempat orang itu tetap teguh pada pendirian untuk berjalan di jalan yang lurus.

"Ya...." Hu Tao menjawab singkat dengan suara sedikit parau.

"Tuan muda..." gumam orang pertama memandang pemuda itu dengan tatapan prihatin.

Hu Tao bangkit dari duduknya. Jubahnya yang serba putih itu berkibar tatkala tertiup angin malam.

Semenjak keluarga Hu telah berubah total, pemuda ini memang selalu mengenakan pakaian putih. Hal ini menyiratkan jika pemuda ini sedang berkabung dan turut bersedih akan keadaan keluarganya yang sekarang.

Dan semenjak ayahnya menikah lagi, tak pernah sekalipun tampak seutas senyum di bibir pucatnya itu. Wajahnya selalu dihias awan mendung dan matanya yang merah menyala itu sama sekali tidak memancarkan gairah hidup.

Wajah seputih susu itu selalu datar karena hatinya selalu tertekan. Ucapan yang keluar dari bibirnya selalu singkat langsung ke intinya. Gerakannya halus akan tetapi tegap dan tegas. Sungguh berbeda dengan Hu Tao tiga tahun lalu yang ramah dan periang.

Pemuda itu lalu melangkah turun dari batu tempat ia duduk, kemudian berjalan perlahan meninggalkan mereka berempat tanpa berucap sepatah katapun.

"Hiks...sialan....kita tak bisa berbuat apa-apa. Kita benar-benar sampah!!" kata pelayan pertama sambil menangis merutuki kelemahannya sendiri.

Ternyata setelah pemuda albino itu pergi dari sana. Keempat pelayan itu terlihat masih berdiri mematung di tempatnya. Tidak bergerak sedikitpun!!

Kemudian tak lama setelah itu, mereka meneteskan air mata mengingat perubahan drastis dalam diri Tuan muda mereka.

Keempat pelayan itu sangat sedih melihat Tuan mudanya yang dulu begitu baik dan ramah kepada semua orang sekarang berubah menjadi dingin dan pendiam.

Mereka juga sedih dan kesal kepada diri sendiri yang tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Tuan mudanya. Sehingga membuat Hu Tao si pria malang itu menanggung semua kepedihan dan kesengsaraan seorang diri.

Memang Hu Tao bersikap seperti itu salah satunya adalah untuk tujuan ini. Pemuda itu tidak ingin membawa siapapun terlibat atau bahkan harus menanggung akibat dari ulah ayahnya.

Hu Tao berpikir, dialah anaknya dan hanya dialah yang harus menanggung semuanya, tak boleh orang lain ikut campur!

Karena pemikiran inilah, membuat Hu Tao jadi pendiam seperti itu. Selain merasa sangat tertekan, juga dia tidak ada orang lain yang bisa dijadikan tempat bercerita atau setidaknya bisa menghiburnya. Tapi memang inilah yang Hu Tao inginkan.

Pemuda itu suatu saat ingin menebus dosa ayahnya yang sudah terjerumus ke dalam jurang kesesatan itu. Dan dia akan melakukan semuanya seorang diri!! Pemuda ini tidak ingin meminta bantuan kepada orang lain karena tidak ingin menjadi beban orang itu nantinya.

Tetapi, satu bulan lagi Hu Kai malah berencana untuk mengangkat diringa sebagai pemimpin keluarga Xiao.

Hancur sudah semua harapan Hu Tao setelah mendengar rencana itu. Tentu saja jika dia melakuakan hal itu, dosanya dan dosa ayahnya akan semakin besar.

Dia tahu jika Hu Kai ingin dirinya menjadi pemimpin keluarga Xiao adalah supaya keluarga Hu bisa memonopoli tambang batu yang ada di sana, atau yang paling buruk adalah untuk mengumpulkan kekuatan dan memeberontak kaisar. Karena itulah sekarang ini Hu Tao sangat bingung memikirkan bagaimana cara agar dia bisa membatalkan rencana itu.

Dia sadar jika dirinya telah dijadikan alat politik oleh ayahnya, akan tetapi dia tidak berani melawan. Karena selain ayahnya lebih lihai daripadanya, juga karena Hu Kai adalah ayah kandungnya, mana mungkin dia begitu berani untuk menentang ayahnya sendiri.

Pemuda itu berjalan perlahan melewati lorong rumahnya. Matanya sendu seperti menyiratkan sebuah kesedihan yang mendalam.

Setelah beberapa menit, akhirnya sampailah ia di ruang pesta. Terlihat ayahnya sedang duduk di kursi kebesarannya. Di samping kiri duduk pula seorang wanita yang sangat cantik, memakai jubah warna merah jambu dengan hiasan motif bunga lotus, bibir merahnya yang selalu menyunggingkan senyum membuat setiap lelaki yang ada disana terpaku dan terpana melihat wajah cantik nan elok itu. Dialah ibu tirinya.

Di sebelahnya juga duduk seorang wanita yang berwajah dan berpakaian sama persis seperti ibu tirinya itu. Mereka berdua inilah sepasang wanita kembar yang berjuluk Si Cantik Setan Kembar.

Makin sendu pandang mata Hu Tao melihat kedua orang itu. Bagaimana mungkin ayahnya yang dulu ia kenal sebagai orang gagah pembela kebenaran, sekarang ini bisa menikah dengan si wanita iblis itu. Mengingat hal ini, makin perihlah hati pemuda itu.

Di samping kanan Hu Kai, terlihat sebuah kursi kosong. Itu tak lain adalah kursi tempatnya duduk.

Tanpa berlama-lama lagi, Hu Tao kemudian menghampiri kursi itu dan duduk di sana, memandang kearah pengunjung dengan raut wajah datar.

"Hahaha....putraku, mengapa kau begini murung? Kau seharusnya senang karena ayahmu ini telah mengadakan pesta besar untuk merayakan pengangkatan pemimpin keluarga Xiao yang baru dalam beberapa minggu lagi." kata Hu Kai. Pria kurus itu berkata sambil memberilan segelas arak kepada anaknya.

"Hm...terima kasih." jawab singkat pemuda itu seraya menerima segelas arak dari ayahnya.

"Hihik....Hu Tao sayang....kau ini dingin sekali ya..." kali ini ibunya yang berkata.

"Hoh...dingin? Sekarang aku ingin lihat apa kau bisa menahan ini." ucap pula kembaran ibunya sambil bangkit dari duduk dan tiba-tiba meletakkan tubuhnya di atas pangkuan Hu Tao.

"Bagaimana anak muda....hm?" katanya dengan menampilakan senyum nakal seraya mengelus dagu Hu Tao dengan manja

Pemuda itu hanya mendengus dan memandang tajam. Sinar matanya yang tadinya layu kini memancarkan kebencian yang teramat sangat kepada perempuan dihadapannya itu.

"Dasar lacur!!" umpatnya dalam hati.

Tentu saja wanita itu sadar akan pandang mata Hu Tao. Dia kemudian hanya tertawa lalu bangkit dan kembali ketempat duduknya.

"Hahahaha....sungguh anak yang manis" ucapnya ketika sudah duduk kembali di kursinya.

Hu Tao cepat-cepat meminum araknya lalu meletakkan gelas kosong itu di atas meja sebelahnya dengan kasar.

Jujur saja diantara semua orang dari keluarga Hu yang telah menyelewang. Kedua orang itulah yang paling ia benci, karena mereka berdua ini yang menyebabkan ayahnya menjadi seperti itu dan membuat keluarga Hu menjadi berantakan.

Hu Tao kembali memandang kearah para pengunjung. Dia benar-benar sangat prihatin melihat semua ini.

Keluarga Hu benar-benar hancur. Mereka semua telah kehilangan adab dan moral kemanusiaan.

Buktinya, terlihat diantara para pengunjung itu yang secara terang-terangan dan tanpa malu melakukan hal-hal kotor dan cabul di tempat umum seperti itu. Dan mereka semua ini kebanyakan adalah para pembesar keluarga Hu.

Apalagi seorang pria dempal yang sedang berada di pojok ruangan bersama empat orang gadis itu. Dia malah sudah melakukan hubungan perzinahan dengan semangatnya di tempat itu. Empat gadis itupun sudah tidak ada yang berbaju utuh lagi.

"Apa-apaan ini?" Inikah keluarga Hu? Satu dari tujuh keluarga itu? Keluarga penopang kekaisaran itu? Jangan bercanda!!" batin Hu Tao memberontak.

Wajahnya menjadi merah karena menahan amarah yang sudah memuncak. Tangan kanannya mencengkram pegangan kursinya kuat-kuat.

Tapi walaupun begitu, jauh di lubuk hatinya yang terdalam, Hu Tao sedang menangis melihat semua ini.

"Siapapun, tolong aku..." teriak pemuda itu dalam hati kecilnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BERSAMBUNG

1
Run Run
lanjut
Karma Palla
brp umur mc sekarang....
Ludwig Caspar SiregarChan
kenapa seakan akan isi cerita mau diarahkan ke sepasang pendekar naga putih.. ntar jadi hilang Thor cerita tentang pendekar hantu kabutnya... ah.. kok sepertinya jadi tidak konsisten ya authornya... jadi mulai kehilangan fokus isi ceritanya nih..
Tamal Kdi
/Good//Good/
amang
repot amat. tinggal baca nikmatin suguhan dari author sambil ngopi roko
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍
Jumadi 0707
knp mc gk bli cincin pnyimpanan kan dpt upah dr nolong usir prampok
Adidan Ari: nopel ini gk ada sistem cincin cincin ruang gitu/Sweat/

ya maap
total 1 replies
Jumadi 0707
iya gk pinter cari duit
Ambara Sugun
lin tian dan zang q kenapa tidak nikah saja terlalu berbelit belit padahal saling sudah suka
Laghrima~
mampir juga di novel baru aku ya Perjalanan Pendekar Pedang Naga semoga kakak menyukainya jangan lupa tinggalkan jejak juga yah
Laghrima~
awalannya bgus bangettt
ABDUL MALIK
Luar biasa
Ambara Sugun
kenapa tidak dijarah kekayaannya
Arsi Oke
Lumayan
Khoirul Anam
Luar biasa
Rino Wengi
kenapa penjahat nggak dibunuh? nambah musuh doang
ahmad sudrajat
Luar biasa
Ambara Sugun
ternyata pedang dewi salju kalah dgn clurit hahaaa
Ambara Sugun
thor lupa ya lin tian punya cincin ruang
Adidan Ari: enggak, emang gk ada sistem cincin ruang di novel ini ngab🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!