Memiliki wajah cantik blesteran, membuatnya menonjol di antara gadis lainya. Tapi kisah hidupnya tak seindah wajahnya. Jessyca
Karena sang Mama meninggal sejak lama, membuat Ayahnya menikah lagi. Tapi keluarga baru, justru membuat hidupnya semakin sulit.
Hingga suatu saat, neneknya telah memilihkan jodoh untuknya. Yang menyebabkan ia 'kawin gantung' di usia muda.
Apakah kehidupan Jessy akan lebih baik? Atau malah sebaliknya!!!
Cuzzz kita lanjut ☺☺☺☺🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AuraAurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah Lama
Jessy sekarang berada di mobil Meili, bersama Tasya dan Meili sebagai supirnya.
Akhirnya dengan sejuta rayuan dan sejuta drama Meili berhasil membujuk Jessy agar ikut.
Mereka sekarang menuju tempat diadakannya pertandingan futsal sekolah mereka dengan sekolah lain.
Jessy menautkan kedua alisnya setelah menyadari jalan yang di lalui mobil mereka.
Dan benar saja Meili membelokkan mobilnya memasuki halaman sekolah lamanya.
Jessy hanya menghembuskan nafasnya kasar, jika tau begini ia benar-benar tidak akan ikut. Malas sekali ia harus datang ke sekolah lamanya.
"Jessy ayo turun!" Meili melihat Jessy masih tetap berada di posisinya. Sedangkan Tasya juga sudah turun dari mobil.
"Kalian aja yang pergi, gue di sini." tolaknya.
"Kok gitu!" Meili yang tidak setuju. "Ayo," ajaknya lagi. Kemudian ia membuka pintu belakang mobilnya, di mana Jessy duduk. Dan di detik berikutnya ia menarik tangan Jessy.
"Meili!" geram Jessy. Tapi tak urung juga ia mengikuti kemana temannya itu menariknya.
Di lapangan yang akan di gunakan bertanding, ternyata sudah banyak murid yang memenuhi kursi penonton.
Tidak hanya murid dari sekolah lawan, tapi banyak juga murid dari sekolah Jessy yang ikut menonton.
Ternyata Lisa dan Tia sudah lebih dulu sampai di sana. Kedua gadis cantik itu menjadi daya tarik dari sekolah lawan karena mereka berdua juga tidak kalah cantik dengan Jessy.
Tentu saja kedua gadis itu merasa sangat senang bisa menjadi pusat perhatian para siswa. Mereka duduk dengan angkuh di deretan bangku paling depan.
Hingga beberapa saat semua penonton menjadi riuh ketika Nathan dan kawan-kawan memasuki lapangan.
"Ternyata benar, mereka sangat tampan. Apalagi kak Nathan. "
"Iya, andai saja gue dulu sekolah di sekolah mereka."
"Kalau begini, gue belok aja dukung mereka."
Bahkan siswi dari sekolah lawan saja begitu mengagumi ketampanan seorang Nathan.
"Bro, liat kita jadi artis di sini." celetuk Ariel.
"Jelas bro, ketampanan kita di atas rata-rata." Reza yang ikut menimpali dengan bangga nya.
Sedangkan Nathan, dia hanya bersikap biasa. Baginya hal seperti itu sudah biasa ia alami. Bukannya sombong, tapi kenyataannya dia memang yang paling tampan di sana.
Belum juga mereda histeria para siswi, sekarang giliran para siswa yang tampak riuh menyadari kehadiran Jessy, Tasya dan Meili.
"Bidadari kita datang."
"Iya sudah lama kita nggak liat yang seger-seger."
"Satu aja udah seger, ini malah tiga bro."
"Tapi tetep Jessy pemenang hati gue."
Lisa dan Tia yang sama-sama mendengar nama Jessy, kemudian mengikuti arah pandang mata mereka. Benar saja, mereka bertiga sudah duduk di bangku depan paling ujung.
"Sial, kenapa mereka pakai dateng segala sih?" Lisa yang tidak suka melihat kehadiran tiga cewek cantik yang sekarang mengalihkan perhatian para siswa yang sebelumnya tertuju padanya.
"Iya, apa mereka masih kurang aja merebut perhatian cowok di sekolah." Tia juga ikut tidak suka melihat mereka.
"Wah! Mereka semuanya tampan-tampan." Meili berbinar melihat banyak cowok tampan di lapangan. "Iya kan?" Ia menoleh ke arah Tasya dan Jessy.
Tasya hanya tersenyum menanggapi ocehan Meili.
"B, aja." Jawab Jessy datar.
Meili mengerucutkan bibirnya mendengar itu.
Di lapangan dua kelompok yang akan bertanding sudah berkumpul. Ternyata Reno juga ikut bermain untuk mewakili sekolahnya.
Kalau murid lain sedang antusias menantikan pertandingan yang akan di mulai, berbeda dengan Jessy yang memulai memasang earphone nya.
Karena bagi Jessy, keramaian adalah hal yang paling tidak disukainya. Apalagi teriakan-teriakan para siswi yang memekakkan telinga.
Di detik berikutnya, ketika pandangan Jessy ke arah lapangan. Ternyata tatapan itu terkunci oleh pandangan Nathan yang juga menatapnya.
Beberapa detik kemudian Jessy membuang pandangannya. "Jessy, lo bodoh! Kenapa juga lo ngeliat nya." batinnya.
Jessy menggelengkan kepalanya menyadari kebodohannya.
Nathan tersenyum tipis melihat itu.
Ternyata pandangan Reno juga tertuju pada Jessy. Tapi bedanya ia tersenyum nakal dengan khayalan nya.
...----------------...
...Kalau nanti matanya masih kuat melek, aku up lagi. Tapi jangan lupa dukungan nya juga ☺🥰...
